Dalam kamus Oxford, diplomat diartikan sebagai pejabat yang mewakili suatu negara di luar negeri. Seperti yang kita ketahui diplomat merupakan seseorang yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan negosiasi resmi dan memelihara hubungan politik, ekonomi, dan sosial dengan negara lain. Secara umum, diplomat adalah pelaku diplomasi.
Dalam istilah diplomat tidak ada arti yang spesifik untuk mendefinisikannya. Di beberapa negara, orang yang mewakili negara mereka di luar negeri diberi istilah yang berbeda-beda, diantaranya: Perwakilan Diplomatik, Badan Pusat Urusan Luar Negeri, Delegasi Diplomatik, Komisi Hubungan Internasional, Dinas Luar Negeri agen bersertifikat, Utusan Politik dan Kader Politik. Di Barat, definisi "Diplomat" sebagai pandangan seseorang yang diberikan utusan oleh suatu negara dan memiliki sertifikat yang memberi hak untuk diperlakukan istimewa karena mereka adalah utusan para penguasa yang memiliki dominasi di wilayahnya.
Menurut mitos Yunani terdapat seorang dewa diplomasi yaitu Hermes. Hermes adalah pembawa pesan para dewa. Hermes dikenal sebagai dewa diplomasi yang menggunakan kegantengan, kelicikan dan penipuan. Mitos tersebut pun dipercaya oleh beberapa kalangan di Barat, sehingga beberapa orang sudah terkena doktrin bahwa seorang diplomat dikenal dengan tipu daya, kelicikan dan membenarkan segala cara dalam mencapai kepentingannya. Dubes Inggris Sir Henry Wottom mengatakan bahwa Duta Besar adalah seseorang yang menipu di luar negeri demi kepentingan negaranya sendiri.
Dalam Islam, kata "Diplomat" memiliki definisi sebagai seorang utusan yang membawa pesan kebaikan (dakwah) untuk disebarkan kepada seluruh umat. Rasulullah merupakan utusan Allah yang menyampaikan wahyunya kepada umat manusia. Dia juga seorang duta besar yang mengabdikan dirinya kepada idealisme dan kedamaian secara keseluruhan. Rasulullah menunjukkan dirinya sebagai seorang diplomat dan ahli negosiasi dengan tujuan yang jelas dan baik yang memiliki perilaku yang baik. Seorang diplomat Muslim wajib untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah dan memiliki tatakrama sesuai dengan ajaran moral diplomasi yang ada dalam Islam.Â
Kualifikasi seorang diplomat muslim yang dapat kita teladani dari sosok nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut: [3]
1. Moralitas yang baik
Rasulullah sebagai seorang diplomat memiliki sifat dan kepribadian yang baik, sopan, dan bahkan tidak membalas suatu kejahatan dengan kejahatan lain. Menurutnya, pengaruh moral adalah kualifikasi paling esensial bagi seorang diplomat.
 2. Amanah atas tugasnya
 Seorang diplomat itu harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang dikerjakannya. Karena ia telah dipercaya untuk melakukan tugas-tugas seorang diplomat.Â
3. Intelektual
 Wawasan yang luas dan komunikasi yang baik merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang Diplomat. Dengan hal tersebut, seorang diplomat dapat menyelesaikan masalah dan bernegosiasi dengan mudah.