Tim peneliti dari Departemen Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang (UM) baru saja berhasil mengembangkan sebuah instrumen yang diberi nama Skala Pikiran Irasional Mahasiswa (SPI-M). SPI-M ini dirancang sebagai alat ukur yang dapat membantu mendeteksi dan memahami keyakinan irasional di kalangan mahasiswa. Dalam pengembangannya, penelitian ini dilakukan oleh tiga dosen, yakni Dr. Diniy Hidayatur Rahman, M.Pd, Dr. Zamroni, S.Psi., M.Pd, dan Dr. Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd. Ketiganya dibantu oleh dua asisten peneliti, yaitu Khusnul Khowatim dan Sausanuz Zakiyyah Hamibawani. Selain didukung oleh tim peneliti yang berkompeten, proyek ini juga mendapatkan pendanaan penuh dari Universitas Negeri Malang. Pendanaan ini menunjukkan komitmen universitas dalam mendukung penelitian-penelitian inovatif yang dapat memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan dan kesehatan mental di Indonesia.
Penelitian pengembangan SPI-M ini dilakukan di Fakultas Ilmu Pendidikan UM dengan melibatkan sekitar 300 mahasiswa dari berbagai departemen. Peneliti memilih mahasiswa sebagai populasi utama karena SPI-M memang ditujukan untuk memetakan keyakinan irasional yang sering kali menjadi sumber masalah emosional dan perilaku di kalangan mahasiswa. Dalam perspektif Rational Emotive Behavior Therapy (REBT), keyakinan irasional adalah salah satu penyebab utama berbagai masalah psikologis. Bentuknya sering kali berupa pikiran yang kaku, absolut, atau cenderung overgeneralisasi, yang bisa mengakibatkan gangguan emosional hingga berujung pada perilaku yang bermasalah. Dengan adanya SPI-M, konselor atau praktisi di bidang bimbingan dan konseling perguruan tinggi diharapkan dapat lebih mudah dalam mengidentifikasi bentuk pikiran irasional yang dihadapi mahasiswa, sehingga proses intervensi dapat dilakukan dengan lebih efektif.
SPI-M memiliki beberapa keunggulan utama yang membuatnya berbeda dan lebih relevan dibandingkan dengan instrumen pengukuran keyakinan irasional lainnya. Pertama, SPI-M dikembangkan berbasis bahasa dan budaya Indonesia, sehingga lebih mudah dipahami dan lebih relevan dalam konteks lokal. Instrumen ini dirancang untuk menghindari kendala bahasa atau makna yang sering kali muncul ketika skala dalam bahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kedua, SPI-M dirancang dengan jumlah item yang efisien, membuat pengisian instrumen ini menjadi lebih mudah dan tidak memakan banyak waktu. Hal ini sangat penting, mengingat mahasiswa seringkali memiliki jadwal yang padat. Ketiga, SPI-M dibuat dengan mempertimbangkan konteks kehidupan mahasiswa sebagai fokus utama pengembangannya, menjadikannya alat yang sangat relevan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa Indonesia dalam kesehariannya.
Selama ini, instrumen pengukuran keyakinan irasional yang ada dan populer masih didominasi oleh skala-skala berbahasa Inggris, yang belum tentu sepenuhnya sesuai dengan konteks budaya Indonesia. Meskipun ada beberapa skala yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, para peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam skala terjemahan tersebut, baik dari segi akurasi bahasa maupun relevansi konteksnya. SPI-M hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut, dengan mengusung keaslian bahasa dan budaya Indonesia, serta relevansi tinggi terhadap kondisi mahasiswa di Indonesia. Dengan demikian, SPI-M diharapkan dapat menjadi instrumen yang akurat dan tepat guna dalam mengidentifikasi serta memahami pikiran irasional mahasiswa.
Dukungan dari Universitas Negeri Malang dalam bentuk pendanaan penelitian ini sangatlah berarti. Universitas berharap hasil penelitian ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling di Indonesia. Selain itu, hasil dari SPI-M diharapkan dapat menjadi dasar bagi intervensi yang lebih tepat sasaran untuk membantu mahasiswa mengatasi berbagai permasalahan emosional dan perilaku yang mungkin muncul selama menjalani pendidikan tinggi. Pendanaan ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Negeri Malang untuk terus mendukung penelitian-penelitian yang berpotensi membawa manfaat bagi masyarakat luas, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H