Film Dune 2 yang rilis akhir akhir ini menjadi perbincangan banyak publik karena film lanjutan dari yang pertama ini mampu melesat di posisi pertama sebagai  film terlaris di dunia pada tahun 2024. Bukan hanya menjadi film terlaris pada tahun ini, Dune 2 juga mendapatkan banyak komentar positif dari banyak media seperti IMDB dan Rotten Tomatoes serta dari para sineas yang telah menonton film ini. Tapi apakah film ini hanya menghadirkan komentar positif dari publik? Atau justru ada beberapa kalangan yang mencoba boikot film ini karena beberapa hal kontroversi yang muncul?
Dune adalah Novel terlaris karya Frank Herbert, yang secara kuat terinspirasi oleh budaya Timur Tengah, Afrika Utara, dan Islam, menggambarkan tantangan terhadap imperialisme pasca perang kemerdekaan Aljazair pada tahun 1965.Â
Sayangnya, para editor telah meminta penulis untuk mengecilkan elemen "nuansa Muslim" dalam bukunya, menurut laporan dari Yahoo News. Adaptasi terbaru film yang disutradarai oleh Denis Villeneuve juga nampaknya mengikuti arahan tersebut. Mengutip dari NBC News, Serena Rasoul, seorang direktur casting dan pendiri Muslim American Casting berpendapat bahwa "Dune" menggunakan citra Islam dan elemen budaya secara eksplisit, kata para ahli. Namun, pemeran utamanya tidak menampilkan aktor Timur Tengah atau Afrika Utara, alias MENA (Middle East and North Africa), dalam peran yang menonjol dan juga memiliki latar tempat, pakaian, penggunaan bahasa Arab dan bangunan-bangunan religius Muslim di sepanjang film sudah lebih dari cukup untuk merasakan pengaruh budaya yang berbeda.
Sebagai seorang direktur casting yang bekerja dengan para pemain yang sebagian besar adalah Muslim, dia menjadi sangat akrab dengan kesempatan terbatas yang tersedia bagi mereka. Peran "teroris", yang kini mulai ditinggalkan di Hollywood, telah mendominasi untuk waktu yang lama. Hal itu menyiratkan bahwa pria kulit putihlah yang memiliki dorongan mesianis untuk mengendalikan masyarakat lain dan menimpakan dirinya sendiri pada lingkungan
Kontroversi Di Balik Film Dune
Karakter utama pada film ini bernama Paul Athreides yang diperani oleh Timothee Chalamet, sebelum Dune 2 rilis terdapat beberapa isu mengenai Chalamet yang menggunakan jokes Hamas-Israel di program TV SNL saat mempromosikan film Wonka. Peran Chalamet dalam sketsa SNL, yang menggambarkan seorang musisi yang hampir putus asa dan menamai bandnya "Hamas", memicu reaksi keras. Para kritikus mengungkapkan kekecewaan mereka atas upaya untuk bercanda tentang realitas yang begitu rumit dan tragis, menganggapnya tidak hanya tidak sensitif tetapi juga menunjukkan kurangnya kepekaan terhadap korban jiwa yang sedang berlangsung di daerah yang dilanda konflik.Â
Permasalahan yang terjadi pada Dune, sempat terjadi kepada film garapan Darren Afronosky, yaitu Noah (2014). Film ini menceritakan kisah tentang Noah, atau dalam agama Islam dikenal sebagai Nabi Nuh, yang menerima wahyu dari Tuhan untuk membangun bahtera. Meskipun diadaptasi dari kisah kitab suci, film ini dianggap menyimpang dari kisah aslinya. Akibatnya, film ini mendapat kritik dari umat Kristen, Yahudi, dan Islam karena tidak sesuai dengan isi kitab suci. Film ini juga dilarang tayang di beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim, termasuk Indonesia. Ini karena dalam Islam, dilarang membuat gambaran jelas tentang penampilan seorang Nabi, sedangkan dalam film ini, sosok Nabi Nuh yang diperankan oleh Russel Crowe digambarkan dengan jelas, mengutip dari KINCIR.Â
Kontroversi yang terjadi pada film ini membuat saya enggan untuk lanjut menonton Dune 2 walaupun banyak sineas dan kritikus yang berpendapat bahwa Dune 2 adalah sebuah karya film masterpiece yang digadang-gadang akan memenangkan banyak nominasi Oscars 2024. Saya sangat menyukai karya film Denis Villeneuve seperti Prisoners (2013) dan Blade Runner 2049 (2017) tetapi dengan munculnya kontroversi ini membuat saya untuk menunda menontonnya karena konflik yang belum ada penyelesaian di timur tengah dan juga terdapat diskriminasi terhadap treatment di dalam film/novel tersebut.Â
Ini bukan hanya tentang karya film masterpiece, Denis, Chalamet dan segala keapikan di dalam fim tersebut, tetapi tentang isu sosial seperti diskriminasi, penyelewengan budaya, dan kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H