5. Mengajak main terus.
Anak terus menerus mengajak main berarti ia merasa kekurangan waktu bermain bersama orangtua. Orangtua harus peka bahwa anak tidak akan meminta waktu ayah dan ibunya kalau dia sudah merasa cukup.
Orangtua yang rutin menghabiskan waktu beberapa saat saja bersama buah hatinya akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan psikisnya.
Ketika anak sedang sibuk bermain, sesekali intervensi atau ikut terlibat dengan kesibukan anak atau sekadar bertanya, "Kakak sedang apa, kok kelihatannya asyik banget mainnya."
Maka anak pasti akan meresponnya dengan excited dan welcome terhadap orangtuanya.
Bermainlah bersama anak sehingga sosok orangtua menjadi sahabat terbaik anak yang paling ia sayangi. Karena kelak, saat anak mulai beranjak remaja dunia akan menawarkan berbagai macam bentuk pergaulan.
6. Cari perhatian orangtua.
Cara lain anak meluapkan emosi karena tangki cintanya yang sudah habis dengan cara mencari perhatian kedua orangtuanya. Anak menguji kesabaran orangtua dengan perilaku yang mempermalukan orangtuanya di depan umum atau kerabat.
Jika anak menunjukkan sikap ingin mencari perhatian berarti ada kemungkinan anak merasa "terabaikan" terlalu lama.
Mulailah orangtua memberi perhatian dan kepercayaan pada anak agar tidak merasa "terabaikan". Validasi perasaannya di tiap kali emosinya bergejolak. Maka anak akan menaruh kepercayaan kepada orangtua bahwa mereka benar-benar mencintainya.
7. Pemurung.