Mohon tunggu...
Khussy
Khussy Mohon Tunggu... pegawai negeri -

tidak ada yang kebetulan di dunia ini. semuanya terjadi dan tertulis dalam skenario-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pak Polisi, Ini Salah Siapa?

25 Januari 2011   10:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangun tidur kesiangan, langsung mandi ala cowboy, dandan langsung ngacir ke kantor daripada telat. Kalau sudah agak siang ke kantor, jalanan pasti ramai. Anak-anak sekolah bercelana atau ber-rok abu-abu mulai memenuhi jalan dengan motor tunggangan yang terkadang seenaknya salip kanan kiri. Terkadang ada juga yang bercelana biru tua. (Celana biru tua kan masih SMP, kok Pak Polisi diam saja? Tilang dong Pak.... ) :D

Lampu lalu lintas menyala merah, angkanya bergerak mundur. Mulai dari empat puluh tiga. Begitu nyampe angka lima, suara motor terdengar meraung seakan berlomba siapa yang bisa memacu duluan saat hijau menyala, dialah yang menang. Lalu menunjuk angka satu. Wuerrrrr.....wuerrrrr..... Cekkiiiiiittttttttttttt.............. Gubrakkkkkk........ Tiba-tiba seorang pengendara sepeda terpelanting tertabrak motor.

Kejadian di depan pos jaga polisi. Siapa yang salah?

Ketika lampu hijau menyala, lampu dari arah lainnya pasti merah. Pengendara sepeda ternyata melajukan sepeda dari arah jalan yang satu jalur. Otomatis melawan arus. Pengendara motor pasti berfikir jalur yang akan dilaluinya aman. Karena di tikungan, dia tidak melihat dari arah yang berlawanan ada sepeda.
Kejadian seperti ini sering terjadi di daerah saya. Magetan. Sejak mulai lebaran tahun 2009 lalu, jalur lalu lintas berubah. Banyak yang mulai dijadikan satu jalur. Hal ini untuk menghindari kemacetan. Walah.... di kota kecil aja macet udah bikin pusing, apalagi di kota besar? Bisa-bisa saya menjadi stres :D

Selain itu juga lampu lalu lintas juga mulai ditambah terutama di perempatan ataupun pertigaan yang lumayan ramai. Mustinya ditaati. Oleh siapapun, orang-orang yang melajukan kendaraannya di jalan raya.
Tetapi rasa-rasanya rambu lalu lintas hanya berlaku bagi kendaraan bermotor saja. Padahal yang ada di jalan tidak hanya kendaraan bermotor saja. Ada sepeda, becak, dokar (delman), penjual makanan dengan gerobak beroda. Otomatis mereka pengguna jalan raya.

Sering kita jumpai, terutama di lampu lalu lintas. Saat lampu menyala merah, kendaraan yang non motor terbiasa tetap menjalankan kendaraannya. Padahal berbahaya. Bisa-bisa tertabrak dari arah yang lainnya.

Ataupun di satu jalur. Terkadang kita menjumpai becak, sepeda, dokar, gerobak beroda yang melawan arus. Padahal di satu jalur, kendaraan bermotor cenderung melaju kencang. Berbahaya juga kan?
Tetapi anehnya, polisi diam saja. Mereka ada, tetapi tidak berusaha menertibkan. Menertibkan dalam artian memberitahu mereka agar jangan melenggang seenaknya. Seharusnya ikut patuh dengan rambu dan lampu lalu lintas yang ada. Agar keselamatan di jalan raya bisa terjaga.

25012011

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun