Mohon tunggu...
Khusnun Nisak Assalami
Khusnun Nisak Assalami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

Follow the flow and enjoy the process

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Konstruksi Sosial Masyarakat dalam Penyerapan Budaya Korea Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckman

14 Desember 2022   21:06 Diperbarui: 14 Desember 2022   21:30 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi informasi dan komunikasi semakin hari semakin berkembang seiring dengan arus globalisasi. Berkembangnya teknologi menyebabkan masyarakat semakin mudah dalam mengakses berbagai informasi melalui internet dan media sosial. 

Sedangkan kehadiran globalisasi menyebabkan suatu budaya menjadi eksis tanpa mengenal batas. Salahsatu budaya yang mendunia dan digemari oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah budaya korea. Popularitasnya menyebabkan demam Korea muncul di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa menyukai dan meniru budaya korea, salahsatunya adalah dalam berpakaian. 

Masyarakat mengenalnya melalui perantara drakor, K-Pop, dan media sosial. Mereka yang menganggap gaya pakaian orang korea keren kemudian menjadikannya panutan dalam berpakaian. Kasus ini mencerminkan teori konstruksi sosial, karena proses penyerapan budaya korea tersebut terjadi melalui tiga tahap konstruksi sosial, yaitu eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. 

Saya mengenal teori konstruksi sosial dari jurnal yang berjudul Konstruksi Realitas Sosial: Pemikiran Peter L. Berger Tentang Kenyataan Sosial. Jurnal tersebut menjelaskan bahwa konstruksi sosial adalah proses interaksi sosial yang menghasilkan suatu realitas sosial. 

Dalam proses konstruksi manusia akan melalui tiga tahap, yaitu eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Pada tahap eksternalisasi individu akan menyerap suatu pengetahuan yang disosialisasikan oleh individu lainnya. 

Setelah melalui proses eksternalisasi, individu akan memberikan pesan, kesan, evaluasi, dan memahami atau memberi penilaian terhadap pengetahuan untuk berinteraksi kepada diri mereka. Kemudian pengetahuan diberi suatu makna oleh individu sehingga menjadi kebiasaan atau habitus. Proses ini dilakukan individu saat melakukan interaksi dengan lingkungannya. 

Eksternalisasi dan obyektivasi berlangsung secara terus-menerus sehingga dalam hal ini masyarakat menjadi produsen dan konsumen sosial. Kemudian individu akan melalui tahap internalisasi, individu akan merefleksikan atau menafsirkan suatu nilai dan pengetahuan dari proses obyektivasi ke dalam diri individu sebagai pengungkapan suatu makna. 

Menurut pemahaman saya teori konstruksi sosial merupakan suatu proses penciptaan realitas sosial melalui interaksi yang terjadi di masyarakat. Pada awalnya seorang individu akan melakukan sosialisasi nilai atau pengetahuan kepada individu lainnya. Kemudian individu yang menerima sosialisasi akan melakukan pemaknaan terhadap suatu nilai atau pengetahuan. 

Masing-masing Individu akan memahami nilai dan pengetahuan yang disosialisasikan secara berbeda-beda. Nilai atau pengetahuan tersebut kemudian di internalisasi ke dalam diri individu dan diimplementasikan dalam interaksi sosial sebagai proses eksternalisasi kembali. Proses tersebut akan terus berputar dalam interaksi sosial masyarakat.

Selaras dengan kasus tren budaya korea di atas. Pada mulanya individu melihat budaya korea melalui drakor, K-Pop, dan media sosial sebagai proses eksternalisasi. Dari proses eksternalisasi tersebut individu melakukan obyektivasi. Individu memberi pemaknaan bahwa cara berpakaian orang korea dianggap keren dan kekinian. Sehingga individu meniru gaya pakaian para artis K-Pop sebagai hasil dari proses internalisasi. 

Teori konstruktivisme merupakan hasil pemikiran dari dua orang tokoh sosiologi. Tokoh pertama adalah Peter L. Berger. Ia lahir di Austria pada tanggal 17 Maret 1929. Berger mendapat gelar M.A. pada tahun 1950 dan Ph.D. tahun 1952 di New School for Social Research New York. Berger menjadi profesor muda di Universitas North Carolina pada tahun 1956 hingga 1958 dan menjadi profesor madya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun