Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Inikah Alasan Mengapa Bandara Udara Internasional Kertajati Sepi?

30 Desember 2021   08:34 Diperbarui: 30 Desember 2021   08:56 2911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bijb.co.id/

Pernah sebuah hipotesis menyatakan teknologi komunikasi berbasis internet akan membuat banyak jenis pertemuan tatap muka menjadi kuno. Mengapa bepergian ke seluruh negeri untuk bertemu ketika kita hanya bisa berbicara di Skype? Tapi ini belum terjadi. Kenyataannya, yang terjadi malah sebaliknya: usia muda memulai dan memfasilitasi kebutuhannya lebih banyak menggunakan transportasi udara.

Sekarang, dalam 'percepatan ekonomi', bandara menjadi pusat perhatian di banyak kota di Asia dan Timur Tengah. Apa yang disebut gangguan  Nimby atau 'not in my back yard' menjadi  usang. Bandara memerlukan konektivitas cepat sebagai pusat transportasi udara menjadi penting bagi industri  untuk tetap berkompetisi di abad ke-21. Pesannya jelas:  jika Bandara mengabaikan zona bandaranya, itu akan tertinggal di balik kekuatan Asia yang sedang bangkit sebagai inti infrastruktur bisnis.

Sepanjang sejarah, populasi cenderung berkumpul di tempat-tempat yang menyediakan akses cepat dan mudah ke tempat lain. Bandara, pelabuhan laut, persimpangan besar di rel kereta api dan jalan raya secara tradisional menjadi lokasi di mana kota-kota terpenting cenderung muncul. Berada di persimpangan fisik yang dilalui orang, produk, dan ide memiliki peluang untuk melibatkan bisnis, pengetahuan, dan dunia luar. 

Media sosial saat ini dengan triliunan interaksi yang terjadi dalam berbagai bentuk, jika hanya sebagian kecil yang mengatakan 'ayo kita berkumpul,' itu memberikan dorongan luar biasa untuk perjalanan jarak jauh. Pentingnya bandara terbukti dalam pergerakan beberapa perusahaan besar. Sebuah studi MIT baru-baru ini dengan judul The Importance of Air Transportation to the U.S. Economy: Analysis of Industry Use and Proximity to Airports menunjukkan bagaimana setengah dari perusahaan Fortune 500 di Amerika Serikat berkantor dalam jarak sepuluh mil dari bandara. Jadi bukan hanya pergerakan produk, rantai pasok dan logistik, tetapi pergerakan manusia yang semakin meningkat. Abad ke-21 pengembangan berorientasi transit akan berlanjut, dan menjadikan bandara sebagai pusat bisnis dan 'orang-orang yang berpotensi' berkumpul.

Waktu penerbangan bukanlah metrik untuk dilihat saat menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk terbang dari kota A ke kota B; itu total waktu perjalanan yang penting. Berapa lama perjalanan dari kantor/rumah/pabrik kota asal ke kantor/rumah/pabrik kota tujuan adalah pertanyaannya. Dengan menempatkan bandara satu atau dua jam di luar pusat bisnis pusat kota, menghindari banjir selama dua jam dapat berubah menjadi urusan sepanjang hari bagi penumpang, yang sangat menghambat keuntungan utama terbang: kecepatan.

Bandar Udara Internasional Kertajati, Bandara JB Soedirman, Bandara Miangas Sulawesi Utara, Bandara Gatot Subroto di Lampung, dan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dulunya adalah tempat yang ingin dihindari orang, dan menjadi beban BUMN. Sudah saatnya, saat ini menjadi magnet, tidak hanya bagi individu dan penduduk sekitar, tetapi juga untuk pusat bisnis dan infrastruktur bisnis sangatlah penting.

https://bijb.co.id/
https://bijb.co.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun