Mohon tunggu...
Kiara Audrey
Kiara Audrey Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

anak perempuan sulung dari dua bersaudara yang Lahir di Jakarta, 07 Februari 2003. Setelah menjalani 12 tahun sekolah di Jakarta Pusat, saya melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta dengan program studi Sistem Telekomunikasi. Saya memiliki hobi bernyanyi dan bercita-cita menjadi orang yang sukses dan dapat mewujudkan semua mimpi. Moto hidup yang saya anut adalah “Hidup Cuma Sekali, Jadi Selagi Membuat Bahagia Jalanin Aja”.anak perempuan sulung dari dua bersaudara yang Lahir di Jakarta, 07 Februari 2003. Setelah menjalani 12 tahun sekolah di Jakarta Pusat, saya melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta dengan program studi Sistem Telekomunikasi. Saya memiliki hobi bernyanyi dan bercita-cita menjadi orang yang sukses dan dapat mewujudkan semua mimpi. Moto hidup yang saya anut adalah “Hidup Cuma Sekali, Jadi Selagi Membuat Bahagia Jalanin Aja”.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengkaji Peran Industri Telekomunikasi di Masa Pandemi

8 Maret 2021   21:52 Diperbarui: 8 Maret 2021   21:55 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Industri telekomunikasi telah berperan banyak dalam segala aktivitas daring selama masa pandemi Covid-19. Ilustrasi oleh Kiara A.K. (08/03/21)

Jika ada pertanyaan mengenai pandemi Covid-19 tentunya setiap individu yang ditanya akan dengan mudah menjawab bahkan menjelaskan tentang pandemi ini. 

Siapa sangka keinginan untuk menjalani tahun 2020 dengan kegiatan positif yang bermanfaat dengan bertatap muka antar individu maupun kelompok menjadi berkebalikan dengan ekspetasi, kita dihadapkan dengan realita dimana pandemi meluluhlantakkan setiap kegiatan dan pergerakan di banyak Negara, termasuk Indonesia. 

Virus yang bermula dari kota Wuhan, China ini disebabkan dari infeksi kelelawar dan berakhir dengan banyaknya orang yang terinfeksi sehingga menyebar ke negara barat maupun timur.

Efek dari Covid-19 terasa hingga saat ini, baik di segi sosial maupun ekonomi. Dampak yang sangat berpengaruh di Indonesia berasal dari perekonomian yang laju perkembangannya bergerak turun semenjak datangnya pandemi, terutama di bagian ekspor dan impor barang dari dalam ataupun luar negeri serta mencuatnya dampak mengerikan terhadap kegiatan investasi. 

Masyarakat memilih berhati-hati dalam pembelian terhadap suatu barang, apalagi untuk sekedar berinvestasi. Proyeksi pasar juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak investor yang menjadi ragu untuk berinvestasi di era pandemi ini dikarenakan berubahnya perkiraan capaian pasar dan supply chain yang tidak jelas.

Seiring dengan pertambahan penyebarakan virus di Indonesia, pemerintah menetapkan larangan untuk keluar rumah dan menganjurkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dirumah termasuk dengan sekolah dan bekerja. Penetapan ini disebut dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan dengan tujuan mengurangi angka penambahan korban terinfeksi maupun korban meninggal dunia akibat virus ini.

Dalam setiap permasalahan tentu saja sebuah solusi akan bergerak untuk membantu dibelakangnya. Untuk permasalahan mengenai pandemi Covid-19, Industri Telekomunikasi memegang peran vital atau penting sebagai salah satu tonggak penyokong berjalannya kelancaran setiap aktivitas yang dilakukan dengan skala tele atau jarak jauh. Seperti yang diumumkan oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi (Kominfo) bahwa yang menjadi pusat peraturan saat ini menyorot peran perusahaan telekomunikasi untuk pengoptimalan jaringan saat dilakukannya social distancing, hal ini berarti bahwa industri telekomunikasi juga berperan dalam kendali perekonomian di Indonesia.

Industri Telekomunikasi dapat dikatakan sebagai peran vital dikarenakan banyaknya aktivitas yang dapat dijadikan contoh saat ini sebagai bentuk pengaplikasian telekomunikasi. Hal pertama yaitu Work From Home (WFH) yang merupakan salah satu bentuk dari skema telekomunikasi berbentuk bekerja dalam jarak jauh. Istilah untuk bekerja jarak jauh untuk pertama kalinya dilihat pada tahun 1950 didalam buku “The Human Use of Human Beings Cybernetics  and  Society” oleh  Norbert  Wiener. Pada akhir abad 20-an konsep mengenai bekerja jarak jauh mulai mendapatkan banyak atensi dari banyak pihak disertai dengan munculnya dan berkembangnya teknologi komunikasi, sehingga para pekerja mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaannya dirumah alih-alih dilakukan di kantor. Sebelum dilanda pandemi, penerapan dalam skema bekerja dari  rumah  bersifat  sukarela  sesuai dengan kebutuhan dari pekerjaan. Namun, dengan keberadaan pandemi Covid-19 saat ini bekerja dari rumah adalah suatu keharusan sehingga perekonomian di Indonesia akan tetap terjaga. Dalam kasus ini, Bekerja jauh dari kantor membutuhkan perangkat pendukung seperti komputer, laptop, telepon genggam, printer, dan masih banyak yang lainnya. Beberapa media yang disebutkan tadi juga merupakan bentuk dari perkembangan telekomunikasi di dunia. Selanjutnya, ada faktor dukungan teknis. Perusahaan telekomunikasi dikatakan sangat perlu untuk mempertahankan layanan jaringan guna meningkatkan kinerja selama periode yang tidak pasti. Faktor terakhir mengenai telekomunikasi di sektor pekerjaan yaitu ketersediaan data dan pengamanannya. Keamanan data merupakan salah satu persyaratan wajib yang harus ditaati dalam skema bekerja dari rumah. Seperti yang tertera pada Peraturan Menkominfo Nomor 20 Tahun 2016 yang berbunyi “Data Pribadi adalah data   perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga  kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.”

Selain di bidang pekerjaan, industri telekomunikasi tidak kalah berperan didalam bidang pendidikan. Menurut data yang tertera di website lokadata menyatakan bahwa pada tahun ajaran 2019/2020 terdapat sejumlah 25,2 juta siswa yang berstatus pelajar yang tengah menempuh jalur pendidikan di tingkat SD,SMP,SMA maupun SMK. Sementara pada tahun 2019 tercatat sejumlah 2,9 juta mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri dan 4,4 juta mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta. 

Melihat tingginya angka yang tercatat sebagai pelajar dan mahasiswa di tengah pandemi saat ini menandakan bahwa sejumlah tersebut juga yang harus merasakan dampak ketika menempuh pendidikan dikala pandemi terus menyebar. Dampak utama yang dirasakan adalah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang harus dilakukan dirumah dibandingkan dengan disekolah dan dikampus guna mencegah penularan lewat interaksi sosial. Namun, hal ini merupakan suatu tantangan bagi para pendidik, peserta didik yaitu pelajar dan mahasiswa, pihak institusi serta turut melibatkan para orang tua. Pelaksanaan pendidikan dirumah haruslah mendapatkan cara bagaimana sebuah materi pembelajaran dapat tetap disampaikan dan diterima dengan mudah dan baik oleh para peserta didik. Begitu pula dengan peserta didik yang harus bisa menyesuaikan diri dengan suasana dan kondisi yang baru ditengah pandemi Covid-19. KBM dirumah ini tentunya didukung oleh telekomunikasi yang berupa perangkat atau media komunikasi yang memakai internet untuk menghubungkan seluruh perangkat baik perangkat guru maupun perangkat siswa dan mahasiswa. Pemanfaatan teknologi telekomunikasi didalam KBM sudah sering digunakan sebagai media pembelajaran, laboratorium virtual serta dalam pembelajaran jarak jauh (e-learning). Beragamnya aplikasi e-learning yang ada pada saat ini sangatlah membantu para guru dalam melakukan kegiatan mengajar sehingga para peserta didik meskipun melalui media virtual akan tetap mendapatkan pengetahuan. Contoh dari media yang saat ini sering digunakan sebagai jembatan penyalur antara guru dan peserta didik adalah Zoom, Google Classroom, Google Meet, Discord, dan sebagainya. Fitur - fitur yang tersedia di media telekomunikasi yang disebutkan diatas sudah cukup memadai jika digunakan didalam proses KBM karena sudah mampu untuk membuat kelas sesuai mata pelajarannya, memberikan banyak materi untuk pembelajaran dan video pembelajaran, memberikan tugas untuk melatih kemampuan individu setelah mempelajari materi, serta bisa terjalin interaksi antara sang pengajar dengan para peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun