Memiliki anak yang lahap makan menjadi idaman para orang tua. Baik makan makanan pada waktu menu utama (makan pagi, siang, dan malam) maupun makan camilan. Bahkan ada juga julukan untuk anak "Pemakan Segalanya" saking gemarnya makan. Ada juga anak yang Picky Eater atau yang pilih-pilih dalam memakan menu makanan.
Lalu, anak Bapak dan Ibu kategori yang mana?
Nafsu makan anak yang dalam proses pertumbuhan terbilang tinggi guna mencukupi kebutuhan nutrisinya. Orang tua harus benar-benar memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan juga intensitas konsumsi jajanan yang tidak berlebih. Idealnya, anak memiliki jadwal teratur kapan waktu untuk ngemil atau sekadar jajan dan kapan waktu makan berat (utama) dengan porsi yang sesuai.
Kedua hal di atas pasti juga pernah menemui permasalahan yang sama, yakni kedilemaan orang tua saat anak tiba-tiba meminta jajan saat makan atau bahkan baru selesai makan. Di satu sisi, ingin membiarkan anak tetap jajan dengan dalih agar kenyang daripada tidak mau makan. Di sisi lain, melarang anak jajan karena sudah ada makanan di atas meja yang harus dihabiskan.
Sebagai contoh, seorang anak baru saja selesai makan siang bersama ibunya. Tiba-tiba terdengar suara kentongan khas seorang pedagang bakso cuanki yang lewat depan rumahnya. Seketika anak tersebut meminta izin kepada ibunya untuk membeli bakso cuanki. Sang ibu tidak langsung mengiyakan permintaan anaknya namun mengingatkan anaknya bahwa mereka baru saja makan dan masih kenyang. Lebih lanjut, ibu bercerita kepada sang anak bahwa ibu pernah dimarahi oleh nenek sewaktu ibu masih kecil gara-gara jajan setelah makan. Ternyata bukan tanpa alasan jika nenek melarang ibu jajan setelah makan.
Meskipun berbeda zaman, namun pola asuh yang diterapkan oleh sang nenek kepada sang ibu, tetap diterapkan oleh sang ibu kepada sang anak, yakni adanya makna tersirat tentang :
Pertama, hal tersebut mengajarkan kepada anak bahwa pentingnya rasa syukur atas makanan yang sudah dimakan. Itu adalah salah satu cara untuk menghargai makanan yang telah kita makan. Sekalipun ingin jajan, pastikan memberi jeda waktu untuk lambung memproses makanan alias tidak langsung jajan.
Kedua, pentingnya pola hidup sederhana yang diajarkan sejak dini. Hal tersebut sejalan dengan perilaku tidak boros. Kegiatan makan menjadi sebuah rutinitas, bukan berarti tidak menjadikannya perhatian sehingga  seseorang berperilaku serampangan asal jajan.
Ketiga, tubuh yang terlalu kenyang akan menjadi lemah dan berujung malas beraktivitas. Sejatinya makan untuk meredakan rasa lapar, namun jika makan berlebihan, tidak baik untuk badan.
Perlunya orang tua sebagai role model (teladan) bagi anaknya. Orang tua harus menasihati dan memberikan contoh kepada anak agar mengerti sehingga hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan baik yang bermanfaat untuk dirinya kini dan nanti.