Halaman perumahan di perkotaan pada masa kini memang sempit-sempit namun demikian tetap bisa dimaksimalkan untuk memperindah rumah kita dengan ditanami bebungaan atau sayuran. Selain sebagai penghijauan juga untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga.
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman dan mengajak pembaca untuk menanam sayur kangkung di lahan sangat sempit berukuran 1m persegi saja. Bisa 1 x 1m, 0,5 x 2m, atau memanjang 0,25 x 4m. Penanamannya menggunakan wadah bisa berupa pot plastik atau gerabah, bekas kaleng cat, bekas tempat kue, bekas tempat hantaran makanan, ember plastik, atau polibag, terserah mana yang anda miliki.
Media utama yang dibutuhkan tentu saja tanah yang dapat dicari di sekitar tempat tinggal atau humus dan kompos yang dapat dibeli di pasar bunga. Jika menggunakan tanah gunakan yang tidak terlalu banyak pasirnya. Jika menggunakan humus dan kompos pilih yang sedikit campuran sekam (kulit padi) atau cocofit (olahan sabut kelapa) sebab berdasarkan pengalaman saya zat hara-nya sedikit sekali alias kurang subur.
Cara penanaman ini, merupakan penanaman tanpa penyemaian bibit.
1. Delapan ( 8 ) buah wadah ukuran 20 x 25 cm atau 30 x 35 cm untuk ukuran lahan 1 x 1 m.
2. Tiga ( 3 ) zak humus dan kompos atau 0,5 m kubik tanah subur.
3. 10 gram benih kangkung.
3. 20 gram pupuk NPK
Cara penanaman.
1. Â Aduk humus dan tanah dengan baik hingga rata lalu masukkan ke dalam wadah sebanyak 75% dari volume wadah tersebut.
2. Kemudian ratakan permukaan tanah humus dalam wadah tersebut lalu colok dengan ujung jari sebanyak 6 - 8 titik lobang untuk menaruh 1-2 biji benih sayur kangkung setiap.
3. Tiga hari kemudian akan tumbuh tunas baru dan pada hari ke 5 akan tumbuh sekitar 3-6 cm. Tergantung kesuburan tanah dan intensitas sinar matahari.
1. Pada usia tanam hari kelima bisa diberi pupuk NPK dengan cara ditaburkan sebanyak sepertiga sendok teh untuk setiap wadah. Dan ulangi pada hari ke 15 - 18. Pemupukan dengan sisa potongan sayur akan mengundang lalat dan tikus tanah serta menyebarkan bau kurang sedap jika tidak difermentasi dulu.
2. Sirami setiap wadah paling tidak tiga hari sekali dengan 100 cc atau setengah gelas air atau leri yaitu air bekas cucian beras. Bisa juga menyiram dengan air bekas cucian daging namun ini bisa mengundang lalat dan tikus.
3. Amati setiap hari ada hama atau tidak. Untuk wilayah kota (urban farming), hama utama biasanya hanya ulat kecil dan lalat buah yang kesasar. Jika ada cukup diambil dengan jari atau pinset. Tak perlu dengan pestisida. Selain berbahaya juga secara ekonomi tidak menguntungkan.
Pemanenan.
Pada hari ke 25-28 bisa dipanen dengan cara memotong sayur kangkung 4-6 cm dari pangkal yang dapat menumbuhkan cabang baru yang bisa dipetik lagi. Sehingga dalam sekali tanam bisa panen tiga kali. Bisa juga panen 4-5 kali, namun kurang subur atau daunnya kurus.
Pemanenan lebih dari 28 hari setelah tanam sayur terasa ulet seratnya jika dikonsumsi.
Urban farming kendala paling banyak dihadapi adalah tanah terlalu basah karena kurang sinar sehingga sayur tumbuh menjalar dengan helai daun yang ramping dan berwarna pucat.
Beberapa catatan:
Penanaman sayur kangkung saya berikan sebagai contoh sebab paling mudah penanaman dan perawatan. Namun demikian bisa juga menanam sayur atau tanaman semusim lainnya, seperti cabai, tomat, bayam, terong, bahkan jagung.