Thomas (Tom) Lembong adalah sosok yang dikenal banyak orang. Ia menyandang nama lengkap Thomas Trikasih Lembong, dengan sapaan akrab Tom Lembong.
Nama Thomas (Tom) Lembong mulai ditelisik dan dicatat oleh para wartawan sejak 2015. Sejak itu, wajah dan ucapannya menjadi kerap menghiasi pemberitaan media skala nasional.
Bagi masyarakat luas, nama Thomas Lembong belumlah familiar. Namun orang-orang mulai kepo ketika namanya disebutkan sebagai Menteri Perdagangan pada 2015-2016.
Tom Lembong menjadi menteri
Ditilik dari tahun masa jabatan tersebut, memang masa bakti Tom Lembong sebagai Menteri Perdagangan hanya selama dua tahun. Namun, Presiden jokowi tampaknya enggan melepasnya begitu saja.
Masa pengabdian Thomas (Tom) Lembong bersama kabinet berlanjut sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Institusi ini kini telah berganti nama menjadi Kementerian Investasi.
Mungkin banyak orang yang belum tahu bahwa sebagai menteri, Thomas (Tom) Lembong tak lain adalah sosok krusial di balik layar.
Tom Lembong menulis pidato Jokowi
Menurut tulisan di Kompas.com yang ditayangkan pada 12 November 2023, Thomas (Tom) Lembong termasuk sosok yang pernah menulis narasi pidato untuk Presiden Jokowi.
Salah satu teks pidato yang ditulis Tom Lembong yang dianggap paling monumental saat itu adalah naskah pidato Presiden Jokowi yang menggunakan ilustrasi atau parabel "Game of Throne".
Mengapa bisa begitu? Sebab saat itu seri drama fantasi itu sedang menuju puncaknya. "Game of Thrones" sedang menyambut musim kedelapan dan terakhir di HBO dan Tom Lembong menggunakannya sebagai ilustrasi.
Ketika Thomas (Tom) Lembong menginisiasi gambaran "Game of Thrones", seri televisi drama fantasi yang diproduseri HBO ini dijadwalkan tayang pada 14 April 2019.
Tom Lembong dan orang-orang sekitar istana
Saya tak sengaja menemukan nama Tom Lembong pada (larut) malam ini saat membaca buku jurnalis Kompas J Osdar dalam seri Sisi Lain Istana jilid 3.
Buku ketiga seri tersebut diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas pada 2017. Tulisan berjudul "Sarung jokowi dan Wak, Wak, Wak" terdapat dalam bab "Yang Dikerjakan Para Pembantu Jokowi".
Buku seri Sisi Lain Istana sebagai kumpulan tulisan jurnalis J Osdar, memang menyimpan banyak nama. Misalnya BG (Budi Gunawan), Puan Maharani, Tito Karnavian, Gus Dur, dan Jokowi sendiri.
Tentu saja sesuai dengan temanya, tulisan-tulisan ringan tersebut menyebutkan nama orang-orang yang berada di sekitar atau terkait istana sejak Presiden Jokowi dan presiden sebelumnya.
Wartawan istana Soeharto hingga Jokowi
Rentang kisah dalam buku seri Sisi Lain Istana ini memang panjang. J Osdar adalah wartawan yang melintasi banyak masa pemerintahan presiden. Sejak era Soeharto, hingga Jokowi.
"Saya pribadi tidak ragu bahwa Bung Osdar, sebagai wartawan istana, mampu mengungkap apa yang terjadi di istana untuk dihadirkan kepada pembaca," demikian tulis Jakob Oetama dalam Pengantar.
Bukan hanya tentang presiden, melainkan semua hal yang berkait dengan istana pun, dalam pandangan Jakob Oetama, diungkap oleh J Osdar.
"Tapi bukan hal-hal yang berat, melainkan hal-hal yang ringan, yang cenderung alpa diperhatikan orang," ungkap Jakob Oetama.
Ada nama Tom Lembong
Nama Thomas (Tom) Lembong saya temukan saat saya membaca tulisan berjudul "Orang-orang presiden", di bawah tajuk bab "Yang Dikerjakan Para Pembantu Jokowi", halaman 121 hingga 124.
J Osdar mendedikasikan tulisan itu khusus bagi peristiwa yang terjadi di bulan Juni 2016. Ia memulainya dari kisah di Metro TV ketika syuting acara Mata Najwa.
Najwa Shihab ketika itu sedang mewawancarai sejumlah orang penting yang berperan sebagai pembantu presiden, pada masa pemerintahan presiden tertentu.
Hadir pada kesempatan tersebut, Umar Juoro dan Indria Samego sebagai Asisten Presiden dan Wakil Presiden B.J. Habibie.
Lalu, ada Wahyu Muryadi dan Adhi Massardi (Kepala Protokol Istana dan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid.
Ada pula Julian Aldrian Pasha (Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudoyono), serta Johan Budi (anggota Tim Komunikasi Presiden Joko Widodo).
"Satu hal yang bisa dicatat dari yang dikatakan orang-orang istana ini adalah usaha untuk mengunggulkan tiap presiden yang mereka bantu," tulis J Osdar.
Mereka dalam pandangan J Osdar berusaha mengatakan, presiden yang mereka bantu adalah orang yang sederhana, paling berani, paling berhasil, dan seterusnya.
Meramalkan Jokowi
Selanjutnya tulisan tersebut berlanjut mengisahkan banyak peristiwa yang terjadi bulan Juni 2016. Termasuk acara berbuka SBY bersama sejumlah wartawan di Petamburan, Jakarta.
"Saat ini Jokowi punya hubungan mesra dengan masyarakat banyak, sejumlah parpol, dan pers, sementara saya banyak dicerca," ungkap Susilo Bambang Yudoyono.
"Tapi, anggota kabinetnya tidak saling kritik secara terbuka di ruang publik dan mendukung saya secara solid," lanjut SBY.
Yang menarik, apa yang dicatat oleh J Osdar dalam dua paragraf terakhir. Pertama, ia mengutip SBY yang mengatakan bahwa kemungkinan muncul calon presiden selain Jokowi pada 2017 atau 2018 untuk pemilu 2019.
Kedua, paragraf pamungkas, J Osdar menulis tentang kejadian di Redaksi Kompas, di Jakarta pada 21 Juni 2016. Ia mengutip ucapan Menteri Perdagangan saat itu.
Pada kesempatan itu Thomas (Tom) Lembong antara lain mengatakan, "Dalam situasi ekonomi seperti sekarang, kita untung punya Presiden Jokowi yang rendah hati." (*)
Sumber Informasi:
- Kompas.com - https://money.kompas.com/read/2023/11/14/221359826/profil-thomas-lembong-eks-menteri-jokowi-yang-gabung-timses-amin
- Sisi Lain Istama 3: Sarung Jokowi dan Wak, Wak, Wak. Penerbit Buku Kompas, cetakan pertama, 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H