Mohon tunggu...
Nyi Ismayawati
Nyi Ismayawati Mohon Tunggu... Buruh - Urip sakmadya

Ngupaya upa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Geguritan] Sandya Kala Pinggiring Wana

12 November 2020   18:34 Diperbarui: 12 November 2020   21:04 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja di tepi hutan. Dokpri

Bang bang cahya semburat sisih kulon ing dhuwure wana.

Sang Betara Kala lungguh sila arep nguntal Sang Bagaskara sing mlaku rindhik kaya wedi marang durjana.

Srengenge angslup anyebarake cahya jingga sandya kala wis teka nyirnakake wayah rina.

Sepi sansaya mamring swasana ing pinggir wana tanpa jalma manungsa sing wis padha bali ngupaya upa.

Ing padepokan sanggar pamujan kabeh padha lungguh sendheku ngadhep Dewa Jawata dalah Betara Ismaya, atur paring suka apa kang wis dirumpaka.

Sajen kembang telung warna katuraken Ibu Pertiwi  kang paring boga sandang pangan murakabi.

Japa mantra paring Bapa Angkasa kang tansah angrungkebi bumi.

Sembah sujud atur dedonga japa mantra tulak bala adohake bilahi cilaka lan kudu tansah cegah dhahar nendra nutupi babagan hawa sanga.

Betara Ismaya. Foto sendiri.
Betara Ismaya. Foto sendiri.
Bahasa Indonesia. 

Kala Senja di Tepi Hutan

Semburat cahaya jingga kemerahan di sisi barat di atas hutan belantara.

Sang Betara Kala Penguasa Waktu  duduk bersila menunggu waktu menelan Sang Mentari yang pelan berjalan seakan takut akan tindak .

Sang Mentari pun tenggelam menyebarkan cahaya jingga kala senja telah tiba memusnahkan hari.

Sepi semakin mencekam suasana tepi hutan tanpa seorang pun yang telah pulang dari bekerja.

Di padepokan sanggar pemujaan semua duduk berlutut menghadap Sang Dewa Batara Ismaya mengucap syukur semua yang telah dilakukan.

Sesaji bunga tiga warna persembahan bagi Ibu Pertiwi  yang telah melimpahkan sandang pangan pada diri ini.  

Doa puji puja pada Sang Penguasa angkasa yang melindungi bumi ini dari marabahaya.

Sembah sujud menghaturkan doa menolak mara bahaya dengan mengurangi makan dan tidur mencegah nafsu angkara menguasai dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun