Ada banyak nama lain di berbagai negara. Keluarga Bahagia Di Jerman, Pita's Life di Inggris, Rissa Martin di Belanda, Kimbab Family di Korea Selatan, Rizal di Jepang, Tannya Roumimper di Amerika, My OzLife di Australia, dan Nomadprostory di Afrika.
Diaspora Indonesia, dengan segala pergulatan dan keterbatasan, melepas rindu pada tanah air sekaligus mengabarkan bahwa mereka baik-baik saja.
Seiring waktu, mereka pun paham mengemas konten dengan baik.
Media, Konten, Kreator Konten
Perubahan lanskap media memungkin semua itu mewujud. Secara luas dijelaskan Thomas Friedman dalam bukunya, The World Is Flat. Bacalah!
Penjelasan versi pakar media, tentu akan panjang, dalam, dan kompleks. Izinkan saya menempuh jalan sederhana ini.
Terdapat tiga kategori media: cetak, elektronik, dan online. Ketiganya didasarkan pada medium. Berdasarkan pengindraan, ragam media bisa dikategorikan sebagai media visual, audio, dan visual audio.
Dalam kelindan matriks, ragam media bisa bersilang-saling menjadi multivarian. Kompas.ID misalnya, belum lama berselang menghadirkan fitur audio "pembaca berita". Sebuah tulisan tak selalu dikonsumsi mata.
Multivarian ini membawa kita pada ranah "tanpa" tapal batas. Keniscayaan yang menantang. Seseorang yang memutuskan untuk menjadi Kreator Konten, selayaknya tak tersandera oleh ini.
Sebaiknya fokus pada kompetensi diri untuk berperan di beragam media. Leo Tolstoy berujar, "Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself."