Imam Bukhari, adalah ahli hadis yang termasyhur di antara para ahli hadis sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam buku-buku fiqih dan hadis, hadis-hadisnya memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (pemimpin orang-orang yang beriman dalam hal ilmu hadis). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
Pada suatu hari Imam Bukhari bepergian dengan perahu dalam perjalanan mencari ilmu sambil membawa uang seribu dinar. Ada salah satu penumpang laki-laki yang simpati kepada Imam Bukhari. Selama perjalanan, pria itu sering kali menyempatkan diri untuk duduk dan ngobrol didekatnya. Persahabatan kemudian terjalin. Dalam suatu percakapan, Imam Bukhari memberi tahu pria itu bahwa dia membawa uang seribu dinar.
Pada esok paginya, pria itu bangun dan mulai menangis, berteriak, merobek pakaiannya, serta menampar wajahnya sendiri, seolah-olah dia baru saja mendapat musibah besar. Rekan-rekan sekapalnya bertanya kepadanya apa yang salah, dan awalnya  dia menolak untuk menjawab, seolah-olah dia masih dalam keadaan syok dan tidak bisa berbicara apapun. Setelah mereka terus-menerus bersikeras ingin tahu apa masalahnya, pria akhirnya menjawab, "Saya memiliki tas yang berisi seribu dinar, dan pagi ini tas dan uang itu hilang."
Nahkoda kapal kemudian bertindak. Satu demi satu penumpang digeledah. Setelah menyadari apa yang terjadi, Imam Bukhari diam-diam melemparkan tas dan uangnya ke air. Saat giliran dia digeledah, tidak ditemukan apa-apa. Ketika seluruh kapal dan semua penumpangnya digeledah dan tidak ada kantong uang ditemukan, petugas berwenang di kapal kembali ke orang yang mengarang cerita dan menghukumnya karena membuat klaim palsu dan membikin keresahan semua penumpang.
Begitu kapal akhirnya merapat dipantai, para penumpang mulai turun; pria itu mendekati Imam Bukhari dan menanyakan apa yang telah dia lakukan dengan kantong uang itu.
" Kantong uang itu saya lemparkan ke laut," jawab Imam Bukhari.
"Dan anda menerima kenyataan bahwa anda baru saja kehilangan uang dalam jumlah besar?" pria itu bertanya dengan bingung.
"Wahai orang yang bodoh," kata Imam Bukhari,
"Apakah kamu tidak tahu bahwa aku telah menghabiskan seluruh hidupku mengumpulkan hadits Rasulullah dan bahwa dunia mengakui jerih payah dan kesungguhan saya. Apakah pantas bagi saya untuk tunduk pada tuduhan pencurian? Dan apakah saya rela kehilangan mutiara yang berharga (yaitu ilmu pengetahuan dan kehormatan saya sebagai ulama) yang saya telah cari seumur hidup demi seribu dinar dinar?" (Sumber : AbdurRahman.Org)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H