Lagu Tombo Ati masih sering kita dengar hingga saat ini. Lagu ini sering diputar menjelang atau ketika Ramadan. Lagu yang sarat makna ini selalu diajarkan di pesantren-pesantren, dan telah dinyanyikan, direkam, dan dirilis oleh beberapa penyanyi Indonesia.
Lima abad setelah penulisannya, menjadi salah satu lagu tradisional Jawa yang paling populer. Lagu ini terutama sangat populer pada bulan suci Ramadan. Meskipun tidak ditemukan kata "Ramadan" dalam lirik lagu Tombo Ati, namun lagu ini lebih akrab di hati masyarakat yang lekat dengan nuansa Ramadan.
Adapun beberapa tokoh tanah air yang turut mempopulerkan syair Tombo Ati diantaranya penyanyi lagu religi Aunur Rofiq Lil Firdaus (Opick) dan seorang tokoh intelektual muslim Emha Ainun Najib (Cak Nun dan Kiai Kanjeng).
Berikut salah satu lirik lagu "Tombo Ati" yang dipopulerkan oleh Opick.
Tombo ati iku limo perkarane
Obat hati ada lima perkaranya
Kaping pisan, moco Qur'an lan maknane
Yang pertama, baca Qur'an dan maknanya
Kaping pindo, sholat wengi lakonono
Yang kedua, sholat malam dirikanlah
Kaping telu, wong kang sholeh kumpulono
Yang ketiga, berkumpullah dengan orang sholeh
Kaping papat, kudu weteng ingkang luwe
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe
Yang kelima, dzikir malam perpanjanglah
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Salah satunya siapa bisa menjalani
Mugi-mugi Gusti Allah njembadani
Moga-moga Allah Ta'ala mencukupi
Dalam lagu religinya tersebut, pada tahun 2005, Opick mempopulerkannya lebih luas karena selain menggunakan bahasa Jawa, ia juga melagukannya dalam bahasa Indonesia.
Sosok penyanyi religi dengan ciri khas memakai sorban ini memiliki suara yang indah dan lembut hingga berhasil membuat terpukau pada setiap lagu yang dibawakannya. Sehingga makna tersirat dan tersurat yang terdapat dalam lirik lagu Tombo Ati tersampaikan pada siapa saja yang mendengarkan lagu ini.
Begitu pula Cak Nun dengan ciri khas Gamelan Kiai Kanjengnya telah menghidupkan makna di balik lirik lagu ini. Instrumen musik gamelan Kiai Kanjeng sangat menyentuh, menggugah hati dan pikiran.
Cak Nun menambahkan puisi yang menyentuh hati berisi tentang seseorang yang memiliki luka batin dengan segala persoalannya untuk sejenak istirahat, mengendapkan hati, dan bernyanyi.
Cak Nun merangkul semua lini masyarakat untuk menata hati dan menjernihkan pikiran melalui sholawat nabi beserta musikalisasi syair Tombo Ati menggunakan bahasa Jawa yang sarat makna dan begitu menyentuh hati.