relational risks
Hubungan dapat menjadi ‘korban’ bila informasi yang dikemukakan adalah pengakuan kebohongan yang pernah dilakukan atau hal-hal lain yang mempunyai efek negatif terhadap suatu hubungan.
professional risks
Pekerjaan juga dapat terkena dampak yang negatif, kita dapat kehilangan pekerjaan. Seperti keterbukaan atas penyakit HIV AIDS, catatan kriminal, atau yang lainnya.
Oleh karena dampak yang ada maka dalam pengungkapkannya, self-disclosure memiliki pedoman tertentu, yaitu
1. Motivasinya harus tepat
2. Konteksnya (waktu dan tempat) harus tepat
3. Self-disclosure sebaiknya dilakukan secara bertahap
4. Tidak membebani pihak yang lain
Contoh : ketika Anda memberitahu bahwa Anda telah mencuri uang perusahaan, apakah Anda siap dipecat? Itu adalah risiko Anda.
Pedoman di atas ditujukkan kepada individu yang melakukan self-disclosure, selanjutnya akan dituliskan pedoman untuk memfalisitasikan dan merespon self-disclosure :
1. Berlatih untuk mendengar secara efektif dan menjadi pendengar yang aktif
2. Memberikan dukungan pada individu yang melakukan self-disclosure (discloser)
3. Siap untuk menyesuaikan keterbukaan dengan menningkatkan pengertian terhadap pesan yang dikemukakan.
4. Menyimpan informasi yang dikemukakan oleh discloser dan membukanya bila diperlukan.
Self-disclose juga tak harus selalu dilakukan, kita mempunyai pilihan untuk menolak membuka informasi tentang diri kita, berikut adalah pedomannya
i. Self-disclosure tidak seharusnya dipaksakan. Itu harus dilakukan karena kita ingin melakukannya.
ii. Penolakkan untuk melakukan self-disclosure secara langsung menggunakan kalimat seperti “Saya tidak mau berbicara tentang itu sekarang.” ; “Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya.”
iii. Delay a decision
ini dilakukan untuk menunda self-disclosure, biasanya ditandai dengan kalimat “Nanti kita bicarakan berdua saja ya.”
sumber video :
Percakapan Brian Williams dan Edward Snowden sudah jelas disebut sebagai wawancara, dimana satu pihak mempunyai peran sebagai pemberi pertanyaan dan pihak lain sebagai pemberi respon atau penjawab pertanyaan. Hal itu membuat pihak yang melakukan self-disclosure lebih tertuju pada Edward Snowden. Maka pembahasan ini akan lebih tertuju pada Snowden daripada Williams.
Snowden dalam wawancara tersebut memberikan informasi self-disclosure mulai dari tentang nilai yang ia percayai seperti bahwa ada beberapa hal yang pantas diperjuangkan sampai titik darah penghabisan, salah satunya adalah untuk negara,
"there are something's worth dying for...and i think country is one of them."
Snowden juga mengungkapkan motivasinya melakukan pembocoran rahasia spionase Amerika Serikat, dengan menyatakan bahwa program yang dibuat untuk mengambil informasi pribadi individu-individu yang tak bersalah yang digunakan oleh Amerika Serikat adalah salah. Hal tersebut menodai kemerdekaan dan kebebasan rakyat Amerika yang telah dibubuhkan dalam Konstitusi,
"to justify programs that have never been shown to keep us safe but cost us liberties and freedoms that we don't need to give up and our Constitution says we shouldn't give up."
Lebih jauh lagi, oleh karena self-disclosure Edward Snowden, kita bisa mengetahui bahwa ia bertujuan untuk memastikan program tersebut diperbaharui, menjadikan keluarga dan penduduk negara yang ia tinggalkan bisa terbantu dengan tindakannya ini.”
"It’s about making sure that these programs are reformed and that the family that I left behind, the country that I left behind, can be helped by my actions.”
Self-disclosure yang dilakukan Edward Snowden dengan bantuan NBC menghasilkan berbagai informasi yang tidak diketahui publik sebelumnya. Untuk semakin memperjelas apa saja pokok-pokok penting dari hasil wawancara tersebut, Anda bisa membacanya di
http://thedesk.matthewkeys.net/2014/05/edward-snowden-unaired-nbc-clips/
http://edition.cnn.com/2014/05/28/us/edward-snowden-interview/
http://mashable.com/2014/05/28/edward-snowden-nbc-news-interview-brian-williams/
http://www.buzzfeed.com/passantino/7-things-we-learned-from-edward-snowdens-first-us-interview
http://www.businessinsider.co.id/edward-snowden-nbc-interview-2014-5/#.U5cD0_mSxbp
Seperti yang dibahas sebelumnya, individu atau pihak yang melakukan self disclosure mempunyai tujuan. Tujuan yang lebih tepat untuk kasus ini yaitu to help the listener/to show the listener. Snowden membuka jati dirinya yang telah dilatih sebagai agen mata-mata, seseorang yang telah berpengalaman menjadi system analysist. Ia ingin menunjukkan bahwa ia pantas dipercayai oleh rakyat Amerika dan dunia bahwa ia tahu apa yang ia bicarakan,
"I was trained as a spy in sort of the traditional sense of the word -- in that I lived and worked undercover, overseas, pretending to work in a job that I'm not -- and even being assigned a name that was not mine,"
"I've worked for the National Security Agency, undercover, overseas. And I've worked for the Defense Intelligence Agency as a lecturer at the Joint Counterintelligence Training Academy, where I developed sources and methods for keeping our information and people secure in the most hostile and dangerous environments around the world."
Snowden ingin mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat luas khususnya warga Amerika Serikat. Oleh karena itu, dapat saya katakan bahwa ia ingin mendapatkan salah satu reward/upah dari self-disclosure yaitu membantu membentuk hubungan yang lebih dekat dan efektif. Hubungan antara ia dan rakyat Amerika Serikat (untuk memperoleh hubungan); hubungan antara pemerintah Amerika Serikat dengan rakyatnya (untuk memperbaharui sistem intelejensinya); dan hubungan Amerika Serikat dengan seluruh negara di dunia/warga dunia (untuk dunia yang lebih baik).
“but the fact is that i tried...you know.. i saw what was going on with the world i believed the goverment's arguements that we were gonna do good things in Iraq that we were going to free the press and i wanted to do my part to help share the national burden and create not just a better America but a better world.”
Tentang risiko yang didapat Snowden dari self-disclosurenya, saya ingin menekankannya pada personal risk. Walau ia mengaku dengan menyatakan rahasia tersebut ia dapat tidur lebih nyenyak tetapi ia berharap adanya pemberhentian program NSA yang melanggar kebebasan dan kemerdekaan masyarakat Amerika. Harapan itu bukan harapan yang dapat dengan mudah dicapai. Oleh karena itu, ia harus menjaga kekuatan mentalnya agar ia tak terserang kesehatan emosi dan jiwanya.
“But I’ve gained the ability to go to sleep at night and to put my head on the pillow and feel comfortable that I’ve done the right thing even when it was the hard thing.”
Bila kita cermati lebih dalam wawancara tersebut, Snowden menggunakan beberapa kali kesempatan untuk menolak melakukan self-disclosure yang notabene adalah haknya sebagai manusia. Di sini saya mengambil dua contohnya. Yang pertama yaitu ketika ia ditanya apakah ia memilih Obama sebagai presiden saat pemilihan umum,
Brian Williams (NBC): Did you vote for President Obama?
Edward Snowden: I think — I think who people voted for is something that should be kept private.
2 kata yaitu ‘kept private’ atau ‘disimpan sebagai rahasia pribadi’ menandakan penolakkan untuk melakukan self-disclosure.
Yang kedua adalah ketika ia ditanya jangka waktu ia meninggalkan Hawaii sampai ia memutuskan untuk mempublikasikan temuannya
"I think giving the ongoing investigation, that's something better not to get into a news interview but i'd be happy to discuss this thing with the goverment "
Hal yang cukup menarik dari wawancara itu adalah ketika Snowden memberikan isyarat pasti ia sedang membuka dirinya/disclosing
“what did 9/11 mean to you?”
“I’VE NEVER TOLD anybody this. No journalist.....” ,
Di sana ia menyatakan ia belum pernah memberi tahu jurnalis manapun tentang apa makna kejadian 9/11 baginya. NBClah yang pertama kali mendapatkan kesempatan emas menangkap pengakuan Edward Snowden yang menganggap bahwa ada hal yang ganjil dari kejadian 9/11.
Berikut adalah potongan wawancara dengan Snowden tentang kejadian 9/11 yang kabarnya dipotong atau dihilangkan oleh NBC
http://www.youtube.com/watch?v=KQLy012pNDs
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H