Ada lima bunga warna putih kutanam di halaman rumahku di desa. Semua aku suka. Semua kucinta.
Kala kudekati melati putih yang harum baunya, Emakku bilang,"Jangan seperti melati, harum baunya tapi tak pernah jadi hiasan rumah. Kena gerimis sedikit saja langsung layu dan rontok."
Kulihat ada tiga melati putih rontok di tanah dengan setitik air hujan yang masih menempel. Melati mulai busuk.
Emakku bilang,"Jangan seperti wijaya kusuma, hanya mekar dan merebakkan aroma wangi saat malam hari tak ada kumbang yang datang. Kadang membuat orang takut dikira ada memedi. Begitu pagi datang langsung layu."
Kulihat ada tiga tangkai wijaya kusuma layu tak menarik.
Emakku juga bilang,"Teratai putih itu cantik walau tak berbau harum."
Aku tersenyum mendengarnya.
Tapi Emak berkata,"Sayang sekali hidup dilumpur dan air kotor jadi hanya kumbang kecil yang datang."
Kulihat seekor lebah kecil terbang di atas putik teratai seakan mau ditelan teratai.