Adakah yang sepemikiran dengan saya ketika sekilas melihat gambar manisan kolang-kaling tiba-tiba terbersit bahwa itu adalah menu takjil khas Ramadhan?
Atau ada juga yang terbersit bahwa kolang-kaling adalah makanan yang identik khasiatnya untuk obat radang sendi?
Ternyata mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi manisan kolang-kaling tidak harus menunggu bulan Ramadhan tiba. Kudapan manis ini biasanya juga kita jumpai sebagai pelengkap minuman yang menyegarkan seperti es teler, es buah, es campur, dan masih banyak lagi.
Selain rasa manis, legit, dan segar yang menggugah selera, tekstur kenyal dari kolang-kaling juga turut memanjakan lidah konsumen. Manisan kenyal ini juga mempercepat rasa kenyang karena keberadaan kandungan gula dan karbohidrat yang tinggi.
Maka tidak heran jika manisan kolang-kaling menjadi pilihan tepat sebagai takjil saat berbuka puasa sebelum makan utama. Biasanya produksi kolang-kaling di bulan puasa juga melimpah seiring permintaan konsumen yang meningkat.
Selayang pandang tentang Kolang-kaling
Pemanfaatan pohon aren sangat beragam mulai dari ijuknya sebagai bahan utama pembuatan kerajinan tangan, buahnya untuk dikonsumsi, dan nira hasil sadapan diolah menjadi gula cetak, gula cair, dan gula semut.

Kolang-kaling atau buah dari pohon aren (enau) memiliki nama latin yaitu Arenga pinnata Merr yang memiliki ciri-ciri fisik berbentuk lonjong dan pipih, bergetah, berwarna putih transparan, tekstur kenyal, dan menyegarkan karena mengandung banyak air.

Dilansir dari laman wikipedia, proses singkat pembuatan kolang-kaling melalui tahapan meliputi (1) pemilihan buah aren berkualitas dengan kondisi biji tidak terlalu tua ataupun terlalu muda, (2) proses pembakaran buah hingga hangus yang kemudian diambil bijinya dengan cara dikupas menggunakan pisau kecil, (3) perebusan biji kolang-kaling selama beberapa jam yang bertujuan untuk menghilangkan getah yang bersifat gatal dan korosif, dan (4) pemipihan biji kolang kaling dengan alat tertentu kemudian direndam dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan.
Resep Manisan Kolang-kaling

Berikut resep manisan kolang-kaling ala saya :
Bahan-bahan
- 500 gram kolang-kaling
- 400 ml air, untuk merebus
- 2 lembar daun jeruk
- 2 lembar daun pandan
- garam secukupnya
- 100 ml sirup berperisa cocopandan/melon (atau sesuai selera)
- Secukupnya air tajin atau air cucian beras, untuk merendam
Cara membuat
Langkah 1
Mencuci bersih kolang kaling dengan air mengalir untuk menghilangkan rasa masam. Kemudian merendamnya dengan air tajin tidak terlalu lama, lalu tiriskan. Merendam kolang kaling dengan air tajin bertujuan untuk menghilangkan lendir dan bau.
Langkah 2
Mencuci kembali kolang-kaling hingga bersih, lalu merebusnya satu kali hingga mendidih, kemudian angkat dan membuang airnya.
Langkah 3
Merebus kolang-kaling kedua kalinya dengan 400 ml air, daun jeruk, daun pandan, dan sedikit garam. Rebus hingga kolang-kaling cukup empuk dan air menyusut.
Langkah 4
Menambahkan sirup, kemudian aduk rata. Rebus kembali hingga mendidih, meresap, dan kuah menyusut.
Langkah 5
Mematikan kompor, lalu angkat dan diamkan manisan kolang-kaling hingga dingin. Setelah itu bisa dimasukkan ke dalam kulkas agar lebih segar dan awet. Manisan kolang-kaling siap dinikmati sebagai camilan tunggal maupun pelengkap minuman lain.
Selama tinggal jauh dari orang tua, saya sudah beberapa kali membuat manisan kolang-kaling ini. Bahkan saya lebih sering mengonsumsi manisan ini dari para tetangga yang baik hati dari pada membuat sendiri. Manisan ini bisa tahan hingga satu minggu apabila dimasukkan ke dalam wadah tertutup rapat yang kemudian disimpan di dalam kulkas.
Camilan kenyal ragam khasiat
Kolang-kaling selain diolah menjadi manisan, bisa juga diolah menjadi setup. Saat masih tinggal dengan orang tua, ibu saya hampir setiap hari memasak setup kolang-kaling sebagai camilan. Ibu menyampaikan kepada saya bahwa kolang-kaling dapat meredakan nyeri sendi dan baik untuk tulang.
Beberapa hari yang lalu, tetangga saya berbagi manisan kolang-kaling kepada saya. Tetangga saya rutin membuat manisan kolang-kaling juga bukan tanpa alasan. Setali tiga uang dengan ibu saya, ternyata tetangga saya juga meyakini bahwa kolang-kaling dapat mengobati sakit di lutut yang sering dirasakannya. Biasanya seseorang mengalami gejala sakit di lutut setelah berjalan kaki cukup lama, bahkan saat menaiki atau menuruni tangga.
Melalui laman trubus.id, disampaikan hasil riset Departemen Fisiologi dan Farmakologi, Universitas Federal, Fortaleza Brazil, Rondinelle Ribeiro Castro, menunjukkan bahwa kandungan galaktomannan pada kolang-kaling memang manjur mengatasi radang sendi karena berefek analgesik atau pereda sakit.
Selain baik untuk tulang, manfaat kolang kaling juga memperlancar proses metabolisme tubuh dan melancarkan pencernaan. Didukung dengan kandungan air 94%, mengonsumsi camilan kenyal ini juga diyakini mampu menyegarkan tubuh karena juga mengandung mineral seperti potasium, zat besi, dan kalsium.
Kandungan serat yang tinggi, gelatin, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C dalam kolang-kaling juga bermanfaat untuk tubuh. Bahkan kolang-kaling dapat dijadikan sebagai alternatif menu makanan diet karena kadar gelatin yang cukup tinggi membantu mempercepat rasa kenyang sehingga nafsu makan terhenti.
Selain itu, kolang-kaling juga dapat menjadi alternatif sumber kalsium selain susu karena kandungan kalsiumnya yang tergolong tinggi. Jika mengonsumsi susu justru akan menambah berat badan, maka bisa mengonsumsi kolang-kaling sebagai penggantinya.
***
Apabila ingin mengonsumsi kolang-kaling, maka pertimbangkan olahan kolang-kaling yang bagaimana yang akan dikonsumsi. Misalnya, jika bertujuan sebagai obat pereda nyeri sendi, maka dapat merebus kolang-kaling tanpa gula atau pewarna makanan. Selain itu bisa dijadikan manisan dengan tambahan gula batu dan daun pandan atau jahe, lalu olahan kolang-kaling dapat dikonsumsi secara rutin sebagai camilan setiap hari.
Saat mengonsumsi manisan kolang-kaling maupun aneka olahan kolang-kaling lainnya, sebaiknya tidak berlebihan karena kita juga harus tetap mengendalikan jumlah konsumsi gula harian demi kesehatan.
Sudah tahu kan ya, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI