Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Konvoi Mobil Mewah, Perlunya Sikap Kritis Publik dalam Bermedia Sosial

30 Januari 2022   22:36 Diperbarui: 30 Januari 2022   22:59 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CCTV Konvoi Mobil Mewah Di Tol Desari (https://www.carmudi.co.id)

Unggahan di akun Instagram TMC Polda Metro Jaya ihwal konvoi mobil mewah di jalan tol Andara, Jakarta, menjadi polemik yang ramai diperbincangkan. 

Mobil-mobil itu konvoi dan melakukan dokumentasi di Tol KM 02.400 Andara, Minggu sekitar pukul 10.45 WIB. Akibatnya, arus lalu lintas di tol tersebut sempat terhambat lantaran konvoi mobil-mobil yang menghalangi arus lalu lintas. 

Polisi kemudian menegur para pengguna mobil itu. Kabar itu mulanya diunggah di akun media sosial TMC Polda Metro Jaya.


Petugas tidak menilang, hanya memberikan teguran. Hal itu karena para pengendara tersebut membawa kelengkapan surat-surat kendaraan dan mengakui kesalahannya yang melaju pelan di jalan tol.

Salah satu peserta adalah Kiki A Nugraha, modifikator sekaligus desainer body kit asli Indonesia, KARMA. Dalam unggahan di akun Instagram miliknya, Kiki A Nugraha menceritakan peristiwa yang terjadi sebelum penindakan terjadi. Dia mengatakan penindakan dipicu oleh kesalah pahaman pihak kepolisian yang disebabkan oleh sebuah mobil Mercedes-Benz A35 AMG yang tiba-tiba berupaya memotong rombongan konvoi mobil.


Seperti layaknya pemahaman masyarakat luas, aktivitas bersenang-senang akan belum lengkap jika tanpa dokumentasi. Apalagi, kemajuan teknologi juga dipakai sebagian orang untuk mereproduksi identitas diri sebagai cara memamerkan status. Saat mereproduksi identitas diri akan terjadi kompetisi dan komodifikasi cara menunjukkan gaya hidup atau hobi. Eksistensi lumrah seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, peserta konvoi dengan ratusan ribu pengikut di berbagai akun media sosial tidak akan melupakan ritual tersebut.

Tidak hanya dengan menggunakan kamera ponsel, beberapa peserta konvoi juga menggunakan kamera profesional ikut merekam aktivitas mereka. Dari satu mobil, seorang peserta mengeluarkan setengah tubuh dari pintu belakang mobil sambil memegang kamera begitu memasuki gardu tol di Cilandak.

Aksi peserta konvoi ini tertangkap kamera pengawas CCTV di beberapa titik jalan tol. Kamera CCTV lainnya juga menangkap gambar kegiatan dokumentasi lain di dua mobil yang mendahului rombongan konvoi. Selain itu, dilihat dari hasil kamera pemantau (CCTV) jalan tol, rombongan berjalan dengan kecepatan rendah dan menutupi tiga lajur sehingga petugas pun segera memberhentikan konvoi.

"Semua bukti terekam di CCTV itu mobil memenuhi jalan. Mobil paling depan ada yang dokumentasikan. Bahkan ada juga yang membuka bagasi dan kaca mobil sembari mengambil gambar," ujar Kepala Satuan Patroli Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kompol Sutikno, Senin (24/1/2022).

konvoi-mobil-mewah-tol-desari-carmudi-61f6a15587000005020d3f13.jpeg
konvoi-mobil-mewah-tol-desari-carmudi-61f6a15587000005020d3f13.jpeg

Aksi konvoi dengan kecepatan rendah dan melakukan dokumentasi tanpa izin tentunya dinilai membahayakan pengendara lain yang tengah melintas. Melihat banyaknya rombongan komunitas yang menutupi jalan, petugas pun mencoba menghalangi mobil agar tidak melanjutkan perekaman video.

konvoi-mobil-mewah-tol-desari-carmudi2-61f6a1618700000cae3760a2.jpeg
konvoi-mobil-mewah-tol-desari-carmudi2-61f6a1618700000cae3760a2.jpeg

Dikutip dari Kompas.id, Mochamad Chandra Kurniawan, peserta konvoi lainnya, pun meminta maaf kepada masyarakat karena hal tersebut. Ia mengakui, pengambilan dokumentasi saat pegiat otomotif berkonvoi sudah lumrah. Aktivitas mengambil foto atau video tidak hanya dilakukan oleh sesama rekan sehobi atau komunitas, tapi juga warga dan media. 

Senada, Akbar juga menilai kegiatan dokumentasi sudah menjadi kultur. Ia sendiri tidak hanya senang mengunggah konten yang diproduksi sendiri ke media sosial, ia juga sering mendapatkan kiriman video atau foto dari warga lain yang mengagumi otomotif.

Fenomena itu pada akhirnya harus sepadan dengan sikap kritis publik agar tidak terjadi ketidakseimbangan dalam penegakan hukum atau ekonomi sosial.

Penggunaan media sosial sangat adiktif. Setelah Anda mendaftar, logout menjadi masalah. Banyak orang telah kecanduan media sosial, artinya mereka selalu menyukai, berkomentar, dan men-tweet di ponsel dan komputer mereka. Menjadi tidak mungkin bagi orang-orang seperti itu untuk menghabiskan lebih dari satu jam tanpa ponsel mereka. Sekarang bisa dibayangkan orang yang sudah kecanduan menggunakan smartphone tanpa akses, sebenarnya dia sedang stres. Dorongan untuk diperbarui dengan posting media sosial baru membuat Anda merasa seperti Anda tidak hidup di dunia saat ini.

Media sosial mempengaruhi cara hidup kita. Karena Anda berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai wilayah dan latar belakang, Anda mungkin akan menyalin beberapa karakter mereka. Menghabiskan banyak waktu Anda di media sosial mengurangi kontrol diri Anda karena Anda mulai meniru perilaku baru dari teman-teman Anda. Kontrol diri yang berkurang terlihat pada cara Anda membelanjakan uang jika Anda mulai membelanjakan lebih banyak dari biasanya, bukan karena gaji Anda meningkat tetapi karena Anda ingin membeli sesuatu yang Anda lihat di Facebook. Pengeluaran yang meningkat menyebabkan stres di pertengahan bulan ketika Anda telah menghabiskan semua dana Anda dan Anda masih memiliki beberapa kebutuhan penting yang belum terpenuhi.

Media sosial memberi Anda alasan untuk berteman di mana pun lokasinya, sehingga memungkinkan Anda memiliki ratusan atau ribuan teman dan pengikut. Ini mengurangi interaksi fisik Anda dengan orang-orang di sebelah Anda karena Anda sebenarnya terhubung dengan teman-teman yang jauh. Dalam jangka panjang, ini bisa membuat Anda merasa terisolasi. 

Platform media sosial dipenuhi oleh orang-orang yang berbeda yang memiliki perspektif berbeda. Komentar positif yang Anda dapatkan pada posting Anda bisa membuat Anda merasa hebat tetapi komentar negatif juga bisa menghantui Anda. Ketika Anda membaca posting yang membesarkan hati, itu membangun kesehatan mental Anda. Tetapi membaca posting yang penuh dengan hal-hal buruk juga bisa membuat Anda merasa stres. Orang tua juga stres setiap kali mereka menemukan postingan yang mereka rasa tidak seharusnya dilihat oleh anak-anak mereka.

Terlepas dari semua efek media sosial yang disebutkan, kita dapat mengatasinya tanpa itu. Yang kita butuhkan hanyalah mengetahui cara menggunakannya dengan cara yang sehat. Pelatihan pembinaan kehidupan tersedia untuk orang-orang seperti Anda, daftarlah di kelas-kelas ini untuk mendapatkan keterampilan yang akan membantu Anda melepaskan misteri yang sedang Anda perjuangkan. Salah satu cara untuk mengurangi stres yang disebabkan oleh media sosial adalah dengan mengurangi waktu yang kita habiskan untuk itu. Gunakan media sosial dengan tujuan selain harus menghabiskan waktu. 

Orang-orang yang berinteraksi dengan Anda di media sosial memainkan peran utama dalam menambah atau mengurangi stress Anda, berkat platform media sosial memungkinkan Anda memilih siapa dan apa yang ingin Anda ikuti.

Kita selalu khawatir tentang internet. Tampaknya kita semakin menjalani hidup kita secara online; ini terutama berlaku untuk rata-rata orang Indonesia. Setiap hari kita dihadapkan pada berita tentang bagaimana internet telah merusak kesehatan mental kita.

Internet, alat yang telah mengubah hidup dan menciptakan berbagai kemungkinan. Momen untuk berhenti sejenak dan merenungkan apa lagi yang bisa kita lakukan untuk tidak hanya tetap waras, tetapi juga menciptakan lingkungan yang positif bagi kita dan generasi muda. 

Dalam Journal of Cyber Study and Behavior, menunjukkan bahwa penggunaan internet sangat terkait dengan harga diri dan citra diri yang negatif. Jadi dari mana kita mulai? Hal pertama yang harus kita lakukan untuk tetap waras di dunia online yang dinamis adalah mengendalikan apa yang kita pilih untuk dibagikan dan diterima.

Pedoman tentang apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan. Melakukan ini sangat menantang ketika pengguna platform masih muda dan kemungkinan besar tidak menyadari potensi risikonya.

Internet, oleh karena itu, memberi kita alat yang dapat membawa kita ke kehidupan yang lebih buruk atau lebih baik, lebih eksklusif atau lebih inklusif. Kita selalu memiliki pilihan. Anda dan saya dapat memilih untuk berkontribusi pada upaya menjadikan dunia digital kita tempat yang lebih baik untuk semua.

Dalam lanskap media yang kompetitif saat ini, tuntutan pencerahan, kreativitas, dan perbedaan muncul. Hidup di era informasi yang kacau, membanjirnya platform, kita wajib waras secara digital. Kita yakin jika digunakan dengan bijak, semua kemajuan teknologi dan digital akan menjadikan kita manusia yang lebih baik.

Sebaliknya, penggunaan jejaring sosial hanya akan membawa kerugian bagi kehidupan "tradisional" kita yang sempurna. Jadi, tetaplah waras, guys.

Konvoi mobil mewah di Tol Andara yang menyebabkan lalu lintas terhambat(Dok. Polda Metro Jaya via kompas.com)
Konvoi mobil mewah di Tol Andara yang menyebabkan lalu lintas terhambat(Dok. Polda Metro Jaya via kompas.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun