Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Antisipasi Tubuh Kekurangan Kalium saat Berpuasa

19 Maret 2024   14:50 Diperbarui: 19 Maret 2024   14:56 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasien kekurangan kalium (hipokalemia) yang sedang diinfus (Sumber : Freepik)

Beberapa hari yang lalu saat mengantarkan si kecil berangkat ke sekolah, saya bertemu dengan salah satu ibunda dari teman si kecil yang baru pulih dari sakit. Dua hari sebelumnya, melalui pesan grup WhatsApp wali murid bersama guru, beliau mengabarkan sekaligus meminta izin bahwa anaknya tidak bisa berangkat sekolah karena beliau sakit dan sedang berada di Unit Gawat Darurat (UGD).

Saat bertemu beliau, saya bertanya lebih lanjut perihal sakit yang dialaminya secara langsung. Berdasarkan penjelasan, sebelumnya tidak ada tanda-tanda keluhan apapun pada kondisi kesehatannya hingga pada suatu ketika tiba-tiba beliau merasa lemas, lemah, serta lengan hingga pergelangan tangan terasa kaku dan tidak bisa digerakkan sama sekali.

Alhamdulillah keluarga di rumah langsung membawa beliau ke UGD salah satu rumah sakit. Berdasarkan hasil dari pemeriksaan laboratorium ternyata beliau mengalami kondisi kekurangan kalium. Akhirnya penanganan lebih lanjut, beliau diinfus atau terapi intravena hingga kondisinya berangsur membaik.

Beliau juga menuturkan jika kondisi sebelumnya memang merasa kelelahan dan asupan makanan kurang terkontrol dengan baik. Meskipun beliau dalam merawat kedua putranya yang masih balita juga dibantu oleh seorang pengasuh, namun sepertinya masih menyesuaikan dengan situasi di permulaan awal Ramadan.

Ilustrasi pasien kekurangan kalium (hipokalemia) yang sedang diinfus (Sumber : Freepik)
Ilustrasi pasien kekurangan kalium (hipokalemia) yang sedang diinfus (Sumber : Freepik)

Oleh sebab itu, pentingnya memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh sebagai bentuk adaptasi kondisi saat berpuasa. Konsumsi cairan yang tidak mencukupi bukan hanya berimbas pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi. Namun juga memungkinkan kekurangan zat mineral salah satunya kalium.

Jujur saja ini pertama kali saya mendengar sakit karena kekurangan kalium atau istilah medisnya disebut hipokalemia. Setelah saya mencoba mencari tahu lebih mendalam tentang hipokalemia ternyata salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan makanan sumber kalium.

Definisi Kalium

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh bukan hanya meliputi karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, tetapi juga mineral. Mineral merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

Mineral esensial meliputi Kalsium, Natrium, Magnesium, Kalium, dan Zat Besi. Kelima mineral esensial ini harus dipenuhi saat berpuasa agar metabolisme tubuh optimal. Terlebih, selama berpuasa di bulan Ramadan, mineral tersebut mutlak diperlukan agar kinerja sel-sel dalam tubuh tetap optimal dan tidak cepat terasa lemas.

Dikutip dari laman halodoc.com, kalium atau potassium merupakan salah satu mineral dan elektrolit yang memiliki peran penting untuk tubuh seperti (1) menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, (2) menjaga kesehatan jantung, (3) mengatur kerja otot dan saraf, dan (4) membawa nutrisi yang tubuh serap ke dalam sel.

Dalam kondisi kesehatan normal, kalium dalam darah berada pada kisaran antara 3,5 hingga 5 mEq/L. Apabila kalium dalam darah seseorang berada di bawah atau di atas angka tersebut memungkinkan terjadinya kekurangan atau kelebihan kalium.

Misalnya pada angka 2,5 mEq/L berarti kalium dalam tubuh seseorang kurang. Tanda-tanda umum selain seperti yang dialami rekan saya yaitu mengalami kedutan/kram pada otot, sembelit, sakit perut, sering mual dan muntah, jantung berdebar tidak normal, sering haus tetapi sering pula buang air kecil, serta mati rasa atau kesemutan.

Apabila gejala-gejala di atas dirasakan oleh tubuh sebaiknya tidak dianggap remeh. Beruntung rekan saya menjalani penanganan dengan cepat karena hasil pemeriksaan darah langsung dapat diperoleh dan diketahui beberapa saat kemudian.

Ilustrasi suplemen kalium (Sumber : Freepik)
Ilustrasi suplemen kalium (Sumber : Freepik)
Adapun dalam penanganan, biasanya pasien hipokalemia mendapat asupan kalium melalui kapsul, tablet, serbuk untuk oral, dan larutan untuk injeksi.

Namun, obat memungkinkan terdapat efek samping terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Oleh sebab itu, kita tidak bisa terus menerus bergantung pada obat. Sehingga salah satu edukasi yang perlu diberikan kepada pasien atau bahkan kita yang dalam kondisi sehat adalah mengonsumsi makanan sumber kalium.

Makanan Sumber Kalium

Selama berpuasa banyak orang kekurangan cairan dan mineral/elektrolit. Hal demikian dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri otot karena kekurangan kalium. Oleh sebab itu, pentingnya untuk memenuhi asupan kalium dengan baik setiap harinya apalagi pada saat berpuasa.

Contoh makanan dan minuman sumber kalium (Sumber : Freepik)
Contoh makanan dan minuman sumber kalium (Sumber : Freepik)

Berikut beberapa makanan dan minuman sumber kalium, diantaranya :

1. Buah-buahan, meliputi pisang, alpukat, bengkoang, melon, pepaya, kurma, saus tomat, labu kuning, dan aprikot kering.

2. Sayur-sayuran, meliputi brokoli, bayam, dan sawi pakcoy.

3. Umbi-umbian, meliputi kentang dan ubi.

4. Kacang-kacangan, meliputi kacang merah, kacang putih, kacang kapri, dan kacang kedelai.

5. Produk pangan hewani, meliputi ikan, susu, telur, dan yogurt.

6. Air kelapa muda; air kelapa yang dianjurkan adalah kelapa yang dagingnya masih halus (ingusan) baik jenis kelapa ijo maupun kelapa biasa. Air kelapa mengandung asam amino serta mineral yang sifatnya nano sehingga berkhasiat sebagai isotonik alami pengganti ion tubuh selama Ramadan.

7. Minuman Isotonik, yaitu minuman elektrolit yang umum ada di pasaran sebagai minuman penyuplai ion atau pengganti cairan tubuh yang hilang setiap harinya. Sebagian minuman isotonik mengandung gula yang dapat menjadi sumber energi tambahan. Namun, tidak dianjurkan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang diet. Apalagi yang mengandung pengawet, pemanis, dan pewarna.

***

Puasa secara lahiriah membatasi asupan makanan dan minuman sehingga kondisi ini akan berpengaruh terhadap adaptasi fisiologis tubuh selama berpuasa. Ketika berpuasa, tubuh akan berhenti menerima cairan dan makanan selama beberapa waktu.

Apabila kekurangan cairan elektrolit, otot bisa menjadi kram dan terasa nyeri. Kekurangan kalium bisa terjadi pada siapapun apabila tidak memperhatikan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan dalam tubuh.

Jika seseorang mengalami gejala kekurangan kalium sebaiknya segeralah memeriksakan kondisi ke dokter. Jika ditangani sedari awal dapat meminimalkan risiko komplikasi serius.

Oleh sebab itu, melalui tindakan antisipasi sejak dini sebagai upaya perhitungan hal-hal yang akan atau belum terjadi dalam tubuh dapat meminimalkan risiko gangguan kesehatan selama berpuasa.

Maka, penting kiranya mengonsumsi makanan dan minuman bergizi seimbang saat sahur dan berbuka. Selain itu, dianjurkan mencukupi kebutuhan mineral dengan memperbanyak minum air mineral saat sahur dan berbuka tidak kurang dari 2 liter per hari.

Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan sehingga menjadi lebih segar, bersemangat, dan fokus dalam menjalankan ibadah puasa. Amin.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun