Bandar Udara Internasional Kertajati adalah tanda kemajuan wilayah Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, yang yang memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter dengan kapasitas penumpang mencapai 29 juta orang. Kisah tentang bagaimana bandara ini dibangun adalah posisinya yang strategis dinilai dapat menggarap pangsa pasar yang besar. "Insya Allah, nanti Bandara Internasional Kertajati ini menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia. BIJB (Bandara Internasional Jawa barat) ini akan menjadi kebanggaan warga Indonesia, warga Jawa Barat dan warga Majalengka," tutur SBY, 4 Februari 2014.
Timbul dan tenggelam Bandar Udara Internasional Kertajati adalah penyelaman ke dalam rawa politik nasional dan manuver geopolitik. Perusahaan asal Tiongkok, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), berminat menanam modalnya di kawasan kota dalam bandar udara (aerocity) Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka.Â
Perusahaan properti asal China, Homnicen Group Inc berencana membangun kompleks bisnis serta pusat teknologi kreatif di kota pendukung (aerocity) Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka. Komitmen itu tertuang dalam acara West Java Investment Summit 2019 di Bandung, Jumat (18/10/2019). Direktur PT Bandarudara Internasional Jawa Barat Alfiansyah mengatakan, untuk tahap pertama nilai investasi yang akan dikucurkan senilai 140 juta dollar Amerika serikat atau setara Rp 2 triliun.
Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak perusahaan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Masdar Mubadala Investment Company untuk berinvestasi di Kawasan Rebana. Menurut Ridwan Kamil, di kawasan tersebut akan dilakukan pengembangan 13 kawasan atau kota baru di kawasan Rebana yang mencakup 8 kabupaten/kota, mulai dari Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Sumedang, dan Cirebon. Ajakan tersebut disampaikan Ridwan Kamil dalam pertemuan dengan Director of Business Development Clean Energy, Ahmed Al Awadi dan Consultan Development and Investment Asia Pasific, Siddhart Nath dari Masdar Mubadala saat menggelar lawatan ke Abu Dhabi, awal November 2021.
Sudah lama dipahami bahwa pembangunan bandara baru sudah pasti bukan hal yang mudah. Banyak faktor yang harus diperhatikan, mulai dari rencana tata ruang, keselamatan dan keamanan penerbangan, kondisi alam, pertumbuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Indonesia sendiri memiliki peta jalan soal pengembangan bandara dalam jangka panjang. Hal tersebut tertuang di dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 69/2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.Â
Mengutip Antara, pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan ekosistem Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, perlu terus dibangun. "Daya tarik bandara tidak cuma akses, tapi juga kelengkapan ikutannya apa. Kalau penerbangannya pagi, penumpang menginap di mana, belanja di mana, angkutan lanjutan bagaimana, sehingga menjadi daya tarik bandara," katanya, Sabtu (18/12).
Apalagi, rencana untuk menyambungkan Tol Cisumdawu yang membentang dari Bandung-Sumedang-Duwuan belum terealisasi penuh. Saat ini, faktanya masih terkendala masalah klasik dan dipastikan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang semula rencananya diresmikan dan beroperasi akhir tahun ini batal.Â
Sebagai informasi, sejak ia beroperasi Mei 2018 sampai dengan akhir 2018 hanya 35.000 orang. Padahal, tahap awal kapasitas terminal Bandara Kertajati dapat menampung 5 juta penumpang per tahun. Apakah ini disebabkan Rencana membangun Bandara Kertajati awalnya memang tidak ada dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional, atau peta jalan pengembangan bandara dalam jangka panjang, wilayah Majalengka tidak masuk dalam rencana pemerintah?Â
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah menyelesaikan pembangunan proyek jalan tol akses Bandar Udara Internasional Kertajati (BIJB) dengan lintasan sepanjang 3,83 kilometer, masa pelaksanaan selama 12 bulan dan masa pemeliharaan selama 2 tahun. Proyek yang memiliki nilai kontrak awal sebesar Rp 210 miliar ini memiliki lingkup pekerjaan main road, ramp, overbridge, box traffic, box culvert, gorong-gorong dan box extend, frontage, selesai dikerjakan bulan September 2021, memperoleh Sertifikat Laik Operasi pada tanggal 6 Desember 2021, dan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Bandung menuju Bandara Kertajati hingga 50%. Â
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meyakini kehadiran Jalan Tol Akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dapat memicu pengembangan segitiga kawasan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, dan kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.Â
Namun, dinamika yang ditemui di Bandar Udara Internasional Kertajati ibarat mati suri karena nihil penerbangan. Sejak awal pandemi pada Maret 2020, sudah tak ada penerbangan komersial. Awal 2021, hanya melayani penerbangan kargo. Presiden Joko Widodo menjadikan Bandar Udara Internasional Kertajati sebagai bengkel pesawat. Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas di Istana Negara pada Senin, 29 Maret lalu. Bandara Kertajati akan difungsikan untuk lokasi Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) pesawat. Harapan perekonomian agar warga hidup lebih sejahtera kandas karena sepinya bandara.
Apa yang harus dilakukan?