Ada kalanya anak berada pada kondisi bosan pada mainannya.
Sekalipun mainannya begitu banyak dan bertumpuk.
Kondisi demikian juga terjadi pada si kecil. Beberapa kali dia menunjukkan gestur kurang antusias terhadap mainannya, bahkan pada koleksi buku-bukunya.
Biasanya di pagi hari sudah nampak pemandangan kereta api mainan yang berjajar membentuk "depo" gerbong lokomotif beserta rangkaiannya. Akan tetapi kali ini yang didapati, si kecil malah minta izin kepada saya untuk menonton televisi.
Pada akhirnya, saya dan ayah si kecil mencoba mengotak-atik ide, kira-kira mainan apa yang bisa kembali menarik minatnya agar dia tidak meminta screen time sebagai jalan ninjanya. Alhasil, pilihan kami jatuh pada mainan playdough atau adonan plastisin yang dibeli dari toko online.
Kebetulan ini kali pertama si kecil bermain playdough. Kesan pertama yang dia berikan pada mainan edukatif ini adalah langsung nampak antusias. Mungkin karena dari segi warnanya yang beraneka ragam dan menarik perhatian.
Tanpa berlama-lama, saya pun mengajak si kecil bereksplorasi dengan adonan lunak ini. Kegiatan bermain ini pun saya bagi menjadi beberapa sesi sesuai capaian kemampuan dari si kecil.
Pertama, saya menawarkan kepada si kecil warna playdough mana yang akan dibuka terlebih dahulu. Ternyata dia meminta saya untuk mencoba semua warna secara bergantian. Alhasil, saya mengambil sebagian warna biru dan warna oranye yang kemudian saya gabungkan. Nampak terjadi perubahan warna pada gabungan kedua plastisin tersebut.
Dia langsung teringat campur warna saat bermain cat air beberapa waktu yang lalu. Akhirnya, dia menggabungkan plastisin berwarna merah dan biru dengan harapan berubah menjadi warna ungu.
Pada kegiatan ini secara tidak langsung si kecil bereksplorasi tentang konsep warna yaitu percampuran warna.