Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Bersama 3 Buku Best Seller Prof. Quraish Shihab

27 Maret 2024   23:21 Diperbarui: 27 Maret 2024   23:27 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga buku karya Prof. Quraish Shihab (Dokumentasi pribadi)

Kegiatan membaca di bulan Ramadan merupakan salah satu aktivitas positif yang sangat dianjurkan baik untuk mengisi waktu luang maupun memang sengaja dijadwalkan. Setiap orang memiliki ketertarikan yang berbeda pada berbagai tema buku seperti agama dan spiritual, sains, kesehatan, sosial, budaya, politik, dan sebagainya.

Adapun buku bacaan ringan yang bisa habis sekali baca menjadi favorit sebagian orang. Sebagiannya lagi ada yang "fleksibel" baik buku tebal maupun tipis tetap "dilahap".

Ada pula yang melihat buku bukan dari tebal tipisnya halaman, melainkan topik buku yang sedang dicari dan ingin dipelajari. Seperti halnya yang terjadi pada saya. Kedangkalan pengetahuan saya terhadap ilmu agama dan spiritual menghantarkan pada tiga serangkai buku karya Prof. Dr. AG. K.H. Al-Habib Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A.

Abi Quraish, demikian sapaan akrab untuk beliau, adalah seorang cendekiawan ilmu Al-Qur'an dan mantan Menteri Agama Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII (1998). Deretan buku karya Abi Quraish yang terkenal seperti Tafsir al-Manar (1984), Haji Bersama Quraish Shihab (1999), Filsafat Hukum Islam (1987), Tafsir Al-Mishbah (2003), dan masih banyak lagi.

Adapun saya juga berkesempatan memiliki buku karya beliau diantaranya : Membaca Sirah Nabi Muhammad (2011) dan "tiga serangkai buku best seller" yang terbit pada tahun 2018.

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan pengalaman selama separuh Ramadan yang telah dan dalam proses menyelesaikan bacaan pada buku tiga serangkai tersebut. Adapun ketiga buku ini berdasarkan urutan bulan terbitnya adalah (1) Islam yang Saya Anut, (2) Islam yang Saya Pahami, dan (3) Islam yang Disalahpahami.

Ketiga buku tersebut menjawab kedilemaan serta ketidaktahuan yang selama ini terjadi pada saya berkaitan tentang penerapan ajaran Islam di masa kini. Oleh sebab itu, saya akan memaparkan sebagian isi dari buku secara garis besar yang sekaligus menjawab atas ketidaktahuan saya selama ini.

Satu bagian menarik di antara yang menarik lainnya karena buku ini menurut saya menyuguhkan solusi yang bisa diterapkan di zaman kiwari (sekarang). Yang tidak kalah pentingnya, kehadiran ketiga buku tersebut menambah dan mengasah ilmu pengetahuan berkenaan tentang ajaran Islam yang sempat mengendap di pikiran.

(1) Islam yang Saya Anut (Dasar-dasar Ajaran Islam)

Buku Islam yang Saya Anut (Dokumentasi pribadi)
Buku Islam yang Saya Anut (Dokumentasi pribadi)

Pada buku yang bersampul hijau ini menjelaskan tentang dasar-dasar ajaran Islam secara sederhana dan mengena. Dasar-dasar tersebut diantaranya meliputi agama Islam, Akidah, Rukun Islam, Aspek Hukum Rukun-rukun Islam, dan Islam adalah Akhlak.

Pada bab pembahasan tentang Haji misalnya, seiring berkembangnya zaman yang semakin dinamis ini pemaknaan "Haji bagi yang kuasa" bukan sekadar bagi mereka yang mampu secara material yang diwajibkan untuk menunaikan rukun Islam yang kelima ini.

Pada buku ini dijelaskan bahwa dalam soal haji yang perlu digarisbawahi adalah Allah mewajibkan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya sekali seumur hidup. Kemampuan yang dimaksud adalah :

Pertama, kemampuan material. Artinya memiliki biaya cukup untuk keberangkatan, biaya hidup di sana, serta kepulangan. Begitupun biaya cukup untuk keluarga yang ditinggal.

Kedua, kemampuan fisik. Hal ini karena ibadah haji sangat membutuhkan energi dan fisik sehat. Pada masa kini, persyaratan fisik ini semakin ditekankan karena jumlah jemaah haji sudah sedemikian banyak. Karena itu pula haji tidaklah wajib bagi yang sangat tua atau menderita penyakit yang membuatnya berat.

Ketiga, kemampuan pengetahuan tentang ibadah haji dan kesiapan mental. Oleh karena itu, yang bermaksud menunaikan ibadah haji hendaknya mempelajari dengan saksama seluk beluk ini agar hajinya sah dan sempurna.

Pada masa kini sudah hal biasa dijumpai anak muda menunaikan ibadah haji lantaran dimampukan secara materi dan fisik. Sedangkan pada kemampuan pengetahuan dan kesiapannya mentalnya perlu ditinjau ulang kembali karena sebagian dari mereka "mengabaikannya".

Bukan sekadar menunjukkan pada sesama atas pencapaiannya namun utamanya adalah meluruskan niat sebagai pertanggungjawaban terhadap Allah. Karena ibadah ini diharapkan mengantarkan manusia kepada pengenalan jati diri, pembersihan dan penyucian jiwa.

(2) Islam yang Saya Pahami (Keragaman Itu Rahmat)

Buku Islam yang Saya Pahami (Dokumentasi pribadi)
Buku Islam yang Saya Pahami (Dokumentasi pribadi)

Keragaman itu Rahmat, begitulah pesan tersurat dan tersirat dalam buku bersampul biru ini. Buku ini ingin menegaskan kembali agar di era sekarang ini setiap orang bisa mengemukakan pendapatnya di tengah keragaman dengan tetap menghadirkan kedamaian.

Dalam buku ini dibahas diantaranya tentang hidup di dunia, membina rumah tangga, jihad dan teror, musik, keragaman kelompok umat Islam dan sebagainya.

Salah satu topik menarik yang dibahas dalam buku ini adalah hukum seorang muslim mengucapkan selamat Natal kepada nonmuslim. Khususnya di Indonesia, ucapan Selamat Natal hingga kini masih menjadi diskusi hangat.

Dahulu salah seorang teman saya pada suatu diskusi berpendapat bahwa "apalah arti sebuah kata", karena ucapan demikian merupakan salah satu cara untuk dapat menjalin hubungan harmonis antarumat beragam. Namun, saat itu saya tidak sependapat dengannya, justru kata itu mengandung makna dan tidak boleh asal diucapkan.

Sedangkan hemat Ust. Quraish Shihab dalam buku ini dijelaskan bahwa larangan tersebut benar jikalau memang si pengucap memercayai apa yang dikemukakan di atas.

Tapi, apakah semua yang mengucapkannya memang demikian?
Apakah umat Kristiani yang diberi ucapan tersebut memahami bahwa muslim itu telah mengubah akidah tauhidnya?

Kalaupun yang menerima ucapan selamat itu berpendapat demikian, itu sama sekali tidak mencederai kesucian akidah tauhid si pengucap. Itu sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yakni "nilai/penilaian satu amal berdasar niat pelakunya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Al-Qur'an juga menegaskan bahwa, "Allah tidak menuntut pertanggungjawaban menyangkut sumpah yang kamu ucapkan tetapi bukan dengan maksud bersumpah. Pertanggungjawaban yang dituntut-Nya adalah (sumpah yang kamu ucapkan) dengan kemantapan hatimu" (QS. al-Baqarah [2]: 225).

Dari sinilah saya semakin mantap karena melalui buku ini dijelaskan bahwa Allah tidak menuntut dari seorang yang mengucapkan kalimat sumpah selama kalimat itu tidak dimaksudkan oleh hatinya sebagai sumpah. Hal demikian berarti tidak menuntut seseorang dari bunyi redaksi yang diucapkannya tetapi dari maksud ucapannya. Karena itu, yang salah ucap atau keliru tidak otomatis dinilai berdosa.

Dewasa ini sekian banyak ucapan menimbulkan persepsi yang beragam seiring dengan perkembangan masa. Memang boleh jadi masa lalu seseorang dapat mengartikan bahwa ucapan Selamat Natal pasti mengandung makna yang bertentangan dengan akidah Islam, tetapi makna tersebut telah bergeser akibat berkembangnya pengetahuan dan meluasnya pergaulan.

(3) Islam yang Disalahpahami (Menepis Prasangka, Mengikis Kekeliruan)

Buku Islam yang Disalahpahami (Dokumentasi pribadi)
Buku Islam yang Disalahpahami (Dokumentasi pribadi)

Dalam buku ini membahas kesalahpahaman tentang tentang Nabi Muhammad SAW, sanksi-sanksi hukum Islam, perempuan, ayat-ayat yang disalahpahami, hadist-hadis yang disalahpahami, dan sebagainya.

Dijelaskan dalam buku bersampul merah marun ini bahwa lahirnya kesalahpahaman kemungkinan berasal dari tiga hal. Pertama, lahir dari pihak nonmuslim akibat kedangkalan pengetahuan mereka tentang Islam. Kedua, lahir dari sementara Orientalis, baik sengaja untuk memperburuk wajah Islam maupun karena kepicikan pengetahuan mereka. Ketiga, lahir dari umat islam itu sendiri akibat keterbatasan bacaan mereka.

Dalam buku ini juga dijelaskan penyebab utama kesalahpahaman adalah kesalahan menyangkut penafsiran Al-Qur'an yang bukan hanya disebabkan pengaruh subjektivitas, tetapi juga karena kedangkalan pengetahuan tentang Al-Qur'an serta kaidah-kaidah penafsiran dan syarat-syarat yang diperlukan bagi seorang penafsir.

Oleh sebab itu, kehadiran buku ini juga bertujuan untuk menepis prasangka dan mengikis kekeliruan yang selama ini menjadi sebuah kesalahpahaman sebagian umat manusia.

***

Demikianlah 3 buah buku yang membersamai saya di bulan Ramadan tahun ini. Ketiganya merupakan serangkaian sumber ilmu yang saling berkaitan satu sama lain. Membahas tentang dasar-dasar ajaran Islam, keragaman itu rahmat, serta menepis prasangka untuk mengikis kekeliruan. Buku karya pakar tafsir Al-Qur'an terkemuka ini dapat dijadikan sebagai bekal menghadapi tantangan masa kini dengan membaca, mempelajari, serta memahaminya secara komprehensif.

Buku ini menyajikan ulasan yang ringan namun bermakna mendalam, penyampaiannya yang tidak panjang tapi juga tidak terlalu singkat sehingga tidak membosankan. Setelah membaca kalimat demi kalimat dalam setiap bab buku ini, pada akhirnya menjawab ketidaktahuan serta kedangkalan berpikir saya diantaranya tentang ibadah haji, ucapan Selamat Natal kepada nonmuslim, dan lainnya.

Adapun jikalau pembaca juga tertarik pada buku ini bisa diperoleh baik dari lokapasar (toko online/marketplace) maupun ke toko buku langsung atau bahkan tersedia dalam bentuk buku elektronik.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun