Mohon tunggu...
MTs Tangguh Takerharjo
MTs Tangguh Takerharjo Mohon Tunggu... Guru - MTs TANGGUH (Taqwa, Unggul, Humanis) - (Cp: 085895670791/Budi S.)

"Berproses, Berprogres, Sukses" Cp: Budi Setiawan (WA: 085895670791)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Qona'ah

17 Januari 2022   09:27 Diperbarui: 17 Januari 2022   09:31 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sungguh bahagialah orang yang masuk islam, lau diberi rizki cukup dan diberi sifat qona'a dengan apa -- apa yang telah dikaruniakan oleh Allah"

Maksud hadits di atas adalah orang islam yang bahagia adalah orang yang diberi rizeki cukup dan qona'ah.tentu semua orang senang diberi rizeki yang cukup, tapi belum tentu dia bisa qona'ah.

Berbicara tentang qona'ah, tentu bukan hal baru lagi di telinga kita. Qona'ah adalah merasa cukup akan apa yang ia punya. Kita sebagai orang islam, haruslah menanam sifat qona'ah ini. Agar kita tidak menjadi orang yang MELETAN/kepinginan.

Dalam hidup, jika kita mempunyai sifat meletan /kepinginan. Maka kita akan merasa tidak puas dengan apa yang kita miliki. Pasti ingin lagi....lagi...lagi.... dan lagi. Untuk mewujudkan keinginpun akan menggunakan menghalalkan segala cara.

Dengan memiliki sifat qona'ah, kita akan merasa tenang dan tidak gusar. Karena harta sudah tidak menjadi prioritas utamanya, apalagi harta orang lain. Maka, timbullah yang namanya kekayaan.

Orang kaya menurut pandangan masyarakat adalah orang yang banyak harta, padahal orang kaya sejati adalah orang yang memelihara sifat qona'ah di hatinya. karena qona'ah adalah merasa cukup dan tidak terlalu ingin untuk menambah harta. sebaliknya, orang yang disebut miskin adalah orang yang selalu memikirkan harta, tidak puas akan hartanya dan selalu ingin menambah harta.

Qona'ah adalah lawan dari rakus. Kalau orang qona'ah disebut manusia CUKUP, tapi kalau orang rakus bisa disebut manusia KERA. Dalam kehidupan , pak CUKUP dan pak KERA memanglah saling bertolak belakang. Kalau pak CUKUP sholat,maka pak KERA sibuk bekerja. Pak CUKUP bekerja, pak KERA sibuk menikmati harta. pak CUKUP mensyukuri harta, pak KERA menambah harta. dan seterusnya dan seterusnya. Pokoknya pak cukup akan wajar dalam menikmati,sedangkan pak kera masih belum puas akan hartanya.

Seperti itulah perbandingan qona'ah dan rakus. Menjadi manusia cukup itu memang susah. Karena pada dasarnya manusia itu perasaanya ingin lagi..... lagi..... lagi.... dan lagi..... mungkin itu penyebab darwin berpendapat "sesungguhnya manusia dan kera itu sejenis". Jarang kan ada menusia yang seperti burung, yang mencari makan secukupnya.

Berpikir cukup adalah sesuatu yang menyakitkan awalnya. Betapa tidak, saat kita makan makanan yang sedikit.karena pada waktu itu hanya punya segitu. kemudian melihat orang -- orang yang makan dengan seenak-enaknya, sekenyang-kenyangnya, sepuas-puasnya. Apakah mulut tidak meneteskan air liur? Pasti iya. Tapi kita harus menahannya. Karena kita sudah makan makanan kita. Itulah berpikir cukup.

Menjadi pribadi yang qona'ah itu intinya harus selalu bersyukur. Bersyukur apa yang kita punya, bersyukur atas apa yang diberikan Allah pada kita. Tak memperdulikan sedikit banyaknya.yang penting cukup untuk kebutuhan kita. Tak mengorek-ngorek apa yang bukan milik kita. Tak lupa akan sedekah. Tidak berlebih-lebihan dalam bekerja. Tidak rakus akan harta benda. Menikmati sesuatu dengan apa adanya. Seperti tiulah manusia qona'ah.

Manusia yang selalu dekat dengan Allah, berhusnudhon pada Allah, tidak kurang tidak lebih, tidak miring kanan tidak miring kiri, tapi pas -pasan. Maka keseimbanganlah yang ada pada dirinya.

Artikel ini ditulis pada tahun 2013 oleh Faqih Al-Fadlil (Alumni MTs Muhammadiyah 07 Takerharjo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun