Saya akhirnya berekspektasi terlalu tinggi terhadap pemerintah-pemerintah kita dengan membayangkan John Snow dalam film Game of Thrones, dimana ketika kerajaan-kerajaan kuat yang ada sedang berupaya memeperkuat armada tempur dan perekonomiannya agar bisa melakukan penyerangan di Kings Landing, ketika para raja sedang ambisiusnya untuk bisa menjadi The King of Seven Kingdoms.Â
John yang percaya bahwa ancaman nyata adalah white walker bukan sesama manusia, memilih untuk bergerak menggalang kekuatan. Seperti, kehadiran online Tuan Presiden pada pertemuan negara-negara G-20 itu sudah salah satu langkah baik dibanding dengan meminta warganya untuk berwisata.Â
Hal lain mungkin adalah Tuan Presiden musti mengemis ke negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai sangkut paut hutang dengan Indonesia, supaya pembayaran hutang kita selama masa perang melawan pendemi ditangguhkan dulu, demi kemanusiaan. Â Â
Karena dalam kondisi darurat dengan rupiah yang melemah drastis, berdampak pada jumlah hutang yang bertambah tinggi pula dan akan ada kemungkinan terburuk yang tidak bisa dinafikan. Jika itu di indahkan, pemerintah pusat mungkin sudah lebih berani dan fokus mengambi langkah.Â
Seperti lockdown total, melengkapi peralatan kesehatan, menjaminkan peralatan yang memadai bagi tenaga medis, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan biayanya ?, selain pemotongan gaji seperti yang disebutkan diawal, para komunitas-komunitas bisnis kita juga sangat diharapkan membantu.
Dan saya mulai membayangkan sesuatu yang indah, orang-orang akan mulai berdiam dalam rumahnya, mereka yang tidak punya tempat tinggal akan diberi fasilitas, dan waktu-waktu tertentu para gugus-gugus tugas yang terbentuk hingga Rt/Rw akan tiba membawa bahan makanan.Â
Yang sekaligus memastikan agar bahan makanan yang ada betul-betul tersalur ke dapur-dapur yang diperkirakan akan sulit menyala tungkunya. Atau jika tidak, kengerian demi kengerian akan membuntuti kita setiap hari dan sialnya, setiap kelalaian dan keterlambatan harus dibayar dengan nyawa kerabat, tetangga, termasuk diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H