MENGGADAIKAN KEYAKINAN ADALAH PENGKHIANATAN
Mendengar jawaban dari bani Nadhir tadi, puaslah hati musyrikin Makkah. Mereka dengan semangat bergabung bersama bani Nadhir. Bergabung pula bani Gathfan, bani Assad dan kabilah-kabilah lainnya untuk menyerang Madinah. Akhirnya terkumpullah 10.000 tentara sekutu. Jumlah pasukan jazirah Arabia yang terbesar saat itu. Perang ini dikenal dengan Perang Ahzab (Sekutu), berlangsung sekitar bulan Syawal 5 Hijriah. Perang ini diakhiri dengan kegagalan dari pihak pasukan sekutu.
Yang menarik perhatian adalah bersekutunya antara dua pasukan yang berbeda keyakinan: kaum paganis dan Yahudi. Jadi, guna mencapai ambisi dan dendam politiknya, kaum Nadhiris ini menempuhnya dengan segala cara, hingga rela menggadaikan kepercayaan agamanya sendiri. Padahal, menggadaikan keyakinan adalah sebuah pengkhianatan yang amat besar.
Kini, praktek-praktek Nadhirisme seperti ini banyak diikuti para politisi. Bahkan mungkin ini yang paling laku di pasaran. Mengapa? Tidak perlu ribut dengan urusan ideologi, keyakinan agama dsb. Yang penting ambisi tercapai. Sama-sama senang. Selesai urusan.
Saya jadi curiga, mungkin Machiavelli dahulu bergurunya pada bani Nadhir ini hingga ia berujar, "Tujuan menghalalkan segala cara". Apakah politisi kita juga masih satu perguruan? Bisa jadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H