Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Yuk! Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut di Bulan Puasa

28 Maret 2024   15:04 Diperbarui: 28 Maret 2024   15:07 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesehatan gigi dan mulut (Sumber : freepik)

Islam mengajarkan seorang muslim untuk selalu menjaga kebersihan terutama kebersihan gigi dan mulut. Mulut menjadi bagian dari sistem pencernaan sebagai jalur pertama masuknya makanan dan minuman ke dalam tubuh. Di dalam rongga mulut terdiri atas bibir, gigi, gusi, lidah, langit-langit serta kelenjar ludah.

Di zaman sekarang ini antusiasme dan kesadaran setiap orang untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut nampaknya semakin meningkat. Hal demikian salah satunya didukung oleh kemudahan akses berkonsultasi melalui daring, biaya yang terjangkau (pada beberapa tindakan), serta keberadaan fasilitas kesehatan yang melayani kesehatan gigi.

Semakin jarang ditemui orang mengalami sakit gigi di masa kini, tidak seperti zaman dahulu. Namun, bukan berarti sudah tidak ada sama sekali orang yang sakit gigi. Hal demikian karena masih ada saja sebagian orang yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulutnya. Alhasil, beberapa permasalahan terkait kesehatan gigi dan mulut menghampirinya. Oleh sebab itu, kebersihan gigi dan mulut tidak boleh luput dari perhatian dengan melakukan kebiasaan baik dimulai dari diri sendiri di rumah.

Permasalahan Kesehatan Gigi dan Mulut saat Puasa

Menjaga kesehatan mulut saat berpuasa merupakan salah satu bentuk ikhtiar seorang muslim agar aktivitas ibadahnya berjalan lancar di bulan Ramadan. Mengingat akibat dari kurangnya menjaga oral hygiene atau kebersihan mulut bisa berdampak pada timbulnya permasalahan seperti bau mulut tidak sedap, sariawan, bibir kering, radang gusi, sakit gigi, dan sebagainya.

Pada sariawan misalnya, merupakan permasalahan yang diakibatkan mulut kering yang timbul dipengaruhi oleh faktor minum dan gangguan pada kelenjar ludah yang menyebabkan air liur terhambat keluar. Sariawan tergolong penyakit ringan namun efeknya tak kalah mengganggu seperti tidak nafsu makan saat berbuka puasa, panas dalam, rasa sakit dalam mulut, serta kesulitan makan dan bicara.

Permasalahan-permasalahan di atas sudah jelas akan berpengaruh pada menurunnya performa kita selama menjalani ibadah puasa. Misalnya tadarus Al-Qur'an menjadi enggan karena sariawan, bekerja nampak tidak berenergi akibat sakit gigi, dan gangguan pada aktivitas lainnya.

Kerusakan pada gigi bersumber dari terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga berakibat pada terjadinya akumulasi plak. Plak merupakan lapisan tipis mengandung bakteri yang melekat erat di permukaan gigi serta jaringan sekitar gigi dan tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur. Nah, barulah penumpukan dari plak ini yang menjadi salah satu biang penyebab terjadinya kerusakan gigi.

Kerusakan gigi contohnya gigi berlubang dan karang gigi menjadi faktor yang memengaruhi bau mulut. Mekanisme self cleaning menjadi berkurang karena selama puasa tidak ada makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut sehingga yang biasanya bakteri tersebut ikut berpindah dan tertelan kini jadi menetap di dalam mulut. Inilah yang menyebabkan mengapa saat berpuasa mulut kita lebih berbau dibanding saat tidak berpuasa.

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Agar permasalahan-permasalahan tersebut tidak terjadi dan ibadah puasa berjalan lancar, maka sebaiknya kita melakukan pencegahan sejak dini melalui beberapa upaya diantaranya sebagai berikut.

1. Menyikat gigi secara rutin.

Dalam ilmu kedokteran gigi menganjurkan untuk menyikat gigi 2 kali sehari yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Pada bulan Ramadan berarti kita bisa menyikat gigi setelah makan sahur dan menjelang tidur di malam hari.

Adapun menyikat gigi bukan sekadar menyikatnya saja, melainkan harus dilakukan selama 2 menit secara menyeluruh termasuk menggosok lidah.

Kemudian, aktivitas yang tidak terlepas dari kegiatan setelah menyikat gigi adalah berkumur dengan obat kumur. Sebaiknya penggunaan obat kumur tidak terlalu sering karena kandungan alkohol (misalnya pada beberapa produk obat kumur) yang tidak baik bagi kesehatan mulut bila terlalu sering digunakan. Bahkan membunuh bakteri-bakteri baik dalam rongga mulut hingga berpotensi munculnya jamur.

2. Melakukan scaling atau pembersihan karang gigi.

Memeriksakan kesehatan gigi secara rutin dan berkala ke dokter gigi merupakan suatu keharusan. Salah satunya melakukan scaling atau pembersihan karang melalui prosedur membersihkan atau menghilangkan karang (mineral yang mengeras) yang menempel di garis gusi. Pembersihan ini dapat dilakukan satu hingga dua kali dalam satu tahun misalnya di awal dan pertengahan tahun.

Tindakan scaling dapat menghilangkan plak dan karang, menghindari penyakit gusi, dan mencegah pembentukan poket (kantong) plak.

Pada pelaksanaannya pun sebaiknya dilakukan satu bulan sebelum atau waktu yang mendekati bulan Ramadan. Hal demikian agar kita lebih tenang apabila saat tindakan ada benda yang tidak sengaja tertelan dalam kondisi sedang tidak berpuasa.

Namun demikian, mengacu pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 250/E/MUI-KB/V/2018 tentang Tindakan Kedokteran Gigi. Fatwa ini menyatakan tindakan seperti cabut gigi, scaling, penambalan gigi, pencetakan gigi, dan tindakan lainnya saat puasa tidak membatalkan puasa. Hal itu harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan.

3. Memperhatikan jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Selain pola makan yang seimbang, kecukupan vitamin C yang bisa diperoleh dari buah-buahan dan sayuran juga sebaiknya turut diperhatikan.

Selain itu, hindari makanan yang berbau tajam atau menyengat seperti petai, jengkol, dan bawang karena memicu bakteri berkembangbiak dengan cepat. Oleh sebab itu, sebaiknya menyikat gigi dengan baik setelah mengonsumsinya.

Di samping itu, ada pula makanan dan minuman yang dapat menyebabkan mudah dehidrasi saat berpuasa seperti soda atau minuman berenergi, keju, kopi, selai kacang, dan teh. Maka, sebaiknya selektif terhadap menu makanan dan minuman di bulan puasa ini agar terhindar dari permasalahan di atas.

4. Mengonsumsi air putih cukup.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menganjurkan agar selama bulan Ramadan untuk minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka sekitar 2-3 liter per hari. Hal demikian agar kekeringan di rongga mulut yang memicu permasalahan kesehatan bisa diminimalisir.

Dengan tercukupinya kebutuhan air, maka dapat bermanfaat untuk menetralisir kondisi asam di dalam mulut, membilas sisa-sisa makanan, serta mencegah dehidrasi penyebab mulut kering dan rasa tidak nyaman pada area mulut.

5. Tidak merokok saat sahur dan berbuka.

Merokok dapat menyebabkan bau tak sedap pada mulut akibat kandungan tembakau di dalamnya. Selain itu, rokok sendiri menimbulkan aroma yang tidak sedap. Merokok tidak hanya membuat mulut kering, tetapi juga dapat menghilangkan mineral dalam mulut. Dengan menghindari kebiasaan merokok saat sahur dan berbuka, maka hal tersebut turut menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tetap terjaga.

***

Demikianlah beberapa upaya pencegahan atas permasalahan yang dipicu oleh kebersihan mulut yang kurang terjaga di bulan puasa. Dengan dibarengi kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar diharapkan ibadah dapat berjalan dengan optimal dan lancar. Selain itu, agar senantiasa percaya diri dan produktif dalam kegiatan sehari-hari di bulan Ramadan.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun