Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Perhatikan 5 Hal Ini Saat Mengenalkan Makanan Pedas pada Anak

21 Mei 2024   01:36 Diperbarui: 22 Mei 2024   08:55 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sambal cabai favorit masyarakat Indonesia pencinta pedas | Sumber: sarihusada.co.id.

Selain itu, apabila anak masih merasa kepedasan maka bisa mengonsumsi makanan atau minuman manis seperti susu, madu, yogurt, gula, dan roti untuk menetralkan rasa pedas.

4. Memantau tekstur pup dan intensitas buang air besar (BAB) harian.

Orang tua senantiasa mewaspadai gejala seperti misalnya diare, sakit perut, mulut kemerahan, perut mulas, dan mual pada anak. Mengingat setiap anak memiliki toleransi tingkat kepedasan yang subjektif atau berbeda-beda.

Oleh karena makanan pedas cenderung mempercepat proses metabolisme, maka waspadai apabila misalnya anak BAB lebih dari tiga kali dalam sehari dengan tekstur yang tidak seperti biasanya (tidak normal).

5. Sampaikan konsekuensi logis tentang makan pedas berlebih.

Apabila dijumpai anak dengan toleransi pedas setara dengan orang dewasa, maka orang tua patut "was-was". Dengan demikian orang tua bisa mengambil langkah tepat agar anak tidak ketergantungan terhadap rasa pedas yang dapat membahayakan pencernaan di usia belia (muda).

Oleh sebab itu, pentingnya orang tua menyampaikan beberapa hal kepada anak terkait konsekuensi logis apabila anak makan makanan pedas secara berlebihan seperti perut mulas, diare, suara serak, keringat berlebihan, radang pada lapisan lambung, dan sebagainya.

*****

Tidak ada aturan pasti usia anak dikenalkan pada makanan pedas. Adapun sebagai anjuran dari ahli gizi, sebaiknya makanan pedas dikenalkan ketika anak sudah mencapai usia 2 tahun dengan pertimbangan organ-organ pencernaan sudah berkembang sempurna.

Pada praktiknya, berdasarkan pada pengalaman yang penulis terapkan pada si kecil dalam mengenalkan makanan pedas telah memberikan beberapa keuntungan. Tentunya dengan memperhatikan beberapa hal agar tidak ngasal. Salah satunya dengan cara memberikan makanan dengan tingkat kepedasan yang rendah.

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, apalagi menyangkut menu makanan yang berimbas pada status kesehatan. Oleh karena itu, pentingnya orang tua juga paham tentang konsumsi makanan pedas dalam jumlah yang wajar. Mengingat tidak semua anak (misalnya balita) tidak tahan pedas, ada juga balita yang senang makan pedas. Ada yang langsung menolak, ada pula yang dapat menerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun