Mohon tunggu...
Khusnaini Fauzi
Khusnaini Fauzi Mohon Tunggu... -

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

GURU (Sebuah Akronim dalam Catatan Pengalaman Mengajar 15 Tahun)

9 April 2015   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok Seorang Guru

Guru merupakan pilar penopang utama pendidikan yang mempunyai tugas komprehensif, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara dalam segenap aspek yang meliputi kecerdasan rohani dan spiritual, emosi dan intelektual. Dengan kata lain, guru mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengembangkan segala kompetensi peserta didik dalam tataran ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.



Guru adalah seorang mediator, artinya peserta didik memperoleh sajian bahan ajar yang diolah dari kurikulum nasional ataupun kurikulum muatan lokal. Guru juga memiliki tugas sebagai fasilitator agar peserta didik dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui pendidikan sekolah yang didirikan pemerintah maupun masyarakat atau swasta (Suparlan, 2006 : 10). Oleh karena itu, guru memiliki fungsi dan peran yang sangat strategis dalam melaksanakan tugasnya, karena melalui proses pendidikan akan terbentuk sikap, perilaku dan karakter peserta didik sesuai dengan ilmu pengetahuan yang diserap dan dimiliki. Peran guru mempunyai pengaruh yang signifikan dalam proses pembelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan, ide dan sikap positif.

Guru (ngGuyu, Unik, Realistis dan Up to date)

Secara ideal, sosok guru memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, mahir teknologi dan penguasaan ketrampilan, bahkan menjadi contoh dan teladan. Hal ini merupakan konsekuensi logis yang harus dipenuhi dalam mengembangkan pendidikan, yaitu perbaikan sosok dan kinerja seorang guru yang penuh tanggung jawab, penuh kasih sayang terhadap peserta didik dan penuh dengan berbagai kompetensi yang dikuasai.

1.Gdapat berartingGuyu

Guru adalah sosok yang selalu ngGuyu. Artinya, guru mendidik dengan pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning), menggunakan metode dan model pembelajaran yang variatif, menggunakan media yang tepat dan interaktif, menciptakan situasi dan suasana kelas yang kondusif, akrab penuh persahabatan (friendship) dan diselingi humor dengan raut muka yang penuh senyum tanpa ada ketegangan, sehingga menimbulkan kesan simpatik dan apresiatif bagi peserta didik.

2. Udapat berartiUnik

Guru harus menjadi sosok yang unik. Artinya, seorang guru harus mempunyai ciri khas, visi mengajar yang jelas, berkarakter cerdas, humanis, mandiri, futuristik, responsif dan adaptif. Guru juga harus mampu menjadi idola dan human model bagi peserta didik. Hal ini bisa terjadi jika seorang guru luas ilmu pengetahuan dan wawasan, mahir dan menguasai teknologi, skill dan kompetensi serta mempunyai inner beauty, sikap (attitude) dan kepribadian (behaviour) yang positif dan dapat diteladani akhlaknya.

Seorang guru mempunyai tugas yang multifungsi, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pembimbing maupun pelatih yang nota bene menuntut keaktifan, daya inovasi dan kreatifitas pengembangan sumber daya manusia dari guru itu sendiri. Guru dituntut mempunyai kompetensi personal, paedagogi, sosial dan professional yang semuanya itu merupakan kemampuan intregatif, saling mendukung, saling melengkapi dan saling menunjang satu sama lainnya, sehingga terwujud sumber daya guru yang berkualitas, baik rohani maupun jasmani.

3. Rdapat berartiRealistis

Seorang guru harus bersikap realistis. Materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik harus diintegrasikan dengan hal-hal yang aktual, aplikatif dan dihadapkan pada fakta nyata yang terjadi di lingkungan sekitar. Materi pembelajaran tidak hanya diberikan di dalam kelas melalui buku paket, modul dan LKS, tetapi pembelajaran dapat diakses langsung dari kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekolah maupun masyarakat sehingga mudah diserap oleh peserta didik (pembelajaran kontekstual).

Selain itu, guru adalah orang yang menjadi panutan dan tuntunan di lingkungan sekolah maupun masyarakat, karena guru dikenal sebagai sumber ilmu dan sebagai tempat untuk bertanya, konfirmasi pengetahuan dan informasi. Bahkan ada istilah guru adalah orang yang ”digugu dan ditiru” dalam ilmu, perkataan dan perbuatan. Dengan adanya pengakuan, penghargaan dan kepercayaan tersebut, guru harus berpikir realistis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mahir teknologi, melakukan penelitian sebagai sikap responsif terhadap kehidupan masyarakat yang semakin cerdas dan kritis serta sebagai sikap adaptif terhadap perkembangan dan kemajuan zaman yang cepat dan selalu mengalami perubahan.

4. Ujuga dapat berartiUp to date

Seorang guru juga harus bervisi up to date. Maksudnya adalah selalu mengikuti perkembangan zaman, berwawasan luas, mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menulis dan mengadakan penelitian (PTK), mau mencoba metode dan model pembelajaran yang terbaru dan bervariasi, tidak gaptek (gagap teknologi), tetapi kompeten dan mahir dalam bidang teknologi informasi, bahkan menguasai model pembelajaran yang berbasis pada ICT (Information and communication Technology) dan CTL (Contextual Teaching and Learning), serta berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan sosial, pendidikan dan keguruan.

Sosok guru harus mampu mengoperasikan komputer, LCD proyektor dan media ICT lainnya, bahkan sampai pada pengusasaan pembelajaran yang berbasis pada internet (e-learning). Sebagai contoh, peserta didik mengumpulkan tugas harian tidak hanya lewat selembar kertas, tetapi ada media lain yang lebih praktis yang dapat digunakan oleh peserta didik kapanpun dan dimanapun, yaitu melalui media internet (e-mail). Dengan adanya media tersebut akan semakin mempermudah pekerjaan guru, baik dalam mencari sumber belajar (perencanaan), menggunakan media pembelajaran (proses dan pelaksanaan) maupun dalam menilai proses pembelajaran (evaluasi).

Dengan adanya empat hal (ngGuyu, Unik, Realistis dan Up to date) yang sudah dipaparkan diatas, sosok guru diharapkan mampu memposisikan dirinya sebagai insan yang selalu siap melakukan dan menerima perubahan dalam dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun masyarakat, sehingga hakekat pendidikan (yaitu pengembangan secara seimbang antara ranah kognitif, psikomotorik dan afektif) dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun