Ternyata Orang Philipina Saling Narik di Arab

Ternyata orang Philipina yang memiliki posisi-posisi bagus di lahan kerja di seantero Arab punya tradisi unik mencapai jabatan.

Selain karena mereka unggul dalam soal bahasa, mereka juga saling menarik temannya untuk datang ke sana dan menduduki posisi penting.

"Satu posisi untuk orang Philipina akan menarik enam orang Philipina lainnya ke divisi itu." kata seorang supir rental peralatan bangunan yang tengah berlibur di tanah air, ia mau berangkat lagi ke  Qatar.

Beda dengan orang Indonesia, menurut pengalamannya, orang Indonesia cenderung mementingkan kesukuan ketimbang kebangsaan. Kalau beda suku maka tak akan menarik suku lain untuk bekerja.

Ini hal menarik, ternyata rasa kebangsaan yang bhineka tunggal ika itu  tak mempan di LN. Bahkan sebenarnya di tanah air kita juga sangat mudah menjumpai gap ini di semua sektor.

Orang Jawa dengan orang Jawa, Bali dengan Bali, Sunda dengan Sunda, Bugis, Batak dst. Mereka gemar membentuk koloni masing-masing dan punya kode tersendiri dan kecendrungan untuk mengedepankan suku sendiri ketimbang yang lainnya meski suku lain lebih mumpuni.

Beda dengan orang Philipina, Philipina ya Philipina. Tanpa kenal suku lagi.

Inilah salah satu penghambat 'abadi' di tanah air. Bahaya laten (belum agama) yang tak remeh. Kita bicara pembangunan dan kemajuan bangsa. Hal ini sangat mempersulit keadaan.

Satu-satunya suku yang katanya bisa menandingi kehebatan invasi orang Philipina di divisi divisi penting di Arab adalah orang Aceh. Entalahlah sifat apa yang dimiliki orang Aceh sehingga mereka bisa fight begitu di sana.

Bagi teman-teman yang berada di LN tariklah orang Indonesia untuk menduduki posisi-posisi penting di sana. Jangan diam- diam saja.Ok.