Dibalik peran yang dimainkan Bolot, selain mewakili analog di atas, bisa ditafsirkan sebagai wujud riil para elite politisi dan birokrat tertentu. Jika mereka tidak dibekali intelektual dan adab keimanan yang kokoh, maka prilaku, kapasitas dan kewenangannya bisa dibeli.
"Dalam dunia politik riil, status pelawak sejati, justru melekat pada profil politisi tertentu. Hanya bermodalkan materi, yang tanpa dibekali kapasitas intelektual mumpuni, kemudian dengan mudah berucap janji yang tak mungkin terealisasi"
Profil politisi ini, andai ada pihak melakukan survey kepantasan, public akan menilai sebagai pelawak sejati. Public mentertawakan gestur prilaku, hingga berbagai pernyataan dan janji yang ditebar, meski politisi tersebut tetap saja tidak pernah merasa lucu.
Jika menelisik dengan jeli tayangan "Indonesia Lawak Klub disingkat ILK", banyak satire yang terlontar dari para pelawak itu. Meski bisa ditafsirkan, sejatinya sekumpulan pelawak ini sedang menempatkan diri sebagai kelompok agitator politik kesadaran.
Scenario lawakan cerdas bernuansa canda-gembira ini, dikemas seperti forum diskusi yang membahas sebuah topik yang tengah menjadi isu terkini. Narasi lawakannya mampu mengajak pemirsa turut menerka-nerka, kemana arah sasaran kritik ditujukan.
Misalnya saja, pada saat cak Lontong menyampaikan data hasil survei absurd. Secara moral-politik, cak Lontong ingin mengajak pemirsa lebih kritis memahami hasil survey institusi pelaksananya. Apa dan siapa dibalik kepentingan hasil survey yang dipublis itu?.
"Bahkan yang membuat salute, kemampuan Maman Suherman, notulen yang merangkum hasil pembahasan dari para tamu, mampu menyajikan narasi secara runtut, logis, kritis dan analitik sesuai issue sosial-politik-ekonomi-budaya terkini yang sedang terjadi"
Kembali pada judul tulisan opini "Dibalik Kesan Lucu Pelawak Sang Agitator Politik Kesadaran" ini, setidaknya kita bisa merenungkan pernyataan sosok seorang Bolot yang pernah viral bahwa "saya bukan orang kaya, tetapi orang bahagia".
Orang kaya belum tentu bahagia, tetapi orang bahagia pasti kaya. Kaya dengan cara mensyukuri nikmat dan rezeki berapapun yang ada. Padahal, dibalik penampilannya, pelawak Bolot punya 142 kontrakan, 30 rumah dan 13 mobil. Ada pesan tersenbunyi dibalik fakta ini.
Memang, membangun dialektika untuk memecah kebuntuan dialog politik, bisa ditempuh dengan merumuskan pola komunikasi berbasis argumentative. Upaya ini dimaksudkan untuk menghindari terbukanya media dan ruang tindakan kritik melalui cara kekerasan (revolusi).
Konklusi politisnya, semua masalah bisa dikomunikasikan meski kemasannya dalam bentuk "Media Lawakan yang Bermuatan". Akan menuai hasil positif, apabila masing-masing mau mendengar dan mngevaluasi diri tanpa harus menanggung malu secara pribadi/institusi.
Salam MERDEKA lewat Canda Ceria, .......