Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

May dan Langkah Ke-28

25 April 2024   00:00 Diperbarui: 25 April 2024   00:04 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia May sedang mekar-mekarnya ketika peristiwa naas tersebut terjadi. Tubuhnya bergerak bebas menikmati beragam wahana permainan di taman hiburan. Senyumnya taramat rajin mengembang menikmati rangkain momen yang menerbitkan kebahagiaan seorang remaja.

Lalu, segalanya tiba-tiba menjadi gelap. Semuanya hancur bak gerabah lebur jatuh dari ketinggian. Sekalipun fisiknya tetap bertahan dan tumbuh sebagaimana perempuan lainnya, dunianya berantakan.

Beruntung, May mampu membangun dunia kecilnya meskipun di dalam ruang sempit. Dan, kakinya diberi kekuatan untuk melangkah sekalipun dalam radius yang digambarkan sebagai 27 langkah. May mampu bertahan dan mempertahankan napasnya---alih-alih mengakhirinya.

Apa yang dialami May, sejak semula, tak pernah menjadi perhatian publik. Kisahnya tidak pernah memenuhi pemberitaan media massa dan narasi di media sosial platform mana pun. Tak ada inisiasi publik untuk menggugat pemangku kepentingan bertindak.

May bukankah seorang kurban, melainkan korban. Ia tidak melakukan apa pun yang membawa dirinya ke dalam pencobaan membangkit hasrat "binatang" para lelaki hidung belang. Ia hanya berjalan kaki, untuk pulang ke rumahnya. Ia hanya sedang berbahagia memeluk boneka yang ia peroleh dari taman hiburan yang didatanginya.

May bertahan dalam lapis pertahanan yang dibangun ayahnya. Lebih dari itu ada perhatian dari sahabat ayahnya. Baru kemudian, kelak ia mengenal seorang pesulap melalui cara atau proses yang teramat terapeutik.

Sebagai informasi untuk membuka wawasan siapa saja, May tidak sendirian. Kejadian naas yang dialaminya, masih menyisip dalam masyarakat. Dan, apa yang dialami May tidak hanya menimpa para perempuan dewasa. Namun juga para gadis di bawah umur (anak-anak).

Solusi

Saya tidak memiliki solusi yang lihai dan tidak kompeten untuk mengajari May dan sesamanya. Demikian pula, saya tidak memiliki tutorial sebagai lelaki dan untuk lelaki. Namun, saya meyakini berikut ini.

Jika setiap anak laki-laki tumbuh dan dibesarkan dengan cara pandang bahwa setiap perempuan adalah seorang ibu dalam retina mata fisik dan batinnya, niscaya dunia akan lebih baik. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun