Mataku beralih ke botol aqua di bangku taman. Astaga…! Botol plastik itu masih terbalut segel. Jadi, terlalu lama berbincang sampai aku dan lelaki itu lupa minum.
Aku nyaris berlari mengejar lelaki itu, jika saja tidak terdengar suara (yang sama dengan beberapa bulan lalu) berbisik kepadaku….“Sungguh, dengan menghapus kesombongan dalam hati, engkau tidak memerlukan satu sumur atau bahkan setetespun air untuk menghapus kehausan dalam diri!”
Dengan penuh rasa penasaran, pulangnya aku sengaja lewat rumah besar dekat taman kota. Persis di tembok dekat gerbang, terdapat tulisan besar “DISITA”.