Dia, lelaki yang berkelebat di antara debur ombak samudera. Mata berhias celak hitam legam, tajam menghujam ke dalam setiap dada yang menatap.
“Aku, lelaki berkalang badai. Tiada gentar menerjang tantangan!” Begitu ujar Sparrow saat melihat musuh datang.
Dia adalah singa lautan. Laut Karibia adalah arena bermain bagi Sparrow. Black Pearl kapal kebesaran yang telah menghantar Sparrow menjelajah samudera.
Dia, Jack Sparrow. Lelaki bermata cokelat dengan rambut panjang berkepang. Luwes bermain pedang di ujung buritan. Melawan Barbossa sang pengkhianat!
“You’ve stollen me, and I’m here to take my self back!” Sangar wajah Sparrow menghunus pedang ke hadapan Barbossa.
Dengan tubuh yang berukuran semampai, lincah Sparrow menghindari setiap serangan Barbossa. Sparrow lebih suka menggunakan kecerdikan daripada kekuatan saat bertempur.
Sparrow tak hanya mahir bermain pedang. Senjata andalan berikutnya adalah pistol. Hanya dia yang memiliki kemampuan itu di antar para bajak laut.
Dalam beberapa jurus Jack berhasil melumpuhkan Barbossa. Tak ingin membuang waktu Jack segera mencabut pistol kesayangan miliknya. Sebuah peluru bersarang tepat di dada Barbossa. Senyum kemenangan tersungging di bibir Jack. Giginya yang menghitam mengintip malu-malu. Seraya Jack berkata, “Why fight when you can negotiate?”
Ah, andai Barbossa lebih memilih untuk bermusyawarah dengan Sparrow. Jack pun merenggut kembali kekuasaan yang pernah dicuri anak buah kepercayaannya, Barbossa.
“Pasukan! Mari kita berlayar, angkat sauh, kembangkan layar! Samudera menanti kita!” Lantang suara Jack membelah sorak sorai kemenangan.
Menerawang mata Jack menatap hamparan laut di hadapan. Teringat kisah silam, bersama ayah tercinta Kapten Teague Sparrow. Dari ayah tercinta Jack belajar segalanya. Hanya satu yang tak pernah diajarkan ayah, membunuh rasa hampa di dalam dada. Jack menunduk haru, ada rindu yang tak mau pergi.