Mohon tunggu...
Nikicha Myomi
Nikicha Myomi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Saya adalah mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Andalas. Saya suka menulis dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis dan Perbandingan Karya Sastra Cerpen dengan Film

17 Desember 2024   21:23 Diperbarui: 17 Desember 2024   21:24 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Siapa yang tak kenal dengan kisah Aladdin, si pemilik Lampu Ajaib yang ceritanya telah banyak memiliki versi baik dari kartun maupun film bahkan beberapa cerita memiliki kesamaan dengan kisa Aladdin. Salah satu cerita yang memiliki kesamaan dengan kisah Aladdin ialah cerita pendek "Jin Lampu Kejepit Pintu" karya Rido Nababan. Cerita pendek karya Rido Nababan ini merupakan cerita pendek yang bertemakan fantasi. Cerita dimulai ketika tokoh utama yang bernama Alif menemukan sebuah lampu kuno di gudang rumahnya. Lampu tersebut memang terlihat using dan penuh debu, namun tanpa ragu Alif menggosok lampu tersebut. Kemudia secara misterius terdengar suara berat yang menggema di ruangan. Alif tentu terkejut dengan suara tersebut, ditambah suara tersebut mengatakan bahwa dia akan mengabulkan tiga permintaan Alif. Ternyata yang muncul dari lampu tersebut adalah seorang jin dengan jenggot putih panjang dan sorot mata yang tajam. Alif langsung meminta mobil sport, rumah mewah, dan uang sebanyak-banyaknya. Permintaan itu langsung dikabulkan oleh jin tersebut, Alif merasakan semuanya seperti mimpi dan dia merasa sangat senang. Namun, kebahagiaannya tersebut tidak berlangsung lama karena terdengar teriakan dari dalam rumah. Sontak Alif bergegas memasuki rumahnya dan mendapati jin itu terjepit di pintu kamar. Ali keheranan mengapa jin tersebut bias terjepit. Alif dan Mbok Sri asisten rumah tangganya telah berupaya untuk mengeluarkan jin itu, namun nihil. Jin mengatakan bahwa dia hanya ingin melihat-lihat kamar Alif akan tetapi saat ingin keluar, pintu tiba-tiba tertutup. Setelahnya Mbok Sri memanggil tukang kayu dan sambil menunggu tukang kayu, Alif dan Mbok Sri menghibur jin tersebut. Uniknya, jin tersebut sangat suka mendengarkan cerita rakyat Indonesia dan bahkan menyanyikan lagu daerah, Rungkad. Hal ini membuat keunikan dari karya Rido Nababan. Beberapa saat kemudian tukang kayu dating danberhasil mengeluarkan jin itu dari pintu. Jin itu merasa sangat lega dan sebagai imbalannya dia mengatakan bahwa akan mengabulkan satu permintaan lagi. Alif mengambil kesempatan itu untuk menjadikan jin itu temannya. Jin tersebut awalnya tertawa mendengar hal tersebut, tapi Alif menyakinkan bahwa dia sudah menjadi bagian dari keluarga Alif. Jin itu terkesan dengan ketulusan Alif. Sejak saat itu jin sering berkunjung ke rumah Alif dan sering bermain bersama. Alif sempat bertanya kembali mengapa jin itu bias terjepit karena alas an sebelumnya kurang masuk akal, namun jin itu hanya menjawab bahwa itu adalah rahasia. Di balik itu semua, Alif tahu bahwa jin itu pasti punya alasan tersendiri mengapa ia ingin terjepit pintu. Cerita ini membuktikan bahwa persahabatan bias terjalin di mana saja dan dengan siapa saja. Cerita ini juga membuktikan keajaiban dari sebuah ketulusan.

Cerita pendek ini bisa dianalisis melalui salah satu teori sastra. Kali ini saya menggunakan teori strukturalisme dalam menganalisis karya ini. Teori strukturalisme adalah salah satu teori dalam penelitian sastra  yang pada awalnya dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure untuk menganalisis struktur bahasa, dan di dalamnya menggunakan analisis sebagai sistem korelasi antara bentuk dan makna. Selain Saussure, tokoh yang berpengaruh adalah Roman Jacobson, Levi Strauss, Roland Barthes dan Michel Foucault (dua terakhir juga merupakan poststrukturalist). Di antara para strukturalis ini, Claude Levi Strauss yang mengembangkan berbagai ide struktural menjadi sangat luas. Levi Strauss memperluas cakupan bahasa menjadi berbagai aspek terkait kebudayaan. Cakupan strukturalisme yang sangat luas dapat menghasilkan variasi yang sangat besar bagi berbagai produk budaya (Inggrid Steven dalam analisis Sasongko, 2003). Levi Strauss menempatkan strukturalisme ini bersifat universal, yang dapat digunakan untuk menganalisis berbagai masalah budaya. 

Pembahasan secara struktural adalah langkah awal penelitian sastra. Penelitian struktural dipandang lebih obyektif karena hanya berdasarkan sastra itu sendiri (bersifat otonom). Pemahamannya harus mengaitkan antarunsur pembangun karya sastra dengan menekankan aspek intrinsik sastra (Endraswara, 2008: 49-51). Analisis struktural merupakan 19 prioritas lain sebelum yang lainnya karena tanpa itu kebulatan makna intrinsik tidak akan tertangkap (Teeuw, 1983: 61). Novel sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun cerita (unsur-unsur cerita). Unsur-unsur pembangun cerita dalam sebuah novel yang membentuk totalitas terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik dalam karya ini diantaranya adalah

1. Tokoh Alif yang polos dan tulus, Jin yang misterius dan humoris, Mbok Sri yang peduli, dan tukang kayu yang profesional sebagai pemeran tambahan

2. Alur cerita pendek ini merupakan alur maju

3. Latar tempat pada cerpen ini ialah rumah Alif, terjadi di masa modern dengan adanya mobil sport dan rumah mewah, serta suasana yang berubah dari misterius, menyenangkan, lalu berubah menjadi haru

4. Cerita pendek ini memiliki sudut pandang orang ketiga serba tahu

Selanjutnya ada unsur ekstrinsik, diantaranya:

1. Sosial: Cerita pendek ini walau tidak secara eksplisit disebutkan, namun memperlihatkan suatu ketimpangan sosial dari karakter Alif yang meminta harta berlimpah, rumah mewah, dan mobil sport. Hal itu bias jadi refleksi dari realitas kehidupan di masyarakat, apalagi Alif mendapatkannya secara gratis. Selain itu, nilai persahabatan yang tulus juga terdapat di dalamnya, ini menunjukkan bahwa penulis ingin menyampaikan pentingnya ketulusan dalam persahabatan. Penulis juga ingin menyampaikan pesan bahwa persahabatan itu universal, bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

2. Budaya: Cerita ini mengandung unsur mitos dan legenda mengenai kisah jin dan lampu ajaib yang suudah ada sejak lama. Cerita ini juga menunjukkan eksistensi budaya local dengan penggambaran melalui tokoh jin yang menyukai cerita rakyat Indonesia bahkan menyanyikan lagu daerah yang dibalut komedi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun