Teori Disonansi Kognitif
Pernahkah kita merasa tidak nyaman saat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepercayaan kita? Inilah disonansi kognitif. Dalam situasi tertentu, seseorang mungkin menyukai produk tertentu, tetapi mereka merasa konflik batin ketika mengetahui bahwa perusahaan produk yang disukai tersebut ternyata mendukung tindakan militer Israel. Kemudian Mereka memilih untuk menolak menggunakan produk tersebut sebagai bentuk perlawanan moral untuk mengatasi rasa ketidaknyamanan. Contoh dari konteks ini adalah ketika kalangan masyarakat suka brand produk makanan merek luar negeri, tetapi telah terdapat kabar bahwa brand tersebut mendanai arsenal militer Israel. Sehingga, masyarakat yang sepihak dengan Palestina menjadi ragu akan mengkonsumsi produk produk makanan dari brand merek luar negeri tersebut dan lebih memilih untuk mencari produk alternatif untuk keluar dari rasa ketidaknyamanan itu.
Saat Gerakan Boikot Ditertawakan, Namun Membawa Dampak yang Mengagetkan
Dalam hidup, tidak ada yang sia-sia begitupun dengan dilakukannya gerakan boikot produk pro Israel ini. Gerakan boikot bukan hanya aksi mogok untuk membeli produk-produk yang dianggap berafiliasi dengan Israel. Akan tetapi, Gerakan ini telah membawa dampak yang nyata baik dari segi ekonomi maupun sosial. Di Indonesia, survei terbaru dari Compas menunjukkan bahwa gerakan boikot ini dapat secara drastis mengurangi angka penjualan merek-merek yang berafiliasi dengan Israel di berbagai kategori barang. Penurunan ini menggambarkan keberhasilan boikot dalam mengikis pangsa pasar merek tertentu, sekaligus memengaruhi pola konsumsi masyarakat secara keseluruhan.
Penurunan yang paling mencolok terlihat pada kategori produk ibu dan bayi, di mana terjadi penurunan penjualan sekitar 92% dari 37 merek yang tercatat dalam daftar produk boikot. Selain itu, dalam kategori kesehatan, mengalami pengurangan jumlah produk yang terjual dibandingkan dua minggu sebelumnya  sebanyak 74% dari 29 merek yang masuk dalam daftar boikot. Demikian pula dalam kategori makanan dan minuman, memperlihatkan penurunan penjualan yang drastis sebanyak 74% dari 75 merek yang diboikot. Begitupun dengan kategori perawatan dan kecantikan, yang menghadapi nasib yang sama hingga turun sebanyak 62% dari 85 merek
Namun, tidak hanya dampak buruk yang diakibatkan dari gerakan boikot ini. Tetapi, gerakan boikot produk multinasional yang berafiliasi Israel telah membawa keuntungan bagi produk lokal untuk lebih dikenal masyarakat luas, sebab alih-alih bertahan dengan produk yang terkena boikot, masyarakat Indonesia cenderung mencari produk alternatif sebagai pengganti produk yang mereka boikot dalam beberapa kategori. Berdasarkan survei yang dilakukan GoodStats menggunakan 1000 sampel responden, menunjukkan bahwa konsumen beralih ke produk lokal, di mana kategori makanan cepat saji misalnya, Hoka-Hoka Bento dan Richeese Factory ada di urutan teratas sebagai produk pengganti pilihan masyarakat. Sementara itu, dalam kategori air mineral, Le Minerale mencatatkan angka 47,4% sebagai alternatif utama bagi masyarakat yang mencari alternatif untuk produk yang diboikot. Ini menyebabkan lonjakan penjualan produk lokal, sekaligus mendukung perkembangan ekonomi nasional.
Potensi Penguatan Gerakan Boikot Produk Pro Israel
Gerakan boikot produk Israel bukan hanya sebagai bentuk solidaritas, namun merupakan realisasi sikap moral dan nilai kemanusiaan. Dampaknya terhadap ekonomi Israel dan reputasi internasional mulai terlihat meskipun menghadapi banyak tantangan. Beberapa langkah penting perlu diambil agar gerakan ini lebih efektif. Pertama dan terpenting, pendidikan publik harus ditingkatkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hubungan antara produk yang diboikot dan kebijakan pendudukan Israel. Kampanye berbasis data, seperti menggunakan informasi yang akurat memiliki potensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong partisipasi yang lebih besar dalam gerakan tersebut.
Selanjutnya, untuk memberikan konsumen pilihan yang cukup untuk tidak terlalu bergantung pada produk yang terafiliasi Israel, penguatan ekonomi lokal memiliki peran krusial. Namun, untuk mencapai hal ini, pemerintah dan pelaku usaha lokal harus mendukung peningkatan kualitas dan distribusi produk dalam negeri.
Dengan serangkaian langkah ini, gerakan boikot dapat berubah menjadi alat yang kuat untuk mendukung keadilan bagi rakyat Palestina dan juga dari sisi ekonomi, gerakan boikot produk pro Israel menunjukkan bahwa bahwa keputusan konsumen memiliki pengaruh untuk dapat membawa perubahan besar di seluruh dunia.
REFERENSI