Mohon tunggu...
Khusbatul lilla
Khusbatul lilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tetap semangat walaupun setiap hari banyak hal yang membuat semangatmu patah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Kedua untuk PAUD

23 Maret 2021   18:25 Diperbarui: 23 Maret 2021   18:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa kedua Untuk Anak Usia Dini

Berdasarkan tahap pemerolehan, bahasa dibagi menjadi 3 yaitu, bahasa ibu ( bahasa pertama), bahasa kedua (ke3 dan seterusnya), dan bahasa asing. Nah dalam artikel saya kali ini saya akan membahas tentang bahasa kedua.


Apa itu bahasa kedua?

Bahasa kedua adalah bahasa lain yang dipelajari oleh anak yang bukan dari bahasa ibunya. Bahasa kedua ini bisa juga bahasa nasional, bahasa resmi negara, kedaerahan bahkan juga bisa bahasa asing. Contohnya yaitu, ani adalah seorang anak yang tinggal di Yogyakarta, ani diajarkan oleh orang tuanya bahasa Jawa. 

Kemudian saat ani memasuki bangku sekolah, ani mendapat pelajaran bahasa Indonesia disekolahnya, maka bahasa Indonesia tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai bahasa kedua anak.

Kapan sebaiknya anak kita dikenalkan dengan bahasa kedua?

Menurut sebagian besar peneliti, semakin cepat atau dini anak diajarkan bahasa kedua, maka akan semakin baik bagi anak. Begitu pula dengan waktu yang dimiliki oleh anak untuk mendapatkan bahasa bahasa baru, jika dibandingkan dengan anak yang baru diajarkan bahasa kedua oleh orang tua mereka saat mereka di usianya yang lebih dari usia belajarnya. 

Masa anak adalah muda dimana anak memiliki banyak sekali waktu untuk mereka belajar dan juga anak lebih mudah dalam menerima pelajaran yang diajarkan oleh orang tua ataupun guru mereka.

Pada masa anak belum sekolah, terutama saat usianya 3 tahun adalah masa dimana dasar berpikir, perilaku, sikap, bahasa, bakat, serta karakter mereka sedang dalam perkembangan yang pesat. Sehingga pada usia tersebutlah merupakan usia yang terbaik untuk anak belajar bahasa.

Pada saat anak berusia 3 tahun, mereka sudah fasih dalam menggunakan bahasa ibu, dan saat usia ini jugalah anak mulai siap dalam belajar bahasa baru selain bahasa ibu, sehingga mereka dapat membedakan antara bahasa ibu dengan bahasa kedua.

Saat anak berusia 1 tahun kemampuan belajar mereka sebesar 50 % dan pada saat usia mereka berusia 8 tahun 30% lainnya baru berkembang. Itu berarti saat anak berusia 8 tahun adalah periode yang kritis bagj anak, sehingga mereka harus banyak belajar dan juga berkembang. 

Para ahli yang meneliti tentang fisiologi otak terhadap kemampuan belajar bahasa anak, juga mengungkapkan lebenaran bahwa, saat anak berusia 8 tahun maka otak akan memiliki sifat plastisitas atau fleksibel, yang membuat anak belajar bahasa dengan cepat dan mudah. Pada saat otak mengalami kritis, otak mampu menyerap segala informasi serta pengetahuan dengan baik.

Nah jadi kesimpulannya adalah, jika anak diperkenalkan dengan bahasa baru sedini mungkin, maka akan semakin mudah anak dapat menerima bahasa baru tersebut. Pada saat usia mereka masih dini, otak masih terbuka lebar, sehingga untuk menerima suara dan bahasa baru sangat mudah ditelaah oleh anak.

Belajar bahasa kedua juga sangat bermanfaat lho bagi anak kita. Seorang peneliti dari Harvard University, mengungkapkan saat anak dilatih atau diajarkan bahasa tambahan maka kemampuan berpikir, kritis, kreatif, dan fleksibel akan meningkat dengan pesat. Belajar bahasa yang sesering mungkin diulang-ulang juga dapat meningkatkan kekuatan otak dan ingatan pada anak.

Nah bagaimana cara mengajarkan bahasa kedua kepada anak dengan maksimal?

Ada 6 hal utama yang dapat membantu merangsang perkembangan otak pada saat periode kritis bagi anak, mulai dari penglihatannya, suaranya, rasa, penciuman, sentuhan hingga pergerakan. Oleh sebab itu, kita juga dapat mengajarkan bahasa kedua kepada anak dengan merangsang 6 hal ini. 

Di bawah inilah media belajar yang bisa kita gunakan saat mengajarkan anak bahasan kedua.
1.Dengan media gambar. Kita bisa menggunakan gambar dengan cara menunjukkannya kepada anak kita, misalnya gambar hewan, sayur, buah dan lain sebagainya, sambil mengucapkan Nama nama benda yang ada di dalam gambar tersebut yaitu dengan bahasa kedua.
2.Dengan media musik ataupun irama. Musik merupakan salah satu media untuk membantu merangsang fungsi otak kita, liriknya yang menarik membuat anak semakin mudah dalam belajar, karena anak lebih mudah mengingatnya.
3. Dengan media gerakan tubuh. Ajaklah anak menggunakan tubuh dan pikiran mereka secara bersamaan. Hal ini juga dapat membantu anak dalam mengingat.
4.Dengan media sentuhan. Kita dapat mengajarkan anak dengan cara menghitung dengan menggunakan bahasa kedua, dengan sebuah lagu, lalu menggerakkannya dan juga menyentuh jati tangan kita.
5.Dengan media perasa. Kita juga dapat bertanya kepada anak dengan berbagai macam makanan atau minuman, kemudian mengajaknya untuk menyebutkan naka dari makanan tersebut dengan menggunakan bahasa kedua.
6.Dengan media penciuman. Kita bisa mengajak anak bermain dengan cara tebak makanan ataupun benda yang memiliki bau dan ada di dalam tempat tertutup, kemudian minta anak menebak benda atau makanan tersebut dengan menggunakan bahasa kedua.
7.Bermain sambil belajar. Pasti anak akan senang kalau kita ajak bermain. Kita dapat melakukan hal yang menyenangkan dengan anak dan mengajaknya berbicara dengan bahasa kedua.
8.Mengajarkan anak dengan cara santai. Jangan pernah memarahi anak ketika ia tidak dapat melakukan apa yang kamu suruh. Jika kita memarahi anak dan anak jadi stres saat belajar maka hal itu dapat menurunkan niat belajar anak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun