Mohon tunggu...
Kidul Wilis
Kidul Wilis Mohon Tunggu... -

The tie of friendship must be the tie of life

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Mereka" di Balik Dahlan dan Jokowi

17 November 2013   07:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:04 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi hal yang umum dalam setiap individu yang akan maju dalam pertarungan politik, selain di kelilingi oleh orang partainya, juga di kelilingi oleh pendukung, baik yang terang terangan atau pun berlindung di balik layar.Begitu juga Dahlan Iskan dan Jokowi tentu mereka berada pada lingkaran orang yang mau berjuang atau sekedar mencari keuntungan, dan pasti ada orang orang yang di untungkan.

Selain Pdip Sudah bukan rahasia kan, kesuksesan Jokowi berkait erat dari konglomerat besar yang biasa bermain proyek kebijakan, sebut saja Edward soeryajaya yang jadi motor, maka, terkumpulah dana csr yang sarat dengan kepentingan,dan bisa terhitung puluhan pengusaha yang telah menanamkan budi pada jokowi, yang tentu menanti hasil kembalinya,"tidak ada makan siang gratis" begitulah ungkapannya.

Di balik Dahlan iskan selain orang orang partai yang mendukungnya, ada orang orang BUMN dan ilmuwan ilmuwan yang selama ini tersembunyi, sebut saja Dr. Keri di kedokteran, Dr. Yudi tomo di bidang tehnologi nuklir, Dr. Eng Eni di bidang tehnologi listrik. Dan banyak lagi tokoh tokoh yang siap berkarya.

Dari kedua kelompok tersebut dapat di lihat perbedaan yang amat mendasar dalam segi kepentingannya dan kontribusinya untuk bangsa ini.konglomerat swasta untuk memperkaya diri sendiri berdepan orang orang bumn yang berjuang untuk negara.

Bagi mereka konglomerat tentu mereka akan mendapat keuntungan bisnis,berskala besar sebagai imbal balik dari dukungannya, ini bisa di lihat proyek monorel yang di menangkan Edward soeryajaya yang memang telah bersama Jokowi sejak awal, padahal monorel bumn sudah menyatakan siap, bahkan sampai mengusungnya ke monas sebagai gerakan kesiapannya.proyek erp yang rencananya akan di swastakan bisa jadi akan di menangkan orang yang tidak jauh dari Ahok atau Jokowi, dan yang di dapat rakyat adalah pekerjaan dengan gaji seekonomis mungkin karena biar perusahaan mereka tambah besar.duit duit mereka di parkirkan di Singapura untuk kelangsungan bisnis keluarga mereka.
Rakyat tidak akan dapat apa apa dari mereka ini.

Berbanding terbalik dengan Bumn dan tokoh tokoh yang terpinggirkan, tentu bumn akan semakin tangguh dan siap menjawap tantangan negara tetangga, para ilmuwan akan di berikan tempat yang amat luas berkarya bagi negeri ini, dan masarakat tentu akan merasakan juga kebijakan pro rakyat, bumn adalah perusahaan milik rakyat yang di kendalikan dan di awasi oleh rakyat.

Saya tidak meragukan kesederhanaan, ketulusan dan kejujuran Jokowi dalam memimpin DKI, saya yakin Dahlan Iskan dan Jokowi mempunyai impian dan cita cita yang sama terhadap bangsa ini.
Namun...yang menjadi kendala adalah dalam hal sistem yang mereka gunakan, cara cara dan prakteknya amat berbeda antara Dahlan dan Jokowi.

Pemimpin model Jokowi memang amat di nantikan di jaman jahiliyah, sederhana merakyat, dan lugu.
Sudah umum...
Sudah biasa...
Sudah gak aneh...
Sebut saja wali kota Surabaya, wali kota Bandung, Ahok....
Mereka ini juga punya kelebihan yang bisa di sejajarkan Jokowi, cuma beda pada kepopuleran dan backing konglomerat.

Dahlan iskan mempunyai semua yang di miliki Jokowi, namun memiliki kelebihan di bidang "menggerakkan", tangan dinginnya terbukti ampuh dalam menangani masalah masalah yang ruet sekalipun.

Sudah bukan jamannya kita hanya mengandalkan pemimpin yang sederhana dan merakyat, diperlukan pemimpin yang mampu menggerakkan ekonomi dan tidak suka menyalahkan orang lain terlebih menyalahkan keadaan.

Dahlan Iskan amat menonjol dalam menggerakkan ekonomi,mengangkat ekonomi rakyat kecil agar tidak miskin dan Jokowi amat menonjol dalam kepribadiannya merakyat dan lugu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun