Berdasarkan pengalaman penulis, beberapa hal yang harus diperhatikan ketika orang tua ingin mengenalkan makanan pedas pada anak antara lain sebagai berikut :
1. Lakukan secara bertahap dan dalam porsi sedikit.
Lakukan adaptasi terlebih dahulu dengan mengenalkan anak pada menu makanan yang dicampur dengan bumbu masakan berbahan rempah (alami) dengan porsi sedikit seperti jahe, lada, bawang putih, dan sebagainya. Sebagai contoh penggunaan jahe dan merica pada masakan soto ayam dan sop.
Jangan dipaksa apabila anak menolaknya bahkan hingga menangis atau merasa kepedasan. Apalagi terdapat intoleran pada anak misalnya berupa alergi setelah mengonsumsinya. Maka sebaiknya perhatikan reaksi pada tubuh anak, dalam kondisi aman dan nyaman atau tidak setelah makan pedas.
Apabila hal yang tidak diinginkan terjadi, maka sebaiknya orang tua menghentikan sementara pemberian makanan yang mengandung rasa pedas pada anak.
2. Perhatikan frekuensi konsumsi pedas.
Orang tua bisa mengatur jadwal menu makanan keluarga secara bergantian antara menu yang pedas dan yang tidak. Hal demikian sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Misalnya, ayam goreng tepung atau udang krispi dengan sayur bening. Apabila orang tua mengingingkan rasa pedas, sesekali saus cabai kemasan bisa menjadi pilihan.
Dengan memperhatikan frekuensi konsumsi pedas, maka orang tua bisa mengontrol agar anak tidak terlalu sering mengonsumsi makanan pedas yang ternyata membuat anak menyukainya.
3. Menetralisir rasa pedas apabila anak kepedasan.
Setelah mengonsumsi makanan pedas, sebaiknya anak minum air putih hangat sebagai penetral rasa pedas. Air hangat dapat membuat rasa lebih nyaman di usus karena biasanya makanan pedas identik dengan masakan yang mengandung minyak.