5. Belajar sirah sekeluarga.
Mengisi waktu Ramadan dengan menuntut ilmu adalah sebuah kemuliaan. Menuntut ilmu bisa melalui membaca buku untuk mempertajam daya pikir dan menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Salah satu anjuran buku bancaan untuk orang tua di bulan Ramadan adalah tentang sirah nabi. Sirah Nabi atau Sirah Nabawiyah membahas kisah perjalanan kehidupan Rasulullah SAW. Dari kitab-kitab sirah, kita dapat membaca sejarah Nabi Muhammad SAW dalam alur yang mengalir dan teratur (sistematis).
Adapun salah satu contohnya membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam sorotan Al-Qur'an dan Hadis-hadis shahih karya M. Quraish Shihab. Dalam buku ini membahas kondisi umum masyarakat menjelang kelahiran Muhammad SAW, pohon keluarga, masa kelahiran hingga kenabian, periode Makkah, proses hijrah, periode Madinah, hingga profil Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, sangat penting kiranya kita mempelajari sirah untuk mempertajam pengenalan pada sejarah Nabi Muhammad SAW berkaitan dengan kehidupan, kepribadian, perjuangan, serta teladan.
6. Mengurangi screen time.
Screen time atau waktu layar adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan perangkat berlayar seperti hp, komputer, televisi, dan lain-lain. Pemahaman yang berkembang pada masa kini, screen time merupakan aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan media sosial.
Sehingga bagaimana cara orang tua membagi waktunya agar efektif dan efisien selama bulan Ramadan. Menggunakan media screen time secara bijak dan mengatur ritme agar waktu seharian tidak terbuang sia-sia.
Jikalau kepentingan pekerjaan telah terselesaikan, maka di waktu luang bisa dialihkan pada pekerjaan domestik atau pekerjaan yang berkaitan dengan aktivitas rumah tangga yang bisa dikerjakan oleh seluruh anggota keluarga. Misalnya membuang sampah keluar, menyikat kamar mandi, mengganti sprai kasur, membersihkan jendela, mencuci karpet, selimut, dan tirai jendela, dan sebagainya.
Setiap lelahnya orang tua, misal pada contoh lainnya seperti menyapu rumah, membereskan mainan, mengelap meja dapur, memandikan anak, itu bukan aktivitas sia-sia, melainkan aktivitas bernilai ibadah. Karena Allah itu mencintai kebersihan.