Pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika guru mengubah gaya mengajar mereka agar sesuai dengan apa yang disukai dan dibutuhkan setiap siswa untuk belajar. Guru melihat apa yang membuat setiap anak berbeda, seperti kebutuhan, minat, dan profil belajar masing-masing siswa, barulah mereka membuat pelajaran yang sesuai. tepat untuk mereka.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru melakukan pemetaan terhadap profil belajar siswa, yang dapat berupa visual, auditori, atau kinestetik. Setiap profil membutuhkan pendekatan yang berbeda, seperti menggunakan media visual untuk pembelajar visual, diskusi dan audio untuk pembelajar auditori, serta aktivitas fisik untuk pembelajar kinestetik.
Guru perlu menyesuaikan materi dan metode pembelajaran dengan kebutuhan siswa, baik dalam hal konten, proses, maupun produk yang dihasilkan. Misalnya, siswa yang memiliki tingkat pemahaman tinggi dapat diberikan tugas tambahan atau lebih menantang, sementara siswa dengan pemahaman lebih rendah mendapat bimbingan lebih intensif.
Mari kita buat siswa benar-benar belajar dengan melakukan hal-hal yang sesuai dengan apa yang ingin mereka pelajari. Guru membiarkan siswa memilih apa yang mereka sukai, seperti siswa visual membuat poster, siswa auditori mempresentasikan, dan siswa kinestetik membuat karya seni langsung.Â
Dalam pembelajaran ini, kita harus memeriksa seberapa baik siswa melakukannya dengan cara yang berbeda-beda, karena setiap orang mempunyai kelebihan dan hal-hal lain. Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga proses belajar dan refleksi siswa, baik melalui observasi, diskusi, maupun tugas kreatif.Â
Pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pada asas pendidikan yang berpusat pada murid. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus menghargai potensi individu setiap anak dan mendukung perkembangan mereka dalam kerangka "Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" (di depan memberikan contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan). Pembelajaran berdiferensiasi mencerminkan hal ini dengan memberikan bimbingan sesuai kebutuhan masing-masing murid, baik dari segi kemampuan, minat, maupun gaya belajar.
Kaitannya dengan Budaya Positif juga terlihat dalam pembelajaran berdiferensiasi yang mendorong guru untuk membangun hubungan yang baik dengan siswa, menciptakan suasana kelas yang aman dan mendukung, serta menghargai setiap individu tanpa membandingkan satu siswa dengan siswa lain. Dengan cara ini, pembelajaran berdiferensiasi membantu membangun budaya belajar yang positif, di mana siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI