Mohon tunggu...
KIDUNG NAWANG
KIDUNG NAWANG Mohon Tunggu... Administrasi - kehidupan penuh dengan cerita

Hidup penuh perjuangan lagi ga mau jadi pengangguran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup adalah Perjuangan

16 Januari 2020   13:10 Diperbarui: 16 Januari 2020   13:16 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengalaman hidup ketika pertama memasuki dunia kerja, pada dasarnya saya adalah orang yang sangat malas dan bodoh, pernah tidak naik kelas, dan lulus kuliah pun tergolong lama serta sempat menerima surat pernyataan siap di DO kalau tidak lulus di bulan agustus 2014, tapi alhamdulilah bulan januari 2014 saya sudah dapat jadwal sidang dan di wisuda pada bulan februari 2014, walu dengan nilai yang tergolong pas pasan karena memang saya berasal dari jurusan ilmu sosial yang notabene para alumninya memiliki nilai yang tinggi (rata-rata diatas 3 koma).

Awalnya ketika awal-awal lulus sempat pesimis akan mendapatkan pekerjaan mengingat usia saya pada saat itu telah menginjak 27 tahun. Rata -- rata perusahaan meminta usia bagi fresh graduate adalah 25 tahun maksimal, pernah terbesit didalam benak untuk langsung merambah dunia wirausaha walau tidak memiliki pengalaman sama sekali, dan hambatan pertama adalah meyakinkan orang tua untuk mengizinkan terjun kedunia usaha dan meminta sedikit modal, akan tetapi setalah saya berbicara kepada orang tua, saya tidak diizinkan untuk terjun kedunia usaha langsung akan tetapi Mereka menyarankan agar saya lebih baik bekerja terlebih dahulu dan belajar bagaimana cara agar dapat menjalankan suatu usaha. 

Dari sana saya mulai melamar lamar pekerjaan, baik melalui media online maupun konvensional, saya sebar sebanyak banyaknya surat lamaran, berbulan bulan saya lakukan tes demi tes saya jalani tapi belum ada hasilnya hingga akhirnya saya keterima di suatu perusahaan yang bergerak dalam bisnis operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik. 

Rasa senang dan sedih pun mulai merasuki pikiran karena saya harus meninggalkan kampung tempat saya dilahirkan dan dibesarkan, saya tidak punya pilihan mengingat usia saya pada saat itu sudah menginjak ke angka 28 tahun, dan saya belumpunya pengalaman kerja, berat rasanya saya menjalani itu semua.

Satu bulan sudah berpisah dengan keluarga rasa sedih itu pun masih membayangi, orang tua, kakak, adik, keponakan, teman. Pernah terbesit dalam pikiran untuk meninggalkan perusahaan tersebut dan kembali ke kampung, disaat saat seperti itu orang tua saya terus memberi semnagat kepada saya agar saya terus bekerja dan terus semangat itu semua saya jalani, hingga akhirnya saya dapat mutasi ke suatu tempat yang sangat jauh, disaat saya sudah mulai semangat dalam menjalani pekerjaan saya kena mutasi dan patalah semua semangat saya tersebut.

Hari hari saya jalani di tempat baru tersebut semua orang terus memberi semangat, saya jalani itu semua dengan kesabaran, dan terus berdoa kepada Sang Maha Pencipta, agar saya dapat mutasi lagi. 

Setelah beberapa minggu menjalani di tempat baru saya terbesit untuk menjalani kehidupan berkeluarga, dan pada saat itu kebetulan ada hari libur, saya masih ingat itu adalah libur hari kemerdekaan Negara kita, yang kebetulan jatuh pada hari senin, dan saya langsung pergi ke kota tempat pacar saya dan langsung mengutarakan maksud untuk mempersunting pacar saya menjadi istri saya, saya langsung bilang ke ayahnya dan Alhamdulilah saya diterima.

Saya berhjarap dengan saya menikah hidup saya akan berubah menjadi lebih baik, akhirnya kami menikah akan tetapi masih harus hidup dengan menjalani hubungan jarak jauh, beberapa bulan saya jalani hubungan seperti itu, saya pun akhirnya mencurahkan kepada kawan tentang apa yang saya jalani, keluh kesah saya saya ceritakan kebetulan teman saya tersebut tersentuh dengan apa yang terjadi pada saya, dan akhirnya keluh kesah saya disampaikan kepada atasannya dan Alhamdulilah saya dapat mutasi lagi kekota tempat istri saya tinggal. 

Di sanalah kehidupan berumah tangga mulai benar benar terasa, hingga akhinya saya punya anak lengkap sudah kebahagiaan ini, hingga saatnya mimpi buruk itu terjadi, hampir setiap malam saya selalu bermimpi akan terkena mutasi lagi ke luar kota yang saya sendiri belum tahu pada saat itu.

Mimpi tersebut selalu membayangi saya dan itu membuat saya tidak nyaman, dan akhirnya saya memutuskan dalam hati saya bahwa saya akan jalani saja dulu pekerjaan ini apabila saya terkena mutasi itu terserah nanti, tergantung keputusan saya nanti apakah akan terus bekerja dan menjalani keputusan perusahaan atau saya langsung ajukan pengundururan diri.

Keyakinan saya tersebut saya pendam dalam hati hanya untuk sekedar menangkan diri, hingga akhirnya pemerintah membuka lowongan rekrutmen CPNS, dan kebetulan dikota tempat istri saya ada lowongan yang pas buat saya, walau itu semua saya harus downgrade, akan tetapi itu semua lebih baik dari pada saya harus jauh dengan kelurga saya, walaupun kota tempat istri saya beda dengan kota kelahiran saya akan tetapi jaraknya hanya sekitar 3 jam saja, dan saya masih bisa leluasa untuk pulang ke rumah orang tua, ketika ada lowongan tersebut saya jalani dengan sangat baik, saya belajar, saya kerjakan latihan soal, memulai mengulas kembali pelajaran saat kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun