Mohon tunggu...
khusnia hayati
khusnia hayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswi teknik robotika dan kecerdasan Universitas Airlangga.Memilki minat terhadap teknologi dan agrikultur. Peduli terhadap lingkungan. Serta suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saatnya Pertanian Indonesia Melakukan Revolusi

7 Juli 2022   12:58 Diperbarui: 7 Juli 2022   13:03 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak dahulu Indonesia sudah dikenal oleh dunia sebagai negara agraris. Dengan sebagian besar mata penceharian penduduk Indonesia sebagai seorang petani. Letak Indonesia dinilai sangat strategis untuk pertanian.  

Sebagai mana telah kita ketahui bahwa Indonesia yang terletak di negara tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hal tersebut membuat lahan di Indonesia menjadi sangat subur. Sektor pertanian Indonesia memegang peranan penting dalam perekonomian nasional Indonesia. 

Sektor pertanian yang menjadi sektor terbesar dalam perekonomian Indonesia kini telah bergeser. Berdasarkan data dari Badan. Pusat Statistika (BPS), nilai kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional sebesar 13,28 %. Dibandingkan dengan data pada tahun 2010, kontribusi pertanian terhadap PDB nasional menurun sebesar 0,65 %.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya beberapa faktor. Salah satunya, yaitu kurangnya tenaga sumber daya manusia sebagai petani serta kurangnya minat generasi muda untuk terjun di dunia pertanian. 

Para generasi muda banyak yang enggan menjadi seorang petani. Karena adanya steriotip bahwa sektor pertanian bukanlah sektor yang menjajinkan untuk masa depan mereka, sederhananya banyak yang menganggap bahwa pekerjaan sebagai petani merupakan pekerjaan masyarakat kelas menengah kebawah. 

Padahal apabila lahan pertanian dikelola dengan sangat baik, efisien dan efektif sektor pertanian dapat menjadi sumber perekonomian yang menguntungkan.  Selain itu para generasi muda banyak yang menganggap bahwa menjadi seorang petani merupakan pekerjaan yang sangat berat. 

Menjadi seorang petani harus panas-panasan, mencangkul tanah, menyebarkan bibit, penyemprotan pestisida dan sebagainya yang dirasa cukup melelahkan. Sehingga tidak banyak generasi muda yang memiliki minat terhadap sektor pertanian. Padahal para generasi muda merupakan penerus bagi suatu bangsa yang nantinya akan memegang kendali atas perekonomian Indonesia.

Oleh sebab itu, perlu adanya revolusi bagi sektor pertanian. Saat ini merupakan era disruption, atau sering di kenal dengan revolusi industri 4.0. Dimana cara kerja adanya perubahan cara kerja yang konvesional menjadi modern. 

Maka sektor pertanian juga perlu melakukan perubahan. Dari cara kerja yang manual kini menjadi lebih modern. Modernisasi pertanian atau "Smart farming Precision Algikultur 4.0" dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut.  Smat farming (pertanian pintar) yaitu pertanian yang berbasis teknologi. 

Sedangkan Precision agrikultur (pertanian presisi) yaitu optimalisasi pengolahan informasi data dan saving cost yang sesuai kebutuhan. Sehingga tanaman tumbuh dengan optimal. Terdapat beberapa teknologi yang digunakan untuk pertanian diantaranya, penggunaan robot untuk penanaman benih, penggunaan drone spayer untuk penyemprotan pestisida, serta soil and weather sensor untuk mengukur kelembapan tanah dan cuaca. 

Dengan menerapkan smart farming precision agrilkultur pertanian jauh lebih mudah dengan hasil panen yang optimal. Sehingga dapat menarik minat para generasi muda untuk terjun di sektor pertanian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun