Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Inikah Alasan Mengapa Bandara Udara Internasional Kertajati Sepi?

30 Desember 2021   08:34 Diperbarui: 30 Desember 2021   08:56 2911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bijb.co.id/

Bandar Udara Internasional Kertajati adalah tanda kemajuan wilayah Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, yang yang memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter dengan kapasitas penumpang mencapai 29 juta orang.  Kisah tentang bagaimana bandara ini dibangun adalah posisinya yang strategis dinilai dapat menggarap pangsa pasar yang besar. "Insya Allah, nanti Bandara Internasional Kertajati ini menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia. BIJB (Bandara Internasional Jawa barat) ini akan menjadi kebanggaan warga Indonesia, warga Jawa Barat dan warga Majalengka," tutur SBY, 4 Februari 2014.
Timbul dan tenggelam Bandar Udara Internasional Kertajati adalah penyelaman ke dalam rawa politik nasional dan manuver geopolitik. Perusahaan asal Tiongkok, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), berminat menanam modalnya di kawasan kota dalam bandar udara (aerocity) Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka. 

Perusahaan properti asal China, Homnicen Group Inc berencana membangun kompleks bisnis serta pusat teknologi kreatif di kota pendukung (aerocity) Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka. Komitmen itu tertuang dalam acara West Java Investment Summit 2019 di Bandung, Jumat (18/10/2019). Direktur PT Bandarudara Internasional Jawa Barat Alfiansyah mengatakan, untuk tahap pertama nilai investasi yang akan dikucurkan senilai 140 juta dollar Amerika serikat atau setara Rp 2 triliun.

Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak perusahaan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Masdar Mubadala Investment Company untuk berinvestasi di Kawasan Rebana. Menurut Ridwan Kamil, di kawasan tersebut akan dilakukan pengembangan 13 kawasan atau kota baru di kawasan Rebana yang mencakup 8 kabupaten/kota, mulai dari Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Sumedang, dan Cirebon. Ajakan tersebut disampaikan Ridwan Kamil dalam pertemuan dengan Director of Business Development Clean Energy, Ahmed Al Awadi dan Consultan Development and Investment Asia Pasific, Siddhart Nath dari Masdar Mubadala saat menggelar lawatan ke Abu Dhabi, awal November 2021.

Sudah lama dipahami bahwa pembangunan bandara baru sudah pasti bukan hal yang mudah. Banyak faktor yang harus diperhatikan, mulai dari rencana tata ruang, keselamatan dan keamanan penerbangan, kondisi alam, pertumbuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Indonesia sendiri memiliki peta jalan soal pengembangan bandara dalam jangka panjang. Hal tersebut tertuang di dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 69/2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. 

Mengutip Antara, pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan ekosistem Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, perlu terus dibangun. "Daya tarik bandara tidak cuma akses, tapi juga kelengkapan ikutannya apa. Kalau penerbangannya pagi, penumpang menginap di mana, belanja di mana, angkutan lanjutan bagaimana, sehingga menjadi daya tarik bandara," katanya, Sabtu (18/12).

Apalagi, rencana untuk menyambungkan Tol Cisumdawu yang membentang dari Bandung-Sumedang-Duwuan belum terealisasi penuh. Saat ini, faktanya masih terkendala masalah klasik dan dipastikan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang semula rencananya diresmikan dan beroperasi akhir tahun ini batal. 

Sebagai informasi, sejak ia beroperasi Mei 2018 sampai dengan akhir 2018 hanya 35.000 orang. Padahal, tahap awal kapasitas terminal Bandara Kertajati dapat menampung 5 juta penumpang per tahun. Apakah ini disebabkan Rencana membangun Bandara Kertajati awalnya memang tidak ada dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional, atau peta jalan pengembangan bandara dalam jangka panjang, wilayah Majalengka tidak masuk dalam rencana pemerintah? 

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah menyelesaikan pembangunan proyek jalan tol akses Bandar Udara Internasional Kertajati (BIJB) dengan lintasan sepanjang 3,83 kilometer, masa pelaksanaan selama 12 bulan dan masa pemeliharaan selama 2 tahun. Proyek yang memiliki nilai kontrak awal sebesar Rp 210 miliar ini memiliki lingkup pekerjaan main road, ramp, overbridge, box traffic, box culvert, gorong-gorong dan box extend, frontage, selesai dikerjakan bulan September 2021, memperoleh Sertifikat Laik Operasi pada tanggal 6 Desember 2021, dan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Bandung menuju Bandara Kertajati hingga 50%.  

Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meyakini kehadiran Jalan Tol Akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dapat memicu pengembangan segitiga kawasan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, dan kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. 

Namun, dinamika yang ditemui di Bandar Udara Internasional Kertajati ibarat mati suri karena nihil penerbangan. Sejak awal pandemi pada Maret 2020, sudah tak ada penerbangan komersial. Awal 2021, hanya melayani penerbangan kargo. Presiden Joko Widodo menjadikan Bandar Udara Internasional Kertajati sebagai bengkel pesawat. Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas di Istana Negara pada Senin, 29 Maret lalu. Bandara Kertajati akan difungsikan untuk lokasi Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) pesawat. Harapan perekonomian agar warga hidup lebih sejahtera kandas karena sepinya bandara.

Apa yang harus dilakukan?

Pernah sebuah hipotesis menyatakan teknologi komunikasi berbasis internet akan membuat banyak jenis pertemuan tatap muka menjadi kuno. Mengapa bepergian ke seluruh negeri untuk bertemu ketika kita hanya bisa berbicara di Skype? Tapi ini belum terjadi. Kenyataannya, yang terjadi malah sebaliknya: usia muda memulai dan memfasilitasi kebutuhannya lebih banyak menggunakan transportasi udara.

Sekarang, dalam 'percepatan ekonomi', bandara menjadi pusat perhatian di banyak kota di Asia dan Timur Tengah. Apa yang disebut gangguan  Nimby atau 'not in my back yard' menjadi  usang. Bandara memerlukan konektivitas cepat sebagai pusat transportasi udara menjadi penting bagi industri  untuk tetap berkompetisi di abad ke-21. Pesannya jelas:  jika Bandara mengabaikan zona bandaranya, itu akan tertinggal di balik kekuatan Asia yang sedang bangkit sebagai inti infrastruktur bisnis.

Sepanjang sejarah, populasi cenderung berkumpul di tempat-tempat yang menyediakan akses cepat dan mudah ke tempat lain. Bandara, pelabuhan laut, persimpangan besar di rel kereta api dan jalan raya secara tradisional menjadi lokasi di mana kota-kota terpenting cenderung muncul. Berada di persimpangan fisik yang dilalui orang, produk, dan ide memiliki peluang untuk melibatkan bisnis, pengetahuan, dan dunia luar. 

Media sosial saat ini dengan triliunan interaksi yang terjadi dalam berbagai bentuk, jika hanya sebagian kecil yang mengatakan 'ayo kita berkumpul,' itu memberikan dorongan luar biasa untuk perjalanan jarak jauh. Pentingnya bandara terbukti dalam pergerakan beberapa perusahaan besar. Sebuah studi MIT baru-baru ini dengan judul The Importance of Air Transportation to the U.S. Economy: Analysis of Industry Use and Proximity to Airports menunjukkan bagaimana setengah dari perusahaan Fortune 500 di Amerika Serikat berkantor dalam jarak sepuluh mil dari bandara. Jadi bukan hanya pergerakan produk, rantai pasok dan logistik, tetapi pergerakan manusia yang semakin meningkat. Abad ke-21 pengembangan berorientasi transit akan berlanjut, dan menjadikan bandara sebagai pusat bisnis dan 'orang-orang yang berpotensi' berkumpul.

Waktu penerbangan bukanlah metrik untuk dilihat saat menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk terbang dari kota A ke kota B; itu total waktu perjalanan yang penting. Berapa lama perjalanan dari kantor/rumah/pabrik kota asal ke kantor/rumah/pabrik kota tujuan adalah pertanyaannya. Dengan menempatkan bandara satu atau dua jam di luar pusat bisnis pusat kota, menghindari banjir selama dua jam dapat berubah menjadi urusan sepanjang hari bagi penumpang, yang sangat menghambat keuntungan utama terbang: kecepatan.

Bandar Udara Internasional Kertajati, Bandara JB Soedirman, Bandara Miangas Sulawesi Utara, Bandara Gatot Subroto di Lampung, dan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dulunya adalah tempat yang ingin dihindari orang, dan menjadi beban BUMN. Sudah saatnya, saat ini menjadi magnet, tidak hanya bagi individu dan penduduk sekitar, tetapi juga untuk pusat bisnis dan infrastruktur bisnis sangatlah penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun