Mohon tunggu...
Khu Tony
Khu Tony Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ini Cara Mengetahui Pemikiranmu Sudah Dewasa atau Belum

28 April 2017   12:53 Diperbarui: 28 April 2017   16:37 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Cara mengetahui pemikiranmu sudah dewasa / belum

Kamu Mau tahu bedanya pemikiran kekanak-kanakan dan pemikiran dewasa? Lihat yuk! Siapa tahu saja cara pemikiran kita ternyata sudah dewasa walaupun wajah masih imut-imut.

Berikut penjelasan Cara mengetahui pemikiranmu sudah dewasa / belum :

# orang yang dewasa selalu berpikir panjang sebelum bertindak.

Maksudnya bukan berpikir dalam waktu yang lama tertapi Berpikir tentang hal-hal yang mungkin terjadi kemudian, saat setelah keputusan tersebut diambil. Orang yang berpikir dewasa selalu berprinsip 'think before act', walaupun itu dalam keadaan yang genting sekalipun.

sebaliknya orang yang berpikir kekanak-kanakan cenderung 'act before think', bergerak tanpa dipikirkan terlebih dahulu manfaat atau resiko keputusannya.

# orang yang dewasa selalu berpikir positif, bahkan untuk hal-hal yang paling buruk sekalipun.

Dia selalu menganggap bahwa setiap kejadian di dunia ini sebenarnya mempunyai hikmah masing-masing. Dari kejadian paling baik sampai yang paling buruk. Dia ga pernah menganggap sesuatu hal itu buruk sama sekali karena pada dasarnya orang seperti ini yakin bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan tujuan yang baik.

Sebaliknya, orang yang kekanak-kanakan lebih suka berfikir negatif dalam hidupnya. Dia berpikir positif hanya jika sesuai dengan keinginan hatinya. Dia suka menyalahkan setiap hal yang nggak berjalan dengan dirinya, tanpa melihat apakah yang dia harapkan itu benar atau salah.

# orang dewasa ga pernah merasa maklum dengan kekurangam sifatnya.

Dia senantiasa berusaha untuk berubah menjadi insan yang lebih baik bagi semua hal: agama, keluarga, teman, masyarakat dan kehidupannya.

Kalau orang masih kekanakan, mereka justru bangga dengan kekurangannya, seperti sering mengucapkan, "sifat saya memang beginj ... bla .. bla .. bla ..." dari perkataan seperti itu, tampak bahwa dia "bangga" dengan kekurangannya dan malas berubah menjadi orang yang lebih baik. Dan parahnya, dia sering meminta pemakluman orang lain atas segala kekurangannya.

# orang yang berpikiran dewasa jarang mengeluh

karena dia yakin bahwa hal dikeluhkannya itu mungkin merupakan nikmat yang luar biasa bagi manusia lain yang lebih nggak beruntung dari dirinya. Orang dewasa membenci keluhan.

kalau orang kekanakan dia ga pernah bersyukur terhadap apa yang telah diberikan kepadanya. Dia hanya bisa menuntut, menuntut, dan menuntut hal yang lebih baik tanpa pernah mensyukuri apa yang telah dia peroleh.

# orang yang dewasa akan sering menemukan kesalahan-kesalahan dalam dirinya, bahkan ketika dirinya sudah berbuat paling benar sekalipun.

Dia bisa menemukan kekurangan dalam setiap perbuatan dirinya sehingga dia dapat menghindari kesalahan yang sama pada kemudian hari.

tetapi orang kekanakan lebih suka menganggap dirinya paling benar, bahkan ketika dia berbuat salah sekalipun. Dia lebih suka menyalahkan orang lain ketimbang mengoreksi dirinya sendiri. Dia paling nggak suka disalahkan. Merasa diri palinh benar dan orang lain salah.

# nah untuk masalah cinta, orang dewasa akan mampu mencintai dengan ikhlas dan tulus.

Dia mencintai tanpa mengharapkan berbagai hal dari orang yang dicintainnya, hanya berharap memberikan yang terbaik bagi pasangannya.

Orang kekanakan akan mencintai dengan penuh harap dan pamrih. Dia nggak peduli apakah dia memberi yang terbaik untuk kekasihnya atau nggak, yang terpenting adalah kekasihnya telah memberi yang terbaik untuk dirinya.

Jangan heran kalau banyak orang dewasa yang memiliki cara berpikir kekanakan. Super egois dan mudah ngambek. Hal ini disebabkan banyak faktor. Misalkan saja dari lingkungannya yang selama ini selalu menganggap dia masih kecil. Atau bisa juga dari pergaulan dan pengalaman hidupnya yang nggak pernah ditempa kesulitan, jadi nggak pernah dituntut untuk berpikir bijak.

Semoga bermanfaat ya dan jangan lupa dibagikan ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun