Pada suatu sore di sebuah taman, saya dibuat takjub dengan pemandangan dua anak perempuan yang berusia sekitar 4-6 tahun. Awalnya, seorang anak perempuan sedang bermain monkey bar dan secara tidak sengaja sandalnya terjatuh. Tiba-tiba, ada seorang anak perempuan lain yang datang menghampirinya dan mengambilkan sandal yang jatuh.
Sembari menyerahkan sandal, anak perempuan tersebut memperkenalkan diri. "Hai, nama aku Dea (nama samaran), umur aku 4 tahun. Aku yang tinggal di ujung sana (sambil menunjuk rumahnya). Nama kamu siapa?"
Kemudian, diresponlah dengan baik olehnya sehingga terdengar percakapan yang berlangsung menarik. Pada akhirnya, mereka bermain bersama dan berbincang akrab seolah ini bukan pertemuan pertama mereka.
Pemandangan tersebut menyiratkan makna ternyata sesederhana itu menjalin sebuah pertemanan. Di balik usia yang masih belia, mereka telah mampu menghidupkan suasana bermain yang menyenangkan. Bukan saya saja, tentu senyum berbinar juga ada di raut kedua orangtua mereka yang turut menyaksikan.
Memperkenalkan diri tanpa diminta (dalam situasi dan kondisi yang mendukung) bukanlah perkara mudah. Mengingat setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda.
Masih ada orangtua yang mengalami kendala dalam meningkatkan kemampuan anak-anaknya terkait dalam interaksi sosial seperti anak tidak cepat merespon ketika disapa, pemurung, cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar, kurangnya empati, sulit mengontrol emosi, dan sebagainya.
Akibatnya, berpengaruh pada kemampuan akademik maupun non akademik karena anak menemukan kesulitan (1) dalam berinteraksi, (2) menerima instruksi, (3) menyelesaikan konflik, (4) mengatur emosi, dan (5) menanggapi emosi orang lain.
Kemampuan Sosio-Emosional pada Anak
Sosial dan emosional merupakan dua kata terpisah tetapi saling berkaitan sehingga lebih lanjut disebut dengan sosio-emosional.
Definisi perkembangan sosial merupakan bentuk mempelajari nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang memungkinkan anak-anak untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif dan berkontribusi secara positif kepada keluarga, sekolah, dan masyarakat. Yang tak terpisahkan dari hal ini adalah pengetahuan dan pemahaman tentang emosi.