Keberadaan Artificial Intelligence (AI) diprediksi akan menjadi teknologi “yang dihandalkan” di masa mendatang.
Kegunaannya begitu luar biasa karena “serba bisa” diantaranya seperti membantu penulisan dokumen, mendesain gambar, belajar bahasa asing, pemfilter konten negatif, dan masih ada banyak lagi hingga di bidang biomedis.
Akan tetapi, dibalik kegunaan tersebut, pada teknologi AI juga didapati sisi negatifnya seperti pada program deepfake AI yang memanipulasi konten foto atau video yang akan saya bahas dalam tulisan ini.
Tulisan saya kali ini terinspirasi dari sebuah konten Youtube Deutsche Telekom dengan judul menggunakan bahasa Jerman “Nachricht von Ella” yaitu tentang Kampanye “A Message from Ella” atau terjemahan dalam Bahasa Indonesia yaitu “Sebuah Pesan dari Ella".
Deutsche Telekom merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi raksasa Jerman yang bermarkas di Bonn, Jerman.
Video tersebut diunggah dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko berbagi informasi pribadi anak-anak di internet.
Kampanye ini menampilkan sebuah video deepfake AI dari seorang gadis bernama Ella, yang memperingatkan orang tua tentang bahaya berbagi foto dan video mereka di ruang digital.
Diinformasikan dari kanal youtube tersebut bahwa lebih dari 75% orang tua membagikan data anak-anak mereka di media sosial. Sedangkan di media sosial tersebut, delapan dari sepuluh orang tua memiliki pengikut yang belum pernah mereka temui.
Dalam video tersebut pada akhirnya tim menemui orang tua dari Ella yang berusia 9 tahun. Mereka sering mengunggah mengenai kehidupannya di media sosial. Orang tua Ella tidak menyadari bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi masa depan Ella.