Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi. Empat bulan perjalanan ini telah menjadi babak baru dalam hidupku, banyak kesan dan pesan berharga yang telah terkumpul.Â
    Tanggal 24 Agustus 2023 tonggak awal dalam perjalanan magangku di Dinas   Salah satu tantangan terbesar yang aku hadapi selama magang adalah perubahan kebiasaan, terutama dalam hal bangun pagi. Sebelumnya, kebiasaan bangun terlambat seringkali menjadi masalah, namun di lingkungan magang, kedisiplinan menjadi kunci. Pergeseran ini bukan hanya sekadar kebiasaan, melainkan sebuah transformasi pribadi yang memberikan dampak positif pada produktivitas dan kualitas hidup sehari-hari. Bangun pagi adalah langkah awal menuju kesuksesan, aku belajar menerapkannya dengan tekun. Disiplin tidak hanya mencakup waktu kerja, tetapi juga integritas, tanggung jawab, dan sikap profesional.
   Dalam dunia perpustakaan dan kearsipan, aku memasuki ranah penyuntingan buku. Proses ini tidak hanya sekadar menyunting tata bahasa, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam terhadap isi dan makna yang ingin disampaikan oleh penulis. Aku memperoleh wawasan yang berharga mengenai bagaimana sebuah buku berkualitas tinggi diproduksi, dari ide awal penulis hingga menjadi karya yang siap terbit. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan aku tetapi juga membuka mata aku terhadap proses kreatif di balik karya sastra. Dari perbaikan gaya penulisan hingga penyempurnaan tata bahasa, aku belajar bahwa penyuntingan adalah langkah kritis dalam menciptakan karya yang bermakna dan memiliki daya jual tinggi.
   Magang membuka mataku terhadap pentingnya kerjasama tim dalam mencapai tujuan bersama. Aku bekerja dengan beragam individu yang memiliki latar belakang serta keahlian berbeda, dan hal tersebut mengajarkan aku untuk menghargai peran setiap anggota tim. Di tengah-tengah kerjasama, kami tidak hanya menyelesaikan tugas-tugas rutin, tetapi juga menciptakan ide-ide kreatif untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan dan kearsipan. Melalui magang, aku juga dapat meresapi kekayaan budaya lokal Banyuwangi. Dari koleksi buku khas hingga kegiatan promosi literasi di masyarakat, aku melihat betapa pentingnya perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan bagi masyarakat setempat.
   Sebagai buah dari perjalanan magang, kini aku memiliki kebanggaan tersendiri, yaitu antologi puisi berjudul "Nawasena". Proyek ini tidak hanya menjadi tugas dari pembimbing lapangan, tetapi juga menjadi bukti nyata dari perkembangan diriku sepanjang magang. Melalui proses ini, aku belajar menggali inspirasi, menyusun kata-kata, dan meramu emosi menjadi sebuah karya seni. "Nawasena" bukan hanya kumpulan puisi, melainkan perwujudan dari perjalanan batin dan pengembangan diri yang aku alami selama empat bulan ini.
  Seiring berakhirnya magang ini, aku membawa pulang lebih dari sekadar keterampilan teknis. Aku membawa pulang pengalaman berharga dalam hal kepemimpinan, kerjasama, dan apresiasi terhadap budaya lokal. Aku berharap agar perpustakaan dan kearsipan terus menjadi pilar penting dalam mengembangkan masyarakat dan memelihara warisan budaya.
  Magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi telah melampaui ekspektasiku. Aku merasa bersyukur atas kesempatan ini dan yakin bahwa pengalaman ini akan menjadi fondasi kuat bagi karir masa depan aku. Terima kasih kepada semua staf dan pembimbing lapang Bapak Yusup Khoiri yang telah membimbing dan mendukung perjalanan magang ini. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan keterampilan profesional aku tetapi juga membentuk karakter dan sikap hidup yang lebih matang. Magang ini tak hanya berakhir sebagai suatu tugas, melainkan sebagai sebuah cerita pembelajaran dan pertumbuhan pribadi yang akan terus membimbing langkah-langkah aku di masa depan. Semoga keberlanjutan perpustakaan dan kearsipan di Banyuwangi terus memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H