Jalan menanjak aku digendong, jalan menurun aku juga digendong.
Aku cemberut karena panas terik mentari bapak tetap tersenyum.
Aku mengisap dan airnya menetes dibajunya, bapak tetap tersenyum.
Sinar mentari yang semakin panas seakan membakar dunia, bapak tetap tersenyum tanpa mengeluh.
Itulah kenangan indah saat aku diajak bapak ke kebun, sawah, atau menonton kuda lumping.
Sekarang kuhidup sejahtera dalam berkeluarga, bapak tetap seperti dulu hidup bertani.
Berangkat pagi pulang tengah hari kala mentari bertahta di atas kepala.
Memanggul sekeranjang rumput untuk pakan kambing.
Tangan kiri memegang keranjang yang dipanggul tangan kanan memegang sabit dan mulut menggigit topi yang tak dikenakan.
Berat ringan selalu dijalani bapak.