[caption id="" align="alignnone" width="680" caption="Andreas Harsono, aktivis LSm pengupload pertama video kekerasan Cikeusik"][/caption] Deretan kecurigaan dan bukti konspirasi di balik insiden Cikeusik makin bermunculan. Mulai dari pita biru, tumpukan senjata tajam di rumah suparman, salam tabik pelaku penyerang ke cameramen, pembagian duit ke para penyerang, dan sikap polisi penjaga yang ogah-ogahan makin memperjelas dan kasat bahwa insiden penyerangan jemaah Ahmadiah di Cikeusik adalah sarat dengan design. Yang paling menyeramkan bukan pembantaian mayat telanjang itu, tapi cameramen yang misterius tapi juga tidak misterius. Para penyerang itu tampak mengenal baik sang cameramen, bahkan di video seorang penyerang memberi salam tabik. [caption id="" align="alignleft" width="200" caption="Salam tabik penyerang ke kameramen, dia minta izin atau hormat ke atasan, atau majikan?"][/caption] Lebih dari itu pengupload video pertama juga sama misteri dan bertabirnya. Dialah Andreas Harsono, sang pengupload pertama itu. Ia selalu menolak panggilan tv untuk dijadikan pembicara, ia bahkan menolak wartawan mewanwancarainya. Siapakah Andreas Harsono? Dia adalah aktivis LSm yang selalu berhubungan dengan pihak asing dan menitikberatkan gerakan lsm-nya pada hak asasi manusia, suatu yang sangat empuk mendatangkan dollar. Inilah briefing singkat data diri Andreas yang dikutip dari blog pribadinya: A writer in Jakarta, finalizing traveloque A Nation in Name: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism, in Malay wrote anthology'Agama' Saya Adalah Jurnalismeand co-authoredJurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Helped set up Jakarta's Alliance of Independent Journalists, the Institute for the Studies on Free Flow of Information, Pantau Foundation and the Bangkok-based Southeast Asia Press Alliance. Member of the International Consortium for Investigative Journalists. A Nieman Fellow on Journalism at Harvard University. Jember, a small town in eastern Java, is my hometown.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H